Berteman dengan kesendirian

1.1K 134 14
                                    

"Sampai kapan kau akan diam terus ?" Jongin melirik sehun yang sedari tadi masih enggan berbicara sementara jongin mendecak kesal karena merasa di abaikan. Seperti biasa jongin keluar dari rumah dengan alasan ada kegiatan kelompok dengan temannya.

Hari ini memang hari libur namun tidak ada kegiatan kelompok sama sekali "ck , kau sama sekali tidak mau bicara padaku Oh sehun ?" Jongin berdiri dan berkacak pinggang di depan sehun "bagaimana jika ku traktir makan ? Hari ini kau tidak bekerja bukan ?"

Sehun menatap jongin yang sedari tadi bicara "sebaiknya kau pulang saja , atau ajak teman-temanmu yang lain untuk kau traktir makan" sehun berdiri dan menghela nafas sebelum ia berbicara kembali " ayahmu punya banyak mata-mata maka dari itu pulanglah " sehun meninggalkan jongin begitu saja. Namun bukan jongin namanya jika menyerah begitu saja , ia mengikuti sehun dari belakang.

Tingkat keingin tahuannya sangat besar sehingga ia tetap bertanya kenapa sehun mendiaminya " kenapa kau mendiamiku ? Karena ayahku lagi ?" Jongin berjalan di samping sehun dan merangkul bahunya.

Jongin sudah cukup lama mengenal sehun dan ia tahu sehun bukan tipe orang yang gampang menyerah ,tapi kenapa sekarang ia seperti orang yang menyerah ,apa karena ayahnya berbicara sampai membuat hati sahabatnya ini terluka ? Sepertinya jongin harus memastikannya langsung.

"Menurutmu ?"

"Sudah kuduga , aahh dasar si tua bangka itu " jongin mendesah sebal.

" apa kau baru saja merutuki ayahmu ? Eyh dasar anak nakal " sehun memukul kepala jongin yang membuat sang empu meringis kesakitan.

"Lihatlah dirimu kau mau bicara denganku setelah aku merutuki ayahku , eyh bocah ini "

" jong in~aa" sehun berhenti berjalan dan melirik jong in sendu

"Apa ? "

" apa di sekolah kau murid yang pintar ? Maksudku salah satu murid yang pintar ?"

"Kau meragukanku ? Meskipun aku sering bolos tapi aku salah satu murid terpintar di sekolah " jong in tersenyum bangga setelah menyombongkan dirinya.

"Cih ! , bocah sombong . Baguslah jika kau murid yang pintar setidaknya kau mempunyai masa depan "

"Tetap saja masa depanku ada di tangan ayahku , menyebalkan "

"Meskipun begitu kau tetap akan punya masa depan yang bagus " sehun kembali berjalan mendahului jong in.

" rencana tuhan mana ada yang tahu , hidup itu seperti sebuah drama kita pemainnya dan tuhan penulis skenario yang harus kita ikuti peran di dalamnya " jong in menatap punggung ringkih sehun yang berjalan di depannya.

"Kau benar " sehun duduk di bawah pohon yang daunnya mulai berguguran dan di susul oleh jong in " terkadang aku merasa tuhan itu jahat padaku dan dunia ini terlalu licik , tapi aku sadar tuhan baik padaku dan dunia masih licik "

Bukannya sehun membenci dunia ini namun ia terlalu kesal , sejak awal dia sudah di permainkan ia di ciptakan oleh tuhan dan di lahirkan ke dunia ini , namun dunia membiarkannya hidup sendiri tanpa keluarga . Tuhan mempertemukannya dengan seseorang yang sangat baik namun dunia membiarkan orang itu pergi. Dan sekarang tuhan memberikan seorang sahabat baginya namun dunia mendatangkan seseorang yang menentang hubungannya.

"Dunia itu bagaikan teka-teki yang sulit kita tebak , dan bagaikan teori yang sulit kita pecahkan , namun lagi dan lagi kita harus tetap menikmati " bersama sehun ia bisa menjadi seseorang yang bijak , ia tahu sehun sedang rapuh . "Dan hidup ini hanya ada dua kemungkinan happy ending or bad ending, dan hanya ada satu pilihan pastinya kita ingin memilih happy ending lagi dan lagi semuanya ada di tangan tuhan kita hanya perlu menikmatinya saja"

"Ya kau benar , aku hanya harus menikmatinya apapun yang terjadi" rasanya sehun sangat beruntung karena tuhan telah mengirimkan seseorang yang selalu menyemangatinya .

"Apa kau baru saja akan mencoba menyerah ? Hey ayolah aku tahu kau punya cita-cita yang cerah untuk masa depanmu , ck ! Jika tidak punya cita-cita sudah sana mati saja !"  jong in memukul kepala sehun dan berhasil membuat sehun tersenyum sekaligus meringis kesakitan.

"Baiklah aku tidak akan menyerah , ayo traktir aku makan ramen kalau begitu " sehun bangkit dari duduknya dan segera menarik tangan jong in.

" baiklah , ayo "

***

Lima tahun yang lalu hidupnya serba pas-pasan namun ia masih bisa di katakan beruntung karena ia mempunyai tempat berteduh yang cukup nyaman , dapat menikmati sebuah pendidikan dan tentunya dapat merasakan sebuah kasih sayang dari orangtuanya.

Gadis bernama Bae Irene kini hidupnya tidak seperti dulu lagi ,kini ia sudah menjadi nyonya besar yang menyandang status sebagai nyonya Kim , di nikahi oleh pria tampan dua tahun lalu ,pria yang terlahir dari keluarga kaya kim junmyeom pria yang usianya sama seperti irene .

Beruntung karena kelurga junmyeon bukan keluarga yang suka menentukan pilihan apalagi perihal pasangan untuk anaknya,bagi mereka tidak ada kasta yang dapat membedakan kedudukan , semuanya sama.

Irene di terima dengan baik oleh keluarga Kim ,dan saat ini irene sudah di karuniai seorang bayi laki-laki yang baru saja berusia dua bulan , tampan seperti ayahnya.

"Kenapa kau menangis eum ? " junmyeon menyeka air mata irene dengan sangat lembut ,seolah-olah tangannya bisa saja menyakiti pipi irene

"Entah kenapa setiap aku meliaht putra kita aku selalu teringat anak laki-laki yang ku temui lima tahun lalu " irene menenggelamkan kepalanya pada dada bidang junmyeon.

"Siapa yang kau maksud sayang ?" Perlahan jemari junmyeon mengusap surai lembut irene

"Dia hidup di jalanan seorang diri pada saat itu usianya baru lima tahun , entah kenapa aku selalu merasa berslah karena pergi secara tiba-tiba dan tanpa pamit padanya"

"Maaf karena saat itu aku membawamu secara tiba-tiba" lima tahun lalu ibu irene meninggal dan membuat irene sangat terpuruk ,hingga saat itu junmyeon memutuskan membawa irene bersamanya.

"Tidak ,kau tidak perlu minta maaf . Aku hanya memikirkan nasibnya saja" irene menatap suho sendu " terimakaih karena sudah merubah hidupku " irene mencium bibir junmyeon sekilas dan setelah itu irene kembali memeluk junmyeon.

"Meskipun aku tidak pernah bertemu dengan anak itu tapi aku yakin jika dia anak yang baik , dan tangguh"

"Kuharap suatu saat nanti aku bisa bertemu dengannya" irene belajar sebuah kehidupan dari sehun ,ia belajar arti dari sebuah perjuangan dan ia belajar semua itu dari sehun anak yang tangguh.

Terkadang kita merasa putus asa atas hidup kita yang menurut kita masih kurang , terkadang kita masih sering mengeluh padahal di luar sana masih banyak orang yg jauh dari kata beruntung seperti kita,contohnya seperti Oh sehun anak yang tangguh .






Yuhuu update lagi.
Ada yang kangen sama si anak manis sehun ???

Atau kangen sama author abal-abalnya ?? 😆😆



Vote vote vote . Siders out 😝

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang