2. kantin

1.1K 209 20
                                    

"Mashio!" Keita nyengir lebar begitu melihat Mashiho menunggunya dikursi depan kelas. Remed matematika itu susah ternyata, bahkan belajar dengan Mashiho saja rasanya kurang. Atau memang ga ada satupun materi semalam yang masuk ke otaknya?

Mashiho tersenyum. "Gampang?"

"Gampang banget!" Lagi-lagi keita menunjukkan cengirannya. "Sangking gampangnya yang gue isi cuma dua!"

Percuma!

Percuma Mashiho meluangkan waktunya untuk Keita -bahkan menghiraukan kantuknya, kalau ulangan ternyata masih remed bahkan parahnya remedial pun hanya dua soal yang dijawab? Astaga buang-buang waktu!

"Yaudah yuk kantin aja! Gue traktir!"

Dengan tawaran yang bagus Mashiho mengiyakan Keita.

***

Mashiho duduk sambil memainkan ponselnya setelah memenangkan permainan suit dengan Keita untuk menentukan siapa yang memesan makanan.

"Mashiiiiiiyyooooooo"

Cowok Jepang itu sedikit berjengit ketika seseorang memanggil namanya lantang dari kejauhan, lalu berhasil duduk dihadapannya dengan semangkuk bakso.

"Astaga makin lucu aja lo! Parah harusnya gue bawa kamera gazebo gue buat ngambil foto lo! Om-om sekolahan pada kangen muka lo dipajang dimajalah!"

Ternyata oknum tersebut adalah Ai, si kakak kelas pemegang jabatan ketua Jurnalistik yang belakangan dekat dengannya.

Alasan awal Ai mendekati Mashiho sih sepele, hanya ingin menjadikan adik kelasnya itu sebagai salah satu model seragam yang dipasang di majalah sekolah -lebih tepatnya sih contoh siswa teladan. Karena memang Mashiho adalah anak paling rajin dan paling rapih. Selalu pakai jas sekolah bahkan ketika seluruh anak dikelasnya lebih memilih memakai jaket atau jas bermerek -melanggar peraturan sekolah.

Tapi cewek asal China itu malah gencar menjadikannya objek foto.

"Gausah pake kamera segala kak. Kegedean" Diam-diam Mashiho berdesis membayangkan kamera besar yang dibawa kakak kelasnya.

"Ya iyalah. Itu kan kamera khusus oppa oppa gue kalo konser disini. Lo kan bukan oppa"

"Mashi -eh kAK AI!"

Mashiho menerima mangkuk mie ayam yang diberikan Keita, dia bahkan sudah menggeser tempat duduknya agar Keita bisa duduk disampingnya. Namun Keita malah dengan riang menghampiri Ai dan duduk disebelah cewek itu. Cukup kok membuat Mashiho berdecak sebal.

Ketiganya asik mengobrol sambil menikmati makanan mereka. Sampai akhirnya terdengar suara tawa yang berhasil mengalahkan berisiknya kantin.

"Ai!" si sumber suara menghampiri ketiga orang itu, menepuk bahu Ai setelah menetralisir tawanya. "Dipanggil Hyunsuk buat rapat dadakan"

Ai berdecak. Untung acara makan siangnya sudah selesai. "Emang OSIS doang yang ribet. Apa-apa rapat. Yedam galau aja di rapatin sama mereka" kemudian dia pergi setelah mengucapkan perpisahan kecil.

Yedam?

Kalau ga salah, nama itu didengar Mashiho semalam. Di halte kan?

"Eh! Lo yang gue pinjemin jaket kan?"

Mashiho memekik kaget karena teman Ai duduk dihadapannya sambil melontarkan perkataan dengan nyaring. "Iya bener lo yang semalem! Satu sekolah? Baru liat tuh"

Ya maklum. Mashiho paling malas ke kantin kecuali kalau ada embel-embel gratis dari teman-teman baiknya.

"Maaf gue punya nama. Bukan cuma eh eh eh" Akhirnya lancar juga aksi protesnya, ia teringat kemarin malam cowok itu memanggilnya Eh! Dan sekarang masih Eh!

Sedangkan Keita menatap keduanya bingung, tapi memilih fokus menyeruput mie-nya yang belum habis.

"Oh iya iya maaf" Dia menggaruk tengkuknya lagi. Kemudian matanya memicing, melirik name tag di jas seragam Mashiho. "Oh Mr.Takata! si Idolanya majalah Jurnalistik bulan lalu"

Mashiho berdeham ga nyaman mendengar majalah yang menampakan wajahnya terucap. Padahal hal itu juga termasuk alasan jarangnya ia pergi ke kantin, jadi pusat perhatian. Apalagi setelah pemotretannya waktu itu, bahkan sampai banyak yang menghampiri kelas Mashiho hanya untuk melihatnya. Gila!

"Kenapa? Ga enak kalo ngenang masa pemotretan ya?"

Karena ga dapat jawaban, cowok itu terkekeh. "Ya sama sih. Dulu gue juga jadi korban majalah sekolah. Emang dasarnya angkatan Jurnalistik selalu bawa sial ke orang ganteng di tiap tahunnya"

"Asik banget kalian ngobrolnya. Bye, gue mau ke kelas Mahiro!" Keita yang sudah menyelesaikan acara makannya pergi tanpa persetujuan temannya. Sedangkan Mashiho hanya bisa menghela nafas melihat temannya pergi dan Junkyu sepertinya ga peduli.

"By The Way gue Junkyu, 12 IPS 1"

Oh kakak kelas ternyata. Mashiho menegakkan wajahnya, kaget. Seharusnya ia tau hanya dengan cara cowok itu memanggil Ai -si ketua Jurnalistik dengan bahasa informal.

"iya saya Takata Mashiho"

Junkyu tertawa, lebih kecil dibanding sebelumnya. "Serius gausah tegang gitu lah! Gue ga peduli derajat atau status. Yang penting saling hargai aja"

Dan kemudian bel berbunyi, Junkyu pamit lebih dulu dan berlari menghampiri temannya yang kebetulan lewat. Sedangkan Mashiho panik. Kalau macam-macam dengan kakak kelas perempuan, dia masih berani, toh kakak kelasnya ga akan berani membalas Mashiho yang kelewat imut. Tapi kalau laki-laki? Mungkin bisa jadi obrolan teman se-geng. Apalagi kelihatannya Junkyu dekat dengan anak-anak OSIS. Mampus!

komik ; mashikyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang