ENAM : Sesuai mood

116 46 17
                                    

Setelah mereka beradu mulut mereka melakukan belajar bersama, yah apa lagi kalo bukan fisika. Pelajaran yang tidak dipahami Zero, menurut Zero sih fisika itu banyak angkanya yang harus dikaitkan kebeberapa angka yang lain, makannya dia pikir itu ribet.

Asyila memberi soal dan Zero yang menjawab. Setelah itu diperiksa oleh Asyila dan hasilnya banyak yang benar.

"Lo itu sebenernya pinter cuman lo aja yang males." Ucap Asyila disela sela belajar.

"Iya gue tau" jawab Zero dengan nada dinginnya.

"Lah terus kalo lo tau napa gak dari waktu itu?" Zero hanya menjawab dengan mengangkatkan bahunya.

"Eh btw, bokap nyokap lo kemana, kok kagak keliatan?" Asyila kebingungan karena daritadi orang tua Zero tidak kelihatan.

Lalu tatapan Zero berubah menjadi dingin.

"Eh lo kenapa?"

"Nggak. Bukan urusan lo" ucap Zero dingin.

"Lo cerita aja Zer" Asyila memegang tangan Zero berusaha menghangatkan suasana.

"Sejak kapan lo peduli sama gue?" Ucap Zero yang menatap Asyila tajam.

"Sejak tadi" ucap Asyila tak kalah tajam menatap Zero

"Oh." Jawab Zero dingin.

Asyila terus bertanya-tanya kenapa Zero tiba tiba berubah dingin juga tiba-tiba berubah hangat deh batin Asyila.

"Woy! Lo napa liatin gue gitu amat? Lo naksir yee" goda Zero.

Tuh kan hangat lagi sikapnya emang udah ga waras nih orang. Batin Asyila.

"Males banget naksir sama lo. Mending gue sama dugong" Asyila mutar bola mata malas.

"Gue kan dugong lo" ucap Zero yg terus menggoda.

"Idihh paan sih" Lalu Asyila beranjak meninggalkan Zero, seketika tanganya ditahan. Asyila yg menyadari itu langsung mengerutkan keningnya.

"Gue anter lo balik"

"Ya iya lah masa gue pulang sendiri ntar kalo ada apa-apa gimana?"

"Iya deh bacot" Zero meninggalkan Asyila terlebih dahulu.

Setelah itu Zero mengelurkan mobilnya dari garasi dan Asyila cepet cepet turun lalu masuk ke dalam mobil Zero.

Di dalam mobil, Zero melihat Asyila tertidur mungkin kecapean pikir Zero.

Sesudah sampai di depan rumah Asyila, Zero tidak tega membangunkan Asyila.
Jadi, Zero membopong Asyila ke rumahnya.

Dia pun membukakan pintu dengan kesusahan, setelah berhasil terbuka di ruang tengah Zero mendapati Saputri dan Iqbal.

"Eh tante om, maap Zero sembarang masuk karna Asyila ketiduran di mobil jadi, Zero ga tega ngebanguninnya."ucap Zero dengan sopan.

"Iya ga papa. Ya sudah sekarang bawa Asyila ke kamarnya" ucap Saputri.

"Kamu langsung cepet-cepet turun ya takut ada setan" ucap Iqbal datar.

"Pah!" Saputri langsung mencubit perut Iqbal.

"Emang benerkan mah"

"Yauda tante om Zero ke kamar Asyila dulu" ucap Zero.

Setelah di kamar tubuh Asyila dijatuhkan ke kasur secra perlahan.
Lalu, Zero pergi dan terhenti di ambsng pintu dan melihat sekejab ke belakang agar memastikannya. cantik juga batinnya.

Zero pun turun kebawah dan berpamitan kepada orang tua Asyila untuk pulang.


Tbc...

Next? coment.

Udah dulu ya guys jangan lupa vote, follow dan coment.

Tunggu cerita kelanjutannya okey.

Thanks juga yang udah coment Next juga yang udah mengkoreksi ceritanya.

Trouble maker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang