14 [END]

716 98 18
                                    

Taehyung dan Dahyun hanya saling melempar pandang setelah kalimat dari lelaki itu meluncur begitu saja tanpa beban. Satu-satunya respons adalah ketika Dahyun mulai menurunkan pandangannya dan tersenyum tipis, menciptakan sedikit kekehan singkat.

"Aku hanya ingin menjelaskan semuanya. Hubungan kita. Kau dan aku belum membicarakan ini setelah aku kembali," tambah Taehyung sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal.

"Iya."

Lelaki itu merasa kalang kabut sendiri dalam diamnya, ia tak tahu harus bagaimana selanjutnya. Respons Dahyun yang datar itu membuatnya merasa tampak konyol. Niatnya memang ingin membicarakan soal kejelasan hubungan mereka, tapi malah terkesan aneh.

"Oppa," panggilan Dahyun membuatnya merasa terilhami, tangan gadis itu terulur ke depannya sambil tersenyum lega. Mungkin jika boleh Taehyung katakan, ini adalah raut Dahyun yang sebenarnya. Bahagia tanpa beban. "the best thing I ever did ..."

"..."

"... adalah tak pernah berpikir untuk putus denganmu."

Jungkook pernah bertanya 'kan apa hubungan yang terjalin antara Dahyun dan Taehyung? Lebih dari atasan dan bawahan, maka jawabannya adalah mereka ini sepasang kekasih. Yang tahu pasti soal hubungan mereka hanya mereka sendiri.

Perlahan Taehyung menerima uluran tangan itu, menariknya pelan untuk mendekat sampai membuat Dahyun hampir jatuh kalau saja tangannya yang satu lagi tak sigap mendarat di bahunya. Sedangkan sebelah tangan Taehyung yang lain memeluk pinggangnya yang condong ke depan.

Mereka saling menatap, melemparkan kelembutan yang dirindukan. Waktu memang tak pernah tidur, mereka bisa merubah banyak hal dari kedua insan ini. Namun daripada mengurusi perubahan itu sendiri, keduanya masih bersyukur bahwa hubungan itu bisa diselamatkan sampai sekarang.

Usaha terbaik yang Taehyung lakukan selama tiga tahun terakhir adalah bertemu dengan Dahyun, sekarang ia melakukannya. Bertemu dalam artian dia bahagia karena dulu atau sekarang, orang yang tetap ditemukannya hanyalah Dahyun.

Begitupun sebaliknya. Usaha terbaiknya selama tiga tahun adalah bertahan untuk tidak berpikir mengakhiri hubungan indah ini. Sebanyak dan sebesar apapun badai, menggoyahkan niatnya.

"Selain kehadiranmu, yang aku inginkan hanya seperti ini," ucapnya sambil mengikis jarak. Taehyung nyaris hilang akal ketika bola mata Dahyun menariknya lebih dalam. "kita bersama dalam situasi apapun."

Taehyung mengangguk. Ia mulai berjalan selangkah demi selangkah lagi ke depan yang membuat badan Dahyun tidak terlalu condong ke depan, hampir tegap di atas batu.

"Aku juga punya keinginan yang akan kusampaikan," sahutnya memejamkan mata ketika keningnya menyentuh kening sang kekasih. Menikmati dinginnya udara di bulan Desember yang entah kenapa hanya memberi sensasi hangat bagi keduanya. Bukan terletak pada cuacanya, tapi suasananya. "jangan pernah berubah. Kau dan perasaanmu padaku itu."

Dan ciuman lembut itu menjadi penutup kalimat serta kesombongan keduanya tentang apa usaha terbaik mereka dalam mempertahankan sebuah hubungan.

Tak berlangsung lama karena orang-orang mulai memperhatikan mereka, Taehyung melepas ciuman dan memeluk erat pinggang pujaan hatinya. Lantas menariknya turun sambil memutar badannya sekali yang sukses menciptakan gelak tawa dari sang empu.

Mereka tersenyum, menggenggam tangan satu sama lain sebagai bentuk sayang dan alternatif mencari kehangatan. "Ayo, kita harus makan sesuatu yang hangat!"

Dahyun mengangguk, mengikuti kemana kaki Taehyung melangkah. Membawanya pada perasaan lama yang terasa baru. Di mana ia tak merasa canggung lagi pada seseorang yang bukan hanya sekadar atasan serta temannya.


Tapi kekasihnya.

















Tamat.

The Second TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang