05

45 1 0
                                    

Author pov

Soekjin mengeluarkan handphone dari saku celananya. Dengan teliti jari-jarinya menekan tombol pada handphone yang saat ini di tangannya, lalu menempelkan alat itu pada telinga kanannya "Kirim informasi tentang Jeon Jungkook, aku tak begitu percaya padanya" Ucap soekjin pada seseorang di seberang sana

"Mata itu? Aku benci melihat mata itu. Licik!"

Soekjin melanjutkan langkahnya dan membuat beberapa minuman sesuai ucapannya barusan. Rasanya ingin ia tambahkan air keras di minuman Jungkook, agar setiap organ dalamnya meleleh. Tapi tetap saja soekjin harus menahan hasrat bodohnya itu.

Jhian pov

"Aku takut Jeon" Jawab ku dengan nada pelan, ini bukan di sengaja tapi saat ini aku benar-benar takut. Bagaimana jika dia menculik ku lagi dan membunuhku? Aku tak ingin mati diusia semuda ini

Jungkook menggenggam tangan ku yakin "Tenanglah! Aku akan menjagamu Jhian" lagi-lagi pria ini dapat membuat hati ku tenang, aku percaya dia akan menjaga ku

Jungkook memeluk ku dan mengelus lembut rambut ku, bisa kurasakan kasih sayang yang teramat besar yang ia berikan, rasanya seperti memakan gulali manis. Ini memang terdengar sedikit mesum tapi aku berusaha menghirup dalam-dalam aroma tubuh jungkook, walaupun tanpa parfum harum dari sabunnya benar-benar membuatku tenang "Kau tak menggunakan parfum?"

Jungkook melihat ke arahku "Tidak, aku sedikit sensitif terhadap wewangian, jadi aku tak menggunakannya. Kenapa?" Tanya Jungkook pada ku dengan menaikan satu alisnya "Atau jangan-jangan aku bau?" Lanjut Jungkook dengan wajah khawatir, dia begitu mengemaskan.

Aku mencubit pipinya lalu tersenyum ke arahnya "Tidak. Aku suka wangi sabun mu" Jungkook hanya tersenyum yang menampilkan bunny smile-nya. Bagaimana aku bisa membenci kelinci jika orang yang aku cintai benar-benar terlihat seperti kelinci jika tersenyum

Oh Tuhan kenapa hati di rancang untuk mencintai seseorang dalam waktu singkat, dia benar-benar membuat ku jatuh dalam kata terakhir yang di sebut Cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh Tuhan kenapa hati di rancang untuk mencintai seseorang dalam waktu singkat, dia benar-benar membuat ku jatuh dalam kata terakhir yang di sebut Cinta. Aku menuntut pertanggung jawaban darinya, dia harus bertanggung jawab dengan hati ku, apapun yang terjadi.
"Kenapa kau menatapku?"

Aku tersadar dari lamunan ku tentangnya, aku akan mengutuk diri ku sendiri sekarang pasti aku terlihat bodoh di hadapannya saat melamun. Baiklah dia menertawakan ku, aku sedikit malu sekarang, tidak! Benar-benar malu. Jungkook kembali memeluk tubuh kecilku dengan gemasnya. Aku tidak tau apa yang ia pikirkan sekarang tapi aku rasa aku menyukainya.

Ekhem

Baiklah, si perusak suasana datang. Ku tatap soekjin sinis, bagai elang yang melihat anak ayam tampa induknya, siap menerkam dan mencabik-cabik soekjin "Ini tempat umum, bisakah tidak berbuat zinah disini"

Aku ingin menjahit mulut orang yang saat ini sedang membawa minuman di tangannya. Ingatkan aku untuk tidak mengungkit bahwa soekjin pernah melakukan usaha kembang biak di ruangan ini dengan jalang sialannya itu. Kulirik jungkook, sepertinya aku harus mengulur waktu untuk memberikan pelajaran tambahan untuk otak bodoh kakak tercinta ku.

Soekjin meletakan minuman di meja "Duduklah disini dengan kakak mu jhian" dengan paksa soekjin menarik tubuhku menjauh dari Jungkook. Dia benar-benar membuat ku kesal sekarang "Minumlah, aku sudah membuatnya dengan susah payah" soekjin menyodorkan minuman itu pada jungkook

"Tunggu! Kau tak memasukan racun disini bukan" tanya ku tegas pada soekjin, aku harap jawabannya tidak "Tentu saja tidak. Aku tak serendah itu, aku masih punya sopan santun pada tamu"

Kau tau? Aku tak yakin jika kakak ku ini mengatakan sopan santun dalam artian yang baik. Mungkin aku akan sedikit membuka aibnya, ia bahkan pernah berjalan dengan celana dalam saat orang tua kami sedang membicarakan perjodohannya bersama rekan mereka, karena kepintaran murni yang soekjin miliki perjodohannya di batalkan HAHA aku ingat betul bagaimana orang tua kami memarahinnya tapi bukan soekjin jika ia tak punya cara untuk meredakan amarah orang tua kami

"Minunlah, aku yakin soekjin sudah susah payah menyiapkan kita minuman ini" Ucapku pada Jungkook, Jungkook hanya mengangguk menurut, ya begitulah seharusnya

"Bagaimana?" Soekjin tiba-tiba membuka pertanyaan dan menatap jungkook penuh yakin, aku benar-benar akan berprasangka buruk padanya saat ini. Aku segera meminum bagian ku, tak terjadi apa-apa, minuman ini lezat

Aku melihat ke arah jungkook, Jungkook membalas tatapan ku dengan bunny smile-nya. Baiklah aku percaya dia baik-baik saja. Aku harus meminta maaf pada soekjin setelah ini, aku benar-benar berpikir buruk tentangnya.

Setelah banyak mengobrol, Jungkook berpamitan untuk pulang. Setelah kepergian jungkook ruangan ini menjadi sedikit lebih hidup, aku tak dapat menjelaskan bagaiman mencekamnya suasana di sini saat Jungkook dan Soekjin di satukan, seperti ada yang dengan sengaja menaruh radio aktif di sini. Soekjin tiba-tiba tertawa dengan keras, aku tak tau apa yang terjadi padanya selama di jepang, apa orang jepang mencuci otaknya? Soekjin menjadi lebih gila dari sebelumnya

"Baiklah, bisa kau jelaskan kenapa kau tertawa?" Soekjin mengabaikan pertanyaan ku. Aku rasa Tuhan harus menambah bubuk kesabaran di jatah bulanan ku "Aku HAHA aku menambahkan garam pada minumannya, tapi ia tetap menghabiskannya HAHA"

Darahku rasanya memuncak melebihi gunung fujiyama yang ada di jepang. Aku ingin mematahkan setiap inci tulang tengkorak soekjin dan memberikan tulang itu kepada buaya yang ada di kebun bintang. Sialan soekjin, harusnya aku tak percaya padanya, wajahku benar-benar merah padam sekarang

"Baiklah, maafkan aku. Aku hanya sedikit memberikan kenangan asin pada calon suami mu HAHA" Aku masih menatap sinis soekjin, tolong sadarkan aku jika aku berniat membunuhnya saat ini "Maafkan aku"

Baiklah, bisa kulihat air wajah soekjin yang berubah serius, aku harap ia menyadari kesalahannya saat ini "Maafkan aku jhian" aku masih tak menggubrisnya

Soekjin berjalan ke kamarnya, entah apa yang akan ia lakukan aku benar-benar tak peduli. Tiba-tiba muncul boneka anjing putih dari arah belakang ku "Jhian, kau ingat aku? Aku merindukan mu" Sial, dia tau kelemahan ku, aku berusaha tak menggubrisnya lagi

"Jhian, ayo bermain dengan ku" Aku tak tau jika soekjin masih menyimpan boneka itu, aku membalikan badan lalu meraih boneka anjing yang ku panggil PiPo, aku memeluk boneka PoPi begitu banyak kenangan yang terekam di setiap inci boneka ini "Aku kira PoPi hilang" ucapku dengan mata yang sedikit berkaca-kaca

"Hilang? Aku membawanya ke Jepang. Boneka ini benar-benar menginginkan ku dengan mu Jhian" Aku melihat ke arah soekjin, bersyukur Tuhan memberikanku sedikit kelebihan dalam membaca air wajah seseorang, soekjin tulus mengatakannya. Aku tersenyum dan memeluk soekjin rasanya sudah lama tak memeluk tubuh yang kurindukan dalam enam bulan terakhir ini

"Aku juga merindukan mu" soekjin mengatakan itu seolah dia bisa membaca pikiran ku, tapi aku senang karena ia tau tanpa harus ku beritahu.

Jika minuman yang soekjin berikan asin harusnya Jungkook memberikan reaksi yang tak nyaman, tapi air wajahnya seperti mengatakan semua baik-baik saja.

Killer JKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang