15 - Kontrak

7 2 10
                                    

Ternyata waktu memang mampu mengubah segalanya. Pelan-pelan aku pun paham. Siapa yang benar-benar teman, siapa yang berpura-pura sebagai teman.

-DCT_20190227-

❤❤❤

Pagi-pagi sekali Wanda sudah bangun, hari ini ia dan yang lain akan berangkat bersama seperti yang dijanjikan kemarin. Ah, setelah kemarin membantu Indah membereskan barang dan pakaiannya, mereka kelelahan dan langsung pulang ke tempat masing-masing. Tentunya setelah makan bersama.

"Pagi..." Sapa Wanda pada kedua orangtuanya, yang dia sapa pun membalas dengan senyum.

"Aku berangkat berangkat bareng  sama temen aku ya, soalnya masih satu yayasan. Kita janjian naik bus, hehehe.." ujarnya.

"Ya, hati-hati di jalan nanti. Sekarang sarapan saja dulu." jawab sang ibunda.

❤❤❤

"Uhhh, aku masih ngantuk mom..." Reina mengusap matanya berkali-kali, yang dipanggil hanya menggelengkan kepalanya.

"Makanya jangan ngegame mulu, kalo udah waktunya tidur ya tidur, Reina."  Melia menasihati.

"Tau tuh, dia kalo udah main game ya, mom, lupa waktu. Bisa-bisa berapa jam itu.. Ckckck.." Indah menyahut sambil menunjuk-nunjuk Reina.

"Ya, abisnya seru kan game nya. Momy sama Indah coba, deh. Pasti ketagihan. Btw, Wanda kemana? Tumben belum keluar rumah?"

"Masih sarapan, tadi dia chat aku. Tunggu aja, dikit lagi selesai mungkin." jawab Melia, Reina hanya mengangguk-anggukkan kepala sambil mengangkat kaki hendak melihat-lihat keramaian yang ada-btw kok jadi nyanyi?😂-

"Hai.. Lama ya nunggu aku?" Wanda keluar dari rumahnya. Yang lainnya menoleh ke arahnya.

"Nggak juga, kok. Yuk berangkat. Nggak ada yang ketinggalan, kan?" Melia bertanya.

"Hm.. Kalo aku kayaknya nggak, mom." jawab Indah.

"Nadoo.." Jawab Wanda juga sambil memeriksa tasnya kembali.

"Reina?"

"Hm, hape ada, buku, tas, tempat pensil, bekal, botol minum, hm.. Kayaknya udah semua. Yak sip berangkat!" Ujar Reina semangat, ia berjalan duluan di depan. Yang lain hanya mengikuti saja di belakangnya.

❤❤❤

Hari telah berlalu, tak terasa sudah seminggu terlewati dan kemarin adalah hari dimana pertama kali nya mereka akan menandatangani kontrak dengan agensi. Caca bilang ia akan menyusul nanti karena masih sibuk dengan kegiatan sekolahnya, padahal sudah membuat berkas-berkas untuk pindah lagi. Awalnya Caca tidak diperbolehkan oleh orangtuanya karena takut nilai akademisnya menurun, tapi Caca berusaha meyakinkan mereka dengan belajar dengan sungguh-sungguh agar hasil belajarnya selama ini mendapatkan nilai yang baik. Kalau bisa, sangat memuaskan. Itu keinginan Caca.

Reina, dia sudah meminta izin kedua orangtuanya. Mama nya bahkan sudah senang sekali saat Reina kabari dia lolos audisi, langsung saja mengizinkan anaknya karena itu mungkin keinginan Reina. Lagipula, jika Reina terkenal mungkin dirinya akan terkenal juga-begitu pikir Mama Reina-sepertinya.

Wanda dan Indah memang sudah mendapat izin dari jauh-jauh hari, jadi tidak masalah. Orangtua mereka pun mendukung minat anak mereka. Asal anak mereka bahagia selama melakukan kegiatan itu, apalagi kegiatan positif. Melia sendiri juga awalnya agak sulit mendapatkan izin apalagi mendadak, tetapi setidaknya Melia sudah cukup dewasa. Dia berhak memilih jalan yang ia mau pilih. Karena hanya diri kalian sendirilah yang tahu, apa yang ingin kalian jalani untuk hidup kalian ke depan nya.

"Ini hari pertama kita jadi trainee di sini.. Aduh mom senengnya.." Ujar Wanda, saat ini ia telah mengetik sesuatu di handphone nya.

"Hm, pas Jum'at kemarin kita tanda tangan, aku agak nggak nyangka kalau kita beneran bakal jadi trainee." sahut Melia, matanya sibuk memandangi tempat pelatihan tersebut, karena tak hanya ada mereka berempat saja. Ada beberapa pula anak-anak seusia mereka yang terpilih menjadi trainee di agensi tersebut. Bahkan ada yang sudah lebih dari 1 tahun.

"Aku juga nggak nyangka, mom.. Uhh, seneng juga aku tuh. Tapi, kalo setiap Sabtu dan Minggu kita latihan, berarti waktu istirahat kita berkurang, ya?" tanya Indah. Reina mendongak saat mendengar ucapan Indah.

"Yahh, main game juga kayaknya harus dikurangi, ya? Soalnya kan di kontraknya kita boleh aja punya hape, asal nggak disalahgunakan. Contohnya apa? Reina masih polos jadi gak tau, hehehe.."

"Yeh si Reina rasanya pengen tabok aja kamu bilang polos." Melia memutar matanya sebal, sedangkan yang dua lainnya tertawa.

"Contohnya nih ya, membagikan suatu postingan ke SNS tentang agensi, hal-hal yang menyangkut trainee di agensi, ataupun hal lainnya tentang trainee dan juga agensi. Itu sih yang aku tau.." Indah menjawab pertanyaan Reina, Reina pun menganggukan kepala pertanda mengerti.

"Tapi setidaknya kita masih boleh punya hape, kan?" Wanda tersenyum.

"Iya, biasanya kan ada beberapa agensi yang melarang punya handphone selama masih trainee." Melia menyahuti, Reina langsung bergidik ngeri.

"Aku nggak bisa bayangin kalo nggak punya hape, mom..." kata Reina yang disahuti tawa oleh ketiga temannya itu.

❤❤❤❤

Dreams Come True?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang