Betrayer

811 89 5
                                    

Hi!!! Long time no see~

...

"Hyung, turunkan aku." Sehun menepuk pelan bahu Chanyeol. Entah ini permintaannya yang ke berapa dan kembali ditolak.

Mereka sudah berjalan lama, tanpa tujuan. Dari posisinya ia bisa mendengar napas Chanyeol yang mulai kepayahan karena menggendongnya. Chanyeol memang kuat, tapi ini sudah terlalu lama.

"Aku berat, Hyung. Biarkan aku jalan sendiri."

"Tidak, Sehun. Kau belum sembuh."

Seluruh tubuh Sehun memang sakit, berdiri saja ia kepayahan hingga Chanyeol harus menggendongnya.

"Hyung, aku selalu merepotkanmu ya." Mengalah, Sehun melingkarkan tangannya di leher Chanyeol, menatap ke depan dengan otak yang memutar masa lalu.

"Bohong jika aku mengatakan tidak."

Kejujuran memang kadang menyakitkan, bukan? Sehun merasakannya. Tidak pernah sekalipun Sehun tidak menempatkan Chanyeol dalam masalah. Ia merasa tidak berguna dan Sehun benci itu.

Sehun telah mencoba menjadikan dirinya sedikit berguna, tapi baik di masa lalu ataupun masa sekarang, semuanya berakhir dengan ia yang selalu membuat Chanyeol ada dalam posisi sulit.

Seperti Sehun yang melawan anak buah Chanyeol, yang ia tahu semuanya adalah pengkhianat, tapi lihatlah sekarang bagaimana keadaan Sehun yang justru membuat Chanyeol harus menggendongnya.

"Tapi aku tidak bisa membayangkan jika kau tidak pernah merepotkanku."

Dahi Sehun mengernyit, tidak mengerti dengan ucapan Chanyeol.

"Aku mungkin sudah tidak ada lagi di dunia ini jika saja saat itu kau tidak datang."

"Hyung-"

"Kau sangat berarti untukku Sehun-a, satu-satunya keluarga yang kumiliki."

DEG

Hati Sehun tersentuh. Ia memang tahu Chanyeol menyayanginya, tapi mendengarnya langsung seperti ini membuatnya tidak mampu mengatakan apapun.

CUP

Sehun mencium puncak kepala Chanyeol, cukup lama untuk saling memberitahukan rasa sayang masing-masing. Mereka memang tidak sedarah, tapi ikatan yang telah terjalin di antara keduanya lebih erat dan lebih rumit dari apapun.

"Maafkan aku, Hyung."

"Kau tahu, Sehun-a?"

Sehun menggeleng, meski Chanyeol tidak bisa melihatnya.

"Aku tidak bisa berpikir kita harus kemana sekarang. Ini benar-benar tidak terpikirkan olehku."

Bukannya ikut merasa khawatir seperti Chanyeol, Sehun justru terkekeh. Chanyeol yang putus asa seperti ini sangat jarang, mungkin bisa dihitung dengan banyaknya ibu jari yang kau miliki.

Ckiiit

Langkah Chanyeol terhenti, Chanyeol terdiam. Ia bisa merasakan tubuh Chanyeol menegang.

Sebuah mobil berhenti di samping mereka. Tidak hanya satu, ada tiga mobil yang bisa ia lihat di depan, entah ada berapa di belakang sana.

"Halo, Manis. Lama tidak bertemu."

Suara itu, Sehun semakin mengeratkan lingkaran tangannya di leher Chanyeol.

"Sayang, kenapa kau tidak memberitahuku jika adik manismu ini sudah sadar? Kenapa berjalan-jalan di tengah malam seperti ini?"

Tuk

Kaki berbalut stiletto merah itu berhenti di hadapan Chanyeol. Sehun mendongak, melihat bagaimana seringaian dari bibir merah itu tampak sangat mengerikan.

Jang Nara.

.

.

Chanyeol hanya bisa pasrah. Ia dan Sehun telah ada bersama Nara di dalam mobil sekarang. entah kemana Nara akan membawanya. Jika keadaan Sehun normal, mungkin ia tidak akan melewatkan kesempatan sekecil apapun untuk memberontak. Tapi dengan keadaan Sehun sekarang akan sangat berbahaya.

Chanyeol memang bodoh, terlalu percaya pada Jang Nara yang nyatanya adalah seekor ular. Keinginan untuk kabur yang selama ini wanita itu ujarkan mungkin hanyalah tipu muslihat.

"Hyung."

Sehun yang bersandar di bahunya semakin lemah. Kulitnya yang pucat terlihat semakin pasi. Genggamannya di tangan Sehun mengerat, ia tidak tega melihat darah yang terus keluar dari betis kiri Sehun, meski lukanya telah dibebat.

"Tidak bisakah kita ke rumah sakit?"

"Tidak. Akan ada yang mengurusnya di markas nanti."

Chanyeol menggeram marah. Mereka bahkan menembak kaki Sehun meski Chanyeol tidak melakukan perlawanan apapun.

"Noona, kumohon." Chanyeol memohon dengan suara lirihnya, menatap penuh harap pada Nara yang duduk di depan, di samping kemudi.

"Kau harus membayarnya nanti, Park Chanyeol."

Chanyeol menghela napasnya lega, sedikit sesak di dadanya telah berkurang. Setidaknya di rumah sakit Sehun akan mendapat perawatan yang semestinya.

"Kita ke rumah sakit sekarang."

"Tapi Nyonya-"

"Aku yang bertanggung jawab."

...

TBC

TEMPO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang