Berkelahi dengan keadaan dan waktu

1.2K 136 8
                                    

Jika malam sehun di sambut dengan dinginnya angin malam ,dan saat siang tiba sehun di sambut dengan panasnya matahari, tidak ada pelindung bagi sehun saat malam ataupun siang.

Sejak kemarin ia kabur dari panti asuhan dan pergi ke daejeon dengan berakhir terlunta-lunta di jalanan karena keputusan yang ia buat sendiri. Pakaian lusuh harta yang ia punya satu-satunya.

"Lapar" ujar sehun ,ia terus memegangi perutnya yang sedari tadi berdemo ingin di isi ,matahari sudah berada tepat di atas kepalanya,ia berjalan kesana kemari di distrik lampu merah.

"Hey anak manis" seorang pria menghampiri sehun ,pakaiannya seperti preman ,dan ya sehun yakini bahwa orang yang ada di hadapannya seorang preman.

"Kau butuh uang ?" Pria itu membawa sehun kesebuah tempat sepi yang tak jauh dari keramaian.

"Iya ,aku lapar paman"

"Aku punya pekerjaan untukmu"

"Benarkah ? Apa pekerjaannya ?"

"Menjadi pencopet ,jika kau berhasil mengambil uang orang lain aku akan membaginya denganmu"

"Mengambil uang orang lain ? Aku tidak mau ,itu namanya penjahat"

"Kau berani membantah hah " si pria menyeringai kearah sehun dan membuat sehun ketakutan. Ia tidak mau menjadi penjahat kecil ,itu bukan keinginannya.

"Cepat lakukan atau aku akan menjualmu brengsek "

"Aku tidak mau !"sehun menginjak kaki si pria sekeras mungkin sehingga membuat sang empunya berteriak kesakitan ,dan di saat itulah sehun mencari kesempatan untuk berlari dari si pria jahat itu.

Sehun terus berlari sampai pria itu kehilangan jejak sehun ,tubuhnya bergetar karena ketakutan sehun bersembunyi di sebuah toilet umum,ia takut jika orang itu akan menangkapnya.

"Dasar paman gila" umpat sehun. Dirasa sudah aman sehun keluar dari persembunyiannya ,setidaknya ia harus mencari makanan untuk mengganjal perutnya.

Sehun mendatangi sebuah kedai yang cukup ramai ,orang-orang melihatnya dengan tatapan aneh karena penampilannya. Sehun mendatangi seorang perempuan yang di yakini pemilik kedai ini.

"Permisi bi" sehun membungkuk sopan pada wanita paruh baya itu "bibi bolehkah aku bekerja disini ? Aku bisa mencuci piring dan kau bisa membayarku dengan sepiring makanan"

Wanita paruh baya nampak berpikir "tidak ,aku tidak mau memperkerjakan anak kecil ,apalagi untuk mencuci piring yang ada piring-piring di sini akan pecah ,pergilah " pemilik kedai mengusir sehun begitu saja.

"Bibi ku mohon" sehun memelas ,ia benar-benar lapar "aku bisa mencuci piring ,aku mohon"

"Kubilang tidak ,cepat pergi" pemilik kedai menyeret sehun keluar dan mendorongnya begitu saja hingga membuat sehun terjungkal,banyak orang yang melihat namun tidak berniat membantu.

Sehun bangkit air matanya jatuh ,badannya sakit ia malu di tonton banyak orang . Ia seperti seorang pencuri kecil padahal ia hanya meminta sebuah pekerjaan untuk sepiring makanan.

Sehun berjalan menunduk air matanya terus jatuh ,tidak ada yang baik padanya ,bahkan duniapun tidak baik padanya ,semuanya kejam. "Eomma sehun lapar" ia menyeka air matanya dengan tangan mungilnya.

"Nak " sehun menoleh ke sumber suara ,seorang wanita paruh baya yang memanggilnya.

"Bibi kau memanggilku ?" Sehun menunjuk dirinya sendiri memastikan agar tidak salah orang.

"Iya ,kemarilah" sehun berjalan mendekat ,wanita paruh baya seorang pedangang di pinggir jalan.

"Kenapa menangis ?"

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang