1. Jaket

2.1K 249 34
                                    

Sebelumnya aku mau minta tolong komen di kata yang typo ya biar bisa aku betulin. Karena aku ga suka kalo ketikanku ga rapi *halah. tapi males edit :(*

***

Hujan saat dimalam hari benar-benar membuat siapapun kesulitan. Terutama orang-orang yang baru pulang sehabis berkelut dengan pekerjaan.

Khususnya laki-laki bernama lengkap Takata Mashiho yang menghembuskan nafasnya, kedinginan. Dia baru saja pulang bekerja, baru saja sampai dihalte, tapi harus merelakan dirinya tertinggal bus diiringi suara rintik hujan yang semakin deras.

"Harusnya tadi aku natanya asal-asalan aja" gerutuannya disela-sela nafasnya yang mulai membeku. "Biar bisa pulang cepet"

Ia kembali memikirkan pekerjaannya di toko komik dekat sekolahnya. Hari ini ada banyak kotak komik edisi terbaru yang datang, cukup membuatnya kesulitan menata komik di rak buku. Apalagi kalau mengingat tinggi badannya.

"Aduh-aduh gila!! Sakit woy YEDAM!"

Mashiho menoleh ke kiri, kemudian menatap bingung 2 laki-laki dipojok halte dengan kondisi tubuh kebasahan total -oh jangan lupakan mereka yang sibuk tertawa entah karena apa.

"Lagian! Gara-gara kamu aku basah nih!"

"Kok aku sih?" Laki-laki yang lebih tinggi terkekeh. "Salahmu juga gabawa payung. Aku kan cuma jemput kamu"

"Kamu juga ga ada inisiatif bawa payung!"

Orang kasmaran rupanya, Mashiho menggelengkan kepala dan memilih untuk tidak menguping lagi. Tapi kemudian ia mencuri pandang, melirik seragam tak asing yang dikenakan salah satunya. Mashiho kemudian melirik seragamnya di dalam paper bag. Loh satu sekolah?

"Eh"

Mashiho mendongak, cukup kaget karena sapaan yang tiba-tiba. Ia menatap pada laki-laki yang lebih tinggi darinya. "Kenapa ya?"

Laki-laki itu tersenyum canggung sambil menggaruk tengkuknya. "Nih jaket" katanya, kemudian melirik kebelakang, tepat pada pacarnya yang ikut tersenyum kepada Mashiho. "Kata Yedam suruh ngasih ini ke lo. Gatega badan kecil kaya lo kedinginan"

Mashiho melirik bingung pada jaket yang baru saja diulurkan. "Ga usah. Ga dingin kok"

"Ngibul lo? Gue aja udah kedinginan gini" Laki-laki itu menarik tangan Mashiho, kemudian meletakan jaketnya. "Ngomong-ngomong punya gue nih. Balikin kapan kapan kalo ketemu lagi"

Dan setelahnya laki-laki itu cekikikan sambil menghampiri si pacar, tak lupa pada jari jompol yang dilontarkan tanda ia selesai menyelesaikan misi.

Mashiho menghela nafas. Merasa tidak membutuhkan apapun dari orang-orang yang mengkasihaninya. Masalahnya ia bukan pengemis atau semacamnya yang membutuhkan belas kasih orang lain.

Iya, seperti itu pemikiran Mashiho. Apakah itu buruk?

***

Mashiho baru sampai di tempat tinggalnya, terpaksa jalan kaki karena malas menunggu bus yang lainnya datang meski hujan sudah reda.

Laki-laki berkebangsaan Jepang itu menghela nafas ketika melihat kondisi tempatnya berdiri sekarang -kos-kosan.

"Astaga Haru! Abis makan ayam dibersihin dong!"

"Asahi!!! Abis main keyboard di tutup lagi! Nanti berdebu loh!"

"Astaga kak Yosh! Iiih rapiin dong baju seragamnya!"

Mashiho berdecak beberapa kali. Bahkan sempat menendang bokong Haruto ketika bocah itu ketahuan mencibir.

"Tumben lo pulang jam segini" Ini Kotaro, laki-laki yang menuruni tangga dengan dua orang lainnya -Mahiro dan Yoshinori.

"Iya tadi banyak komik baru yang dateng"

"Wah gila sih! Mau kesana lah. Lama ga baca komik!"

"Wibu!" kata seseorang yang datang dari dapur, menoyor kepala Haruto sambil terkekeh. "Seneng gue lo pulang telat. Jadi ga ada yang bawel di kosan" -keita namanya.

Mashiho yang mendengar ocehan teman sebayanya mencibir, dia duduk disofa sambil meletakan tasnya. "Kalian gimana mau punya pacar kalo jaga kebersihan aja gabisa"

"Loh loh! Pacar?" Haruto ikut duduk di sofa. Merasa aneh tiba-tiba Mashiho mengungkit satu kata sakral diantara mereka.

Sedangkan Kotaro yang menyadari sesuatu nyengir, menyenggol Yoshinori disampingnya -memberi kode kalau adiknya sedang kasmaran, tapi malah diacuhkan.

"Wah udah pacaran ya?????"

"Eh?" Mashiho mengernyit. "Apasih kak taro! Kok jadi out of the box banget!"

Seseorang yang dari tadi diam memperhatikan sambil bersender di dindingpun akhirnya jengah juga. "Gimana ga curiga kalo pulang-pulang pake jaket kebesaran merek ternama, dan wanginya aneh banget" -dia namanya Asahi, cowok jepang yang jarang bersuara namun dapat menjelaskan hal dengan panjang, seolah-olah semuanya Final dengan perkataannya.

"Nahkan! Emang bukan wangi Mashi! Mamo kan wangi bayi, kok malah wangi om-om" Mahiro ikut-ikutan. Rupanya ia diam karena terus berpikir wewangian yang diciumnya selepas Mashiho pulang.

Sedangkan tersangka memejamkan matanya, menghela nafas beberapa kali. "Kalian bisa ga sih sehari aja jadi manusia? Bukan setan begini"

***

Vote jUseYOOo

UuuuuuWuuuuuU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

UuuuuuWuuuuuU

komik ; mashikyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang