17 - Latihan

7 1 15
                                    

Semakin dewasa kamu akan semakin sadar, bahwa ada beberapa temanmu yang tidak menyukai secara diam-diam.
Dia akan membicarakanmu secara diam-diam di belakangmu, tetapi di depanmu semua akan terasa baik-baik saja.

-DCT_20190303-

❤❤❤

Seorang pelatih memasuki ruangan latihan tersebut, membuat para trainee tersebut menoleh dan memberi salam padanya.

"Annyeong haseyo, saya Choi Minhee, yang akan melatih vokal kalian selama beberapa waktu ke depan." seorang wanita cantik menyapa mereka semua.

"Ne, ssaem. Jal buthakdeurimnida." jawab mereka serentak.

"Sekarang, silakan duduk. Dan, saya akan mengabsen kalian satu-persatu, sekaligus akan mencari tahu kalian cocok di bidang rap atau vokal. Jadi siapkan diri kalian untuk latihannya." jelas Minhee-ssaem.

"Ne." jawab mereka lagi dengan serentak.

❤❤❤

"Im Jongshin." Panggil Minhee-ssaem, Jongshin pun berdiri menghampiri Minhee-ssaem. "Posisi kamu apa?" lanjutnya bertanya.

"Vokal, ssaem." jawab Jongshin.

"Kalau begitu coba nyanyikan lagu ini," ujarnya seraya memberikan kertas berisikan not dan lagu. "Akan saya iringi dengan piano."

Jongshin mulai menyanyikan lagu tersebut...

Chuun deut chupji anheun...
Eoneu gaeurui choip...
Seoneuhal beopdo..
hande jjarbeub oseul ibeun neo...

Gyejeori jinago...
Haessal ttatteuttan oneul...
Bomi watgo..
tto nae apen niga isseo...

Nal barabonda...
Geurigo utneunda...
Naneun..sumeul seuil suga eopda...
Neoui nunbit hanado...
Naegen neomu beokchaseo...
Ireoke neoreul..barabonda...

"Ok, suara kamu bagus. Pegang kertas itu, hafalkan liriknya dan dua minggu lagi kamu harus bisa nyanyikan lagu itu."  Minhee-ssaem tersenyum lalu mempersilakan Jongshin kembali duduk.

"Yoo Daehon." panggilnya lagi. Daehon berdiri dan maju ke depan. "Posisi kamu apa?"

"Vokal juga, ssaem." jawabnya lugas. Minhee-ssaem tampak menganggukan kepala.

"Ok, silakan kamu nyanyikan lagu yang ini." ia juga menyerahkan kertas berisikan not dan lagu pada Daehon.

"Ne, ssaem."

Lalu perlahan suara iringan piano terdengar...

Neol baraman bonda...
Neon daheul su eopda...
Maeumman geurinda...
Ne..nunmuri naerin bam..
jeonhal su eopdeon, my love..
ijeneun malhalge...

Jeonhago sipeun cheot beonjjae..
Deo isang apeuji anki...
Geudae neomeojyeodo,
naega meonjeo i son geonne julgeyo...
Jeonhago sipeun du beonjjae...
Jeoldae honja ulji anki...
Geudae hwanhan geu miso,
jikyeo julgeyo nan
Forever in your heart...

"Ok, kamu bagus juga. Hanya saja ada beberapa bagian yang agak kurang saat pengambilan napasnya. Kayak bagian jikyeo julgeyo nan forever ini your heart... Sebelum masuk ke bagian your heart-nya, kamu sudah harus ambil napas sedikit. Nah latihan lagi, jangan lupa hafalkan juga, ya." Minhee-ssaem memberikan nasihat kepada Daehon.

"Next, perempuan ya kali ini." ia melihat-lihat nama di daftar nama yang sedang ia pegang. "Kim Reina."

Reina berdiri dan maju ke depan secara perlahan, jujur ia gugup sedari tadi, sekarang malah namanya yang dipanggil. Ketiga temannya tampak menyemangati dari tempat duduknya masing-masing.

"Kamu di posisi apa?" tanya Minhee-ssaem. Reina menggaruk pelan kepalanya, pertanda bingung.

"Ah.. Uh.. Rap.." jawabnya gugup, karena ia belum begitu lancar berbahasa Korea.

"Kamu kenapa? Gugup?" tanya ssaem tersebut.

"Ah, animnida.." Reina melirik ketiga temannya yang lumayan sudah fasih berbahasa Korea.

"Jueisonghamnida, ssaem." Melia mengacungkan tangannya lalu berdiri, membuat yang lain menoleh ke arahnya. "Reina belum terlalu lancar berbahasa Korea karena baru pindah kira-kira kurang dari sebulan lalu, saat liburan, ssaem. Mohon pengertiannya." Melia sedikit membungkuk untuk menghormati guru latih vokalnya tersebut, sang guru hanya tersenyum kecil.

"Gwaenchana," jawabnya sambil tersenyum, "tapi kamu bisa, kan? Fighting!" katanya sembari menyodorkan sebuah kertas lagi.

"Ne, ssaem. Gomapseumnida." jawab Reina pelan, ia mengatur napasnya pelan, meredakan kegugupannya.

Yeah, nuga nae sujeo deoreobdae
I don't care
Maikeu jabeum geumsujo yeoreot pae
Beoreokhae jal mot igeun
geotteul seutteki yeoreo gae
Geodeuphaesseo sshibeojulge
seutaye jeonyeoge.

World business,
Haekshim seoboe ilsunui
Maejin manchi anchi i class
gachil mankkik joeun hyanggi
akchuin banchik
Mic mic bungee...

"Oke, stop. Kamu bagus juga, Reina. Silakan duduk."

"Gamsahamnida, ssaem." jawab Reina sambil tersenyum senang, lalu ia duduk di dekat Melia sambil memeluk tangan temannya tersebut.

"Ih apa sih, Rein?" tanya Melia dalam bahasa Indonesia pastinya, mereka memang belum ganti kebiasaan mereka memakai bahasa Indonesia. Katanya mereka mau menunggu Caca sampai di Korea baru akan mulai memakai bahasa Korea untuk sehari-hari.

"Makasih, momy. Sayang deh sama momy~" Reina tersenyum lebar.

"Giliran begitu aja, baru bilang sayang, ckck.. Reina-Reina.." protes Melia sebal, kedua temannya yang melihat hanya tertawa pelan.

❤❤❤❤

Dreams Come True?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang