06

46 1 0
                                    

Sedari tadi soekjin terlihat bergelut dengan laptop-nya. Entah sejak kapan soekjin mulai ikut campur masalah perusahaan, atau ia mengerjakan hal lain, aku tak peduli. Aku memutuskan untuk pergi ke kamar dan tidur.

Author pov

Melihat Jhian pergi, soekjin bergegas menutup laptop-nya kemudian meraih kunci mobil yang ada di atas meja "Temui aku di cafe biasa" Ucap soekjin pada seseorang yang saat ini berbicara di telfon bersamanya.

Soekjin melajukan kendaraannya menuju cafe yang di maksud, saat sampai tanpa pikir panjang soekjin melangkahkan kakinya menuju meja yang menampilkan dua orang pria tampan bak pengeran "Bagaimana?"

Baiklah tanpa basa basi soekjin menanyakan apa yang menjadi kepentingan untuknya "Santailah sedikit" Jawab pria dengan tinggi 181cm itu

"Ini menyangkut adik perempuan ku" Taehyung hanya mengangguk mengerti "Ini" Namjoon memberikan amplop coklat yang didalamnya berisi selembar informasi

Dengan segera soekjin membuka amplop itu dan membaca isinya dengan teliti, ekspresi soekjin tak dapat di jelaskan "Apa ini?" Namjoon dan Taehyung saling melempar pandangan, Taehyung yang menyadari amplop itu salah langsung merampasnya dari soekjin "Maaf, ini amplop ku"

Soekjin menggelengkan kepalanya "Kau masih melakukan bisnis haram itu?" Ucap soekjin manatap taehyung lekat, merasa terancam taehyung mengeluarkan amplop yang sebenarnya "Aku pikir kau tak punya banyak waktu soekjin"

Soekjin kembali membuka amplop ke dua, berharap ini lah amplop yang di maksud, ia tak mau melihat foto telanjang wanita lagi "Jadi...."

"Ya! Jhian dalam bahaya. Kabarnya wanita yang bertunangan dengan Jungkook akan meninggalkan keesokan harinya. Aku yakin yang kemarin jhian hanya beruntung"

Soekjin mengepalkan tangannya, ia sudah tau ada sesuatu yang berbeda dari pria yang akan menikahi adiknya. Tatapan itu, gerak gerik itu bahkan membuat soekjin ke bingungan "Tak ada informasi lain?"

Namjoon dan Taehyung hanya menggelengkan kepalanya kecewa, tampaknya Jungkook sangat menutupi identitasnya. Soekjin menggerang frustasi, harusnya mudah mendapat informasi dari anak orang terkenal seperti Jungkook.

"Aku harus pergi, firasatku tak enak tentang Jhian" Soekjin bergegas menuju mobilnya, lalu menginjak gas dengan kuat sehingga laju mobilnya bertambah

Jhian pov

Aku terbangun dari tidur ku, tapi tunggu! Ini....ini bukan kamar ku tapi ini juga bukan kamar kakak ku, ini bukan rumah ku. Aku mengedarkan pandangan ku ke penjuruh ruangan tanpa ku sadari busana yang ku kenakan sudah berganti "Sudah bangun sayang?"

Bulu kuduku seketika berdiri mendengar suara itu. Dia kembali, benar-benar kembali "Dimana aku?"

Ku lihat pembunuh itu berjalan mendekat, lalu menyentuh pipi ku lembut "Lihat dirimu" ia kembali mendekatkan wajahnya ke leher ku "Vanilla. Gadis vanilla" ucapnya yang membuat ku merasa benar-benar bergetar

Indra penciumanku kembali menangkap harum Noir Tease. Baiklah pria ini menggunakan perfume wanita, aku tak pernah bertemu pria yang menggunakan wewangian seperti ini sebelumnya, bahkan Jungkook saja tak menggunakan perfume.

Posisi kami sangat tak pantas di lihat anak di bawah 18 tahun. Aku tak tau pasti tapi bisa ku artikan ia memeluk ku "Sudah" Pembunuh itu menjauhkan tubuhnya dari ku. Sepertinya ada yang salah, tapi apa? Oh Tuhan, tanpa ku sadari ia sudah merantai tangan ku dan pakaian apa ini? Seperti "Jalang" sial, apa dia barusan menyebut ku jalang?

"Hei, jaga ucapan mu" aku memberontak tak terima, dia lah yang membuat ku terlihat seperti jalang sekarang. Aku bahkan jijik melihat diriku sendiri

Killer JKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang