Satu

29 6 9
                                    

"Gue gila!!!" Ujar laki laki itu sambil menjambak rambutnya.

"Lo masih aja mikirin tuh peramal, hidup sama mati gaada yang tau. Pikiran lo dangkal banget" ujar Septian, seorang lelaki dengan stick PS ditangannya, dan mata fokus menatap layar LED.

"Tapi, ramalan gue bener loh, katanya angka keberuntungan gue angka 7. Gue bakal balikan sama mantan gue dengan embel embel angka 7. Dan gue balikan tepat di tanggal 7 Februari kemarin sep" Ujar Galih dengan semangat, namun matanya masih fokus ke layar.

"Tapi lo udah putus kan?" Septian melotot. Menatap teman disampingnya

"Tapi ramalan lo juga bener kan? Berat badan lo turun 5kg setelah 5 hari?" Galih malah semakin membeberkan kebenaran ramalan ramalan tersebut.

"Tuh kan, nasib gue gimana Asep?" Ringisnya semakin terdengar frustasi.

"Rak, udah deh bisa jadi itu cuman kebetulan"

Rak? Namanya Raka. Laki laki dengan postur tinggi kurus.

×××

Beberapa hari lalu, ketiga pemuda itu menghadiri sebuah pameran benda benda antik di daerah Braga, Pusat kota Bandung. Hanya sekedar iseng untuk berfoto, melihat benda benda antik seperti telepon putar, piringan hitam, dan yang lainnya karena tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Namun ada satu stand yang menarik perhatian ketiganya 'Mr. Fuad' pekik ketiganya, membaca nama stand yang terpampang didepan tirai.

Ketiganya pun memasuki stand tersebut. Mereka hanya perlu menunjukan telapak tangan mereka.

Pertama Galih, dengan angka keberuntungan 7, tentang asmara dan pertanyaan Galih lainnya yang terdengar umum.

Kedua, Septian. Angka 5, tentang keberuntungan dan asmara asep yang kurang beruntung, namun masih terdengar wajar.

Lalu giliran Raka, dengan gerakan malas, ia menyerahkan telapak tangannya.

"Hati hati dengan angka 6" ujarnya misterius

Hati hati? Apa maksudnya? Mengapa ramalan Raka terdengar berbeda dwngan kedua temannya?

"Kamu menyakiti hati wanita dan berhubungan dengan angka 6" ujar Mr. Fuad itu seraya memejamkan matanya

"Dan... kematian. Ada garis kematian disana"

Raka berjengit kaget. Kematian?

"Saya ga percaya" tukas Raka seraya menarik tanganya dari genggaman pria itu.

Mr. Fuad berkata lagi sembari memejamkan mata
"Angka enam, cinta, kesakitan dan.. kematian. Cepatlah meminta maaf dan cintai dia dengan tulus, miliki dia"

Raka menggeleng

"Datang temui saya jika kamu sudah mendapatkan gadis itu. Saya akan melihat apakah bayangan kematian itu akan menghilang dari diri kamu, atau malah semakin dekat"

Selama dua minggu belakangan ini, Raka dibantu oleh dua temannya mencari seorang gadis yang berhubungan dengan angka enam. Gadis yang pernah mengisi hari hari Raka tentunya. Tidak mungkin keluarga, karena Mr. bilang Raka harus memiliki gadis itu. Maka, mungkin saja gadis itu ada dalam deretan mantan atau korban PHP Raka.

Mulai dari tanggal lahir gadis itu, tanggal jadiannya bersama Raka dan tanggal putus, nomor rumah, nomor ponsel, dan berbagai nomor nomor lainnya yang Raka cari sebagai petunjuk.

Si playboy dan pemberi harapan palsu Raka setiap harinya mengurusi permintaan maaf kepada setiap gadis yang diyakini bahwa gadis itu yang dimaksud Mr. Fuad. Namun, setiap kali Raka datang menemui Mr. Fuad, Mr. Fuad hanya menggeleng, tanda bahwa bayangan kematian pada Raka belum juga hilang.

Siete OcultosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang