4. Hujan

895 180 33
                                    

Ini udah lama ngetiknya, cuma aku sempet editnya barusan. Jadi bantu dong kalau ada kesalahan pengetikan. terimakasih!💚
***

"Nahkan ujan beneran" Yoonbin melirik Mashiho yang nampaknya tidak peduli.

Soalnya Mashiho lagi sibuk menjawab pertanyaan Junkyu soal komik di rak paling ujung.

"OY MARMUT! Ujan noh. Balik sono udah jam 7!"

Mashiho menghela nafas, kemudian mendelik kearah Yoonbin. "Iya ih!"

Sedangkan Junkyu tertawa kecil entah karena apa. Ia kemudian menarik jaketnya yang ia samparkan di meja baca. "Balik kuy"

***

"Lo kerja ditempat Yoonbin udah lama?"

"Baru 2 bulan ini. Dan besok dapet gaji"

Junkyu mengangguk. Sebenarnya dia bukan tipe yang suka keheningan. Makanya dari tadi dia sibuk mengajak Mashiho berbicara meski akhirnya ucapan Mashiho merujuk ke final sehingga sulit bagi Junkyu untuk mencari topik lagi.

"Eh tunggu" Kata Junkyu yang melambatkan laju mobilnya. "Komplek J rumah nomer berapa tadi?"

"29 kak" Jawab Mashiho ikut kebingungan.

"Loh itu bukannya kosan Jepang?" Junkyu masih mengerutkan alisnya bingung, ia melirik Mashiho lewat kaca dihadapannya. "Lo ngekos?"

"Iya. Kenapa kak?"

"Satu kosan sama Asahi dong?"

"Iya"

Mampus. Junkyu harusnya tidak menawarkan diri mengantar Mashiho pulang.

***

"Masih ujan. Gue ga ada payung juga"

Meski sudah sampai ditempat tujuan, Mashiho masih saja ditahan Junkyu didalam mobil. Alasannya sih karena diluar masih hujan, nanti percuma kalau kebasahan.

"Gapapa kok. Deket tinggal lari basahnya ga seberapa"

"Ya itu sih kalo ujannya kecil. Galiat ujannya deres gitu?"

Mashiho menggigit bibirnya sambil melirik jendela. Kemudian ia menghela nafas ketika seseorang terlintas di pikirannya. "Bentar ya aku line anak kosan dulu. Suruh anterin payung ke sini"

"E—eh lo gabakal line asahi kan?"

"Enggak kok. Asahi juga ga bakal mau bantuin anterin payung" Mashiho mengerutkan dahi, curiga dengan ekspresi Junkyu yang berubah kesal setiap mengucapkan nama Asahi. "Kenapa sih kak?"

"Ya jangan aja kalo gamau liat kita berantem"

"Kalian ga akur?"

Junkyu menghela nafas. Ia memejamkan matanya sambil bersender pada kursi mobil. "Iya. Udah lama juga kenalnya. kalo ga salah dari 5 tahun lalu"

"Kok bisa??" Mashiho yang tertarik meletakan kembali ponselnya kedalam saku jas sekolah.

"Ya cerita lama. Terakhir kali masih ngomong sama dia udah 3 tahun lalu. Sepet kalo inget mukanya"

Sebenarnya Mashiho masih ingin banyak bertanya. Tapi niatnya diurungkan ketika melihat pagar rumah kosnya terbuka oleh Kotaro yang sibuk membenarkan letak payung karena angin yang kencang.

"Keponya lain kali ya. Btw sampein salam ke Asahi"

***

Mashiho terduduk di sofa sambil mendengarkan ceramah Yoshinori —cowok yang sekarang menyibukan diri dengan tubuh Mashiho yang sedikit basah karena terpaan hujan.

"Makanya kalo si ayam bilang pulang ya pulang dong! Udah tau mau hujan!"

"Yaudah sih gausah diomelin gitu. Kasian tuh" Kotaro yang sedang mengerjakan tugas kuliahnya berucap juga, ikut-ikutan jengah karena fokusnya mulai terganggu dengan omelan Yoshinori.

"Ya nanti diomelin kak Guanlin lagi kalo pulang sebelum jam kerja selesai"

"Heh!" Kotaro kali ini melirik Mashiho dengan kedua mata terbuka lebar. "Guanlin marahin lo???? Berani tuh orang? ngajak ribut?!?!"

"Kak taro ga usah macem macem deh! Nanti gajiku di potong gimana?!"

"Yaudah kakak potong guanlin si bapak ayam itu!"

Yoshinori yang mendengar ocehan mereka menghela nafas. Kemudian ia kembali memijat bahu Mashiho. "Mamo laper ga?"

Setelah mendapat anggukan, Yoshinori segera menuju dapur untuk membuatkan makanan, lagipula anak kos memang melewatkan jam makan malam karena Mashiho pulang terlambat lagi. Jadi ia berencana membuat makanan untuk yang lainnya juga.

"Ga mau keluar kerja aja? Lagian kalo Mamo butuh uang tinggal bilang sama kak taro kan?"

"Nanti ngerepotin kakak"

Yang lebih tua menghela nafas sebelum mengambil tempat duduk di samping Mashiho. "Mana ada sejarah Mamo ngerepotin?"

"Ada!"

"Siapa yang bilang?!"

"Asahi 2 minggu lalu bilang aku ngerepotin"

"Asahi emang sialan"

"Sialan mana sama lo yang gantungin kak Yosh terus? Dipepet Mahiro sih gue bersyukur"

Rupanya seseorang yang sedang menjadi topik pembicaraan itu keluar dari kamarnya, bersedekap dada dengan sweter coklat tipisnya. Asahi menggeser tubuh Kotaro, agar dapat duduk diantara keduanya.

"Lo ngomongin apa sih?"

Asahi berdesis, asing mendengar Mashiho menggunakan bahasa gaul jaman sekarang. "Ngomongin Monyet sama Bebek"

"Apasih ga jelas!"

Sedangkan Kotaro —oknum yang menjadi korban kebocoran bibir Asahi hanya menghela nafas dan mengepalkan tangannya. Berharap semoga ia tidak melontarkan tinju kewajah Asahi. Lalu apa apaan itu? Siapa yang disebut Monyet dan Bebek? Definisi seorang Hamada Asahi memang seseorang yang kurang ajar.

Hampir saja Asahi ingin meledek lagi kalau Yoshinori tidak muncul dari dapur dan berteriak bahwa mereka harus membantunya memasak.

***
Kak Yoon(kacang)

21.29
Marmot
21.29
Msh idup atau udh mati?

21.29
Apa? gue naik gaji?
21.30
APASIH NGAJAK RIBUT BANGET

21.30
Gagitu ndut
21.30
ad om om mnta kontak lo. Kasih ga?

21.31
APASIH SEJAK KAPAN AKU GENDUT????
21.31
OM OM MANA LAGI SIH? TERAKHIR KALI JAEHYUK YANG KAMU PANGGIL OM OM!

21.32
Makny jgn sok gaya pk lo gw
21.32
Biasa kak yoonbin sm massy kok gaya bgt pk bhs gaul

21.33
Bacot :(

21.33
G
21.33
Lm. Kasih ga?????

21.34
Siapa?
21.34
Kasih aja. Kalo orang ga jelas ya paling aku block

21.35
Sip
21.35
REPORT SEKALIAN Y. ATAS DASAR PELECEHAN SEKSUAL/CR JODOH HEHE

21.35
jahat:(

komik ; mashikyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang