SEMBILAN : New Friends

109 27 20
                                    

"noh ta' kasi ngombe pacar sampeyan (nih kasih minum dulu buat pacar kamu)"ucap Iko sembari menyodorkan sebuah minuman kepada Zero.

"Muke gile pacarmu ko..ko"

Asyila yang duduk di samping Zero itu bersuara.
"Eh mas, mas ini gimana sih yakali gue pacaran sama dia" cerocos Asyila kepada Iko dengan menunjuk Zero.

"Wess ta'k slow mba'e" gerutu Iko.

"Lo siih... bikin gue naek darah ae" jelas Asyila.

"Ya udah nih minumnya, makasih kek ngapa" ucap Zero.

"Thanks" Asyila dengan nada datar.

"Eh iya awas aja nanti makan omongan sendiri" bisik Zero.

Uhukuhuk..

Asyila terkejut dengan perkataan Zero, membuat dia merasa takut jika dirinya khilaf. Zero hanya tertawa melihat reaksi Asyila.

Setelah itu Asyila memalingkan wajahnya, karena rasa takut dan malu bercampur menjadi satu. Entahlah Asyila harus berbuat apa sekarang.

Dan Zero segera beranjak lalu berteriak kepada para anggotanya. Tapi, Zero ngga akan semuanya untuk memperkenalkannya kepada Asyila hanya teman dekatnya saja.

"Reza, Bimo, Iko, sareung Budi dieu geura" teriak Zero yang memakai bahasa campuran. Zero bisa berbahasa Sunda maupun Jawa itu karena diajarkan oleh sohibnya yang satu itu.

"Siyap bro!" ucap mereka serempak, menghampiri Zero dan Asyila.

"Syil nih ya gue kenalin sohib gue ke lo juga ke para readers dan ntar mereka akan jadi sohib lo juga, ya ngga guys?"

"Iyess bro" sahut mereka berbarengan.

"First, Reza. Dia wakil ketua Geng SEMPAT and sohib gue sejak SMP."
Reza pun mengulurkan tangannya kepada Asyila.

Reza Affandi. Cowok cool yang selalu diidamkan oleh para wanita yang pastinya tidak beda jauh dengan Zero Rizky Adilan.

"Gue Asyila, dan gue bukan temen dia" menunjuk Zero.

"Iya gue bukan temen lo, tapi temen hidup lo" goda Zero dan para sohibnya itu ikut-ikutan untuk mendukungnya.

"Cieeee temen hidup, temen mati nya ngga?" Ucap Budi menjahili teman nya itu.

"Ssstttt, berisik! Udah sekarang itu temen lo yang gendut itu siapa yang ngatain gue temen mati" ujar Asyila yang kesal dengan Budi.

"Oh ini nih si gentong, dia gentong nya Bu Imas. Nam--" ucapan Zero terpotong karena ulah Budi.

"Laahh eta kan ema aing men, di babawa sagala atuh..." kesal Budi dan mama nya itu harus di bawa-bawa. Jadilah bahasa Sunda nya kumat deh.

Asyila yang tidak mengerti hanya menaikan satu alisnya, sekaligus tertawa kecil karena logatnya yang unik.

"Iyee gue tau kali, sssttt udah biar gue yang jelasin" Zero menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya Budi.

"Nah lanjut, jadi namanya Budi dia pindah dari Bandung ke Jakarta untuk sekolah karna bokap nya di pindah dinas kan kesini dan satu sekolah deh sama kita. Dan bahasa yang tadi itu bahasa Sunda, dia ntu orang Sunda" jelas Zero, dan Asyila mengulurkan tangannya untuk Budi.

Sabudi Sulistyo. Cowok yang berpostur tubuh gendut dengan ketinggian 164 cm. Sifatnya yang unik mampu membuat orang disekitarnya merasa terhibur. Selain sifatnya unik, Budi mempunyai kelebihan yang orang lain tidak punya yaitu merasakan sesuatu aneh di tempat-tempat yang berbeda.

"Asyila. Kapan-kapan ajarin gue bahasa lo ya"

Budi menerima uluran tangan dari Asyila dan mendekatkan mukanya dengan Asyila, "Meni geulis pisan Zero," puji Budi.

"Udah kali jangan lama-lama, dan lo jangan berani-berani godain Asyila" tegas Zero.

Budi ketakutan jika sohibnya yang satu ini berubah tegas. Yah mau gimana lagi dia cepat-cepat memutuskan uluran tangannya.

"Oke next, Niko Yudistira Alfarez biasa dipanggil Iko. Iko itu yang tadi ngasih minum buat lo dia orang Cina blasteran Jawa nyokap nya jawa dan bokap nya Cina, makanya dia suka gunain bahasa Jawa karna katanya exotic beda dari yang lain. Iko ke Jakarta tadi nya cuman ikut bokap nya bisnis dan akhirnya Iko masuk sekolah SMA Rajawali untuk melanjutkan sekolahnya yang di Cina, kayanya dia nyaman di sini dan... Ingin menetap deh"

Niko Yudistira Alfarez. Cowok sipit yang ramah dengan siapapun membuat dia memiliki banyak teman. Sikapnya yang friendly dan humor mampu menjadikan kepribadian yang benar-benar membantu dirinya dan orang lain. Banyak orang yang selalu iri terhadap dirinya, membuat Niko menjadi tahu mana teman yang apa adanya bukan ada apanya.

Dan Asyila mengulurkan tangannya kepada Iko.
"Asyila, oh lo yang tadi nuduh gue pacar dia" menunjuk ke arah Zero lagi-lagi.

Uluran tangan dari Asyila disambut oleh Iko.
"Lahh bener kan mba'e pacarnya?" Sahut Iko yang memakai logat Jawa sembari tertawa kecil.

"Ih lo mba'e mba'e mulu, gue Asyila bukan mba'e" geram Asyila.

"Syil mba'e itu artinya kamu. Itu versi Jawa nya" jelas Zero. Asyila hanya menjawab dengan mulut berbentuk O tetapi tidak bersuara.

"Oke next people, Alvin Satria. Dia ingin dipanggil Bimo karna itu panggilan dari satu komunitasnya dulu. Bimo itu orang Medan dia sengaja merantau ke Jakarta, yah bilang nya cuman cari sensasi, tapi lama kelamaan dia betah di sini. Dan gue di bantuin sama dia waktu gue dihajar sama Geng lain. Dan... Gue ngajakin dia satu sekolah. Yah gitu deh masih panjang ceritanya,"  Asyila mengulurkan tangannya dan dibalas oleh Bimo.

Alvin Satria. Cowok jangkung dan berani juga menyukai dengan Tantangan. Aura bad boy nya mampu membuat kaum hawa menarik perhatian.

"Asyila, Btw nama panggilan lo itu kayanya khusus ya buat seorang Alvin Satria?"tanya Asyila.

"Iya. Karna teman deketku dulu yang udah ga ada biasa panggil begitu, jadi satu komunitas manggilku malah Bimo. Katanya sih panggilan kesayangan" ucap Bimo haru mengingat kejadian itu kembali.

"Temen deket lo itu cewek?"

"Bukanlah cowok"

"Berarti lo gay Bim?" tanya Budi yang tiba-tiba.

"Kalo gay ngapain aku pacarin Silvi hah?"

"Ohiya hiya hiya" Budi hanya tertawa kecil dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"TABLOID!! (TAmpan Bodo IDiot)" seru Zero, Reza, Bimo diikuti dengan tawa mereka dan Asyila.

Tbc...

Next? coment guys.

Thanks semuanya yang udah reading jangan lupa kasih vote and komentar kalau ada kesalahan.
Jadilah para readers yang setia.

Trouble maker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang