10

32 1 0
                                    

Aku pergi menghampiri Jungkook yang sedang memasak beberapa makanan di dapur, bukan aku yang meminta tapi ia yang terus memaksa. Aku harap ide untuk membiarkannya memasak tidaklah buruk "Sudah?" Tanyanya padaku, aku hanya mengangguk pelan "Apa kakak mu mengizinkannya?" Aku terdiam, melihat ekspresi jungkook sepertinya ia sudah mengerti "Apa sebaiknya kau pulang saja?" Lanjutnya.

"Tidak! Aku ingin disini" Jungkook meninggalkan masakannya dan datang menghampiri ku yang ada di belakangnya, lalu ia menundukan tubuhnya agar sejajar dengan ku "Jangan bersedih, tak apa-apa jika tak bisa" Jungkook tersenyum lembut ke arah ku lalu mengecup bibir tipis ku, manis, lembut, tulus itulah yang kurasakan saat ini.

"Hhmm Jeon, kau melupakan masakan mu" Ucapku sambil melepaskan ciuman kami "Aahh" ia berjalan cepat dan kembali sibuk dengan kegiatan memasaknya. Aku hanya memperhatikannya, mengamati ciptaan Tuhan yang sungguh sempurna, Tuhan pasti bercanda menulis riwayat hidupku, tidakkah dia terlalu baik untuk ku?

"Selesai" Ucap jungkook tiba-tiba "Ayo makan" Lanjutnya. Aku hanya tersenyum, bukan main tapi harum dari masakannya benar-benar membuatku mabuk, tolong biarkan makanan ini mendarat indah di perutku. "Silahkan Nona Jeon Jhian" Jungkook menyodorkan makanan yang benar-benar membuatku tak sabar untuk menyantapnya "Kau tak makan Jeon?" Tanyak ku pada jungkook "Melihat mu saja sudah membuat ku kenyang" lihat bagaimana cara pria itu merayu, benar-benar terlihat seperti seorang pedofil tua bangka yang merayu anak di bawah umur.

Dalam beberapa gigitan bisa kurasakan kepalaku menjadi pening dan pandangan ku berbayang-bayang "Ada apa jhian?" Ucap jungkook, aku tak bisa menjawab pertanyaannya lidah ku kelu dan pita suaraku seakan beku bagai di terjang badai salju "Jhiann...." Aku menutup sempurna mataku, suara samar-samar jungkook masih bisa tertangkap indra pendengaran ku tak jelas namun masih bisa ku mengerti sampai akhirnya seluruh kesadaran ku di telan kegelapan tapi sebelum itu terjadi "HAHAHA!" Tawa siapa itu? Walaupun samar tapi telinga ku tak tuli untuk menangkap tinggi suara yang jelas berasal dari sampingku. Itu bukan jungkook, suaranya berat dan dingin, apa ada orang lain disini.....?

Author pov

Melihat Jhian sudah tertidur lelap bagai mati karena pengaruh obat tidur membuat Jungkook menaikan sudut bibir kirinya "HAHAHA! Kau siap tuan?" Jungkook melangkah maju seraya meraih bahu Lucifer "Tentu saja" ia menepuk pelan bahu itu, tanpa rasa jijik akan kulit hitam pekat seperti terbakar yang menghiasi sekujur tubuh Lucifer, mata merah bak darah dan tinggi semampai membuat Jungkook harus menaikan sedikit kepalanya lebih tinggi "Cihh" Lucifer hanya terdiam ya satu kelebihan yang ia punya dari Jungkook yaitu tinggi badan, rasanya ia harus mulai sedikit membanggakan diri.

Jungkook memindahkan jhian ke tempat tidurnya, mengamati detil wajah gadis itu, luar biasa! Gadis ini sungguh cantik bak bidadari tak heran jika soekjin sangat menyayainginya tapi Jungkook akan menghancurkan apa yang soekjin sayang, uuhh harus kah jungkook memerankan betapa sedihnya soekjin kelak.

"Kulihat gadis itu dulunya seorang jalang" Ucap Lucifer yang berdiri di ambang pintu "Tapi, kemarin....." Jungkook terkejut, omongannya terpotong oleh Lucifer "Para pedofil itu tak menyentuhnya sejauh itu, mengingat ia masih di bawah umur" Lanjut Lucifer. Jungkook terdiam, ia tak menyangka gadis yang terlihat mempunyai kehidupan sempurna seperti jhian juga menyimpan masalalu yang kelam dan buruk "Kau mulai bersimpati padanya tuan?" Jungkook mengalihkan pandangannya pada Lucifer yang sedang melangkah maju mendekatinya "Jika ya, kita akan bertukar posisi Jeon Jungkook" Jungkook berdiri tegap di harapan Lucifer, lalu berjalan ke lemari mengambil tali yang di rancang khusus untuk mencambuk sesuatu yang besar. Jungkook mulai mengibaskan cambuknya "AAKKHH" suara teriakan bergema di ruangan itu, Lucifer terjaruh dari posisi tegapnya

"Ya, berlututlah iblis!" Jungkook kembali mencambuk tubuh besar nan kokoh itu, Lucifer tak mampu berkutik hanya menahan rasa sakit bagai luka bakar di kulitnya. Kebencian bagai racun yang sudah bersatu bersama darah dagingnya. Jungkook lebih kejam dari iblis dan di mata itu tak ada lagi rasa kemanusiaan dan kasih sayang, hatinya mati, benar-benar mati. Apa yang di lakukan orang tuanya di kehidupan sebelumnya sampai melahirkan anak seperti ini ke dunia.

Killer JKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang