Warning!

1.4K 148 4
                                    

Sehun baru saja keluar dari minimarket dengan satu kantung berisi beberapa bungkus ramyun saat ponselnya bergetar.

Jongin? Tidak biasanya anak itu menghubunginya apalagi malam-malam begini.

"Sehun-a! Youjung masuk rumah sakit!"

Sehun tidak mengatakan apapun. Ia mematikan sepihak sambungannya untuk berlari ke halte yang tidak jauh dari minimarket. Jantungnya berdegup sangat kencang sekarang. Ia merasa khawatir dengan keadaan sahabatnya itu.

Jangan salah paham. Perasannya hanya sebatas simpati, dan sekarang bertambah dengan perasaan takut dan bersalah. Dengan kedatangan Chanyeol, Sehun takut laki-laki itu yang mencelakai Youjung untuk mempengaruhinya. Jika benar, rasa bersalah itu akan benar-benar melekat dalam setiap hembus nafasnya.

Bus yang dinanti terasa begitu lama. Ia bergerak gelisah, berjalan mondar-mandir di halte itu tanpa memedulikan pandangan orang-orang yang menatapnya aneh.

Drrt drrt

Ponselnya kembali bergetar, satu pesan dari Jongin.

'Bodoh! Kenapa langsung dimatikan? Memang kau mau pergi ke rumah sakit mana? Keadaan Youjung baik-baik saja, hanya luka ringan dan lecet. Kami dalam perjalanan pulang sekarang.'

Sehun merasa lega, tapi juga kesal. Beruntung Jongin tidak tahu identitas Sehun yang sebenarnya. Kurang ajar sekali anak itu memanggilnya seperti tadi. Tapi Jongin memang ada benarnya. Tanpa mengetaui rumah sakit mana yang dimaksud, Sehun akan naik bus nomor berapa? Jika salah, jelas itu akan membuang waktu.

Ya, Sehun memang bodoh.

.

.

Youjung baik-baik saja. Seperti kata Jongin, gadis itu hanya mengalami luka ringan. Tapi tetap saja Sehun merasa geram dengan para preman yang menganggu Youjung dalam perjalanan pulang gadis itu dari akademi. Daerah rumah Youjung itu aman, jadi Sehun sangat yakin jika preman itu adalah anak buah Chanyeol. apalagi preman-preman itu tidak mengambil barang berharga apapun.

"Kita harus melaporkannya ke polisi. Apa kau melihat wajah mereka?" sejak kedatangan Sehun, Jongin tidak berhenti menginterogasi Youjung. Mungkin sebelumnya Jongin juga melakukan itu melihat dari raut lelah Youjung menjawab pertanyaan Jongin.

Lucu memang. Jongin yang dulu suka membully Youjung sekarang menjadi orang terdepan yang peduli. Beruntung tidak ada Baekhyun dan Kyungsoo. Jika ada, bukannya sembuh, mungkin Youjung arus kembali ke rumah sakit untuk memeriksakan telinganya.

"Aku tidak begitu yakin, tapi aku melihat ada tato di pergelangan tangannya."

"Tato apa?"

"Aku tidak begitu yakin, tapi seperti burung."

"Phoenix." Tanpa sadar Sehun bergumam, yang sedetik kemudian disesalinya karena Jongin memberondongnya dengan pertanyaan setelah satu anggukan pelan dari Youjung.

"Dari mana kau tahu, Oh Sehun?"

Tatapan itu, Sehun memang tidak boleh menganggap remeh Jongin, bagaimanapun juga anak itu pernah berada di dunia gelap, meski hanya setingkat berandalan sekolah.

"Hanya menebak." Jawabnya datar, "Youjung-a, sebaiknya kau istirahat."

Jongin tidak bertanya lagi, tapi Sehun masih bisa merasakan kecurigaan laki-laki itu.

"Ini sudah malam. Kalian pulanglah."

"Tapi kau sendirian di rumah." Jongin terlihat tidak rela untuk pergi.

"Aku baik. Lagipula besok pagi-pagi sekali Jang Ahjumma akan datang."

Menyadari Jongin yang tidak akan pergi dan Youjung yang sepertinya ingin waktu sendiri, Sehun menengahi, "Kau yakin akan baik-baik saja?"

TEMPO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang