2

133 8 0
                                    

"namanya juga jatuh hati, ya harus siap juga patah hati". - Vany

Kringgg kringg, bel istirahat telah berbunyi itu tandanya seluruh siswa siswi SMA Pelita akan memadati kantin. Vany dan Ara sedang mengantri untuk membeli makanan. Tiba-tiba saja ada yang mengalihkan perhatiannya di sudut meja kantin, ia adalah sosok laki laki yang tidak ia ketahui namanya.

"eh ra lo tau nama laki laki yang lagi duduk di meja paling pojok" tanya Vany pada Ara penasaran.

"oh itu, tau gue, dia galvano orang orang sih manggilnya vano, dia cowok terdingin se SMA Pelita. Kenapa lo jatuh cinta sama dia? ". Ara balik nanya

" hmm iya ni, kayanya gue suka sama dia. Biasa cinta pandang pertama ra". Sahut Vany sambil ketawa.

"yaelah gaya lo, cinta pada pandang pertama. Lo kalo suka sama dia, lo harus siap patah hati van" . Ara menegaskan. pasalnya memang benar Vano itu cowok dingin yang gak mau ngebuka hatinya untuk perempuan manapun.

"gue siap ra sama patah hati, namanya juga jatuh hati yaudah gue juga harus siap patah hati. Lagian gue mau coba dulu deketin dia. Bye ra". Kata vany sambil beranjak meninggalkan Ara menuju sudut meja kantin.

" eh mau kemana lo? " jawab Ara sambil menarik lengan Vany.

"gue mau merjuangin cinta gue". Sahut Ara disusul dengan cengirannya sambil pergi.

"Hai Vano". Sapa Vany begitu sampai pada sudut meja kantin.

Vano melirik sebentar. Ia tidak berniat menjawab sapaan Vany dan kemudian fokus lagi pada makanannya.

Vany yang merasa terabaikan, kemudian duduk di depan vano sambil mengatakan.

"aku duduk disini ya. Kasian kursi nya kosong" . Kata vany

"hmm". Ucap Vano yang malas meladeni cewek dihadapannya itu.

"eh van, kelas lo dimana? kok gue baru liat lo ya, padahal gue disini udah mau tiga tahun. Tau ada cowo ganteng kaya lo, gue pasti semangat sekolah." cerewet vany pada Vano.

Vano yang tidak mau meladeni cewek dihadapan nya. Ia lebih memilih pergi meninggalkan cewek aneh itu dan makananya yang masih banyak.

"eh van kok pergi si! Gue belum selesai ngomong malah ditinggal". kesal vany melihat vano yang pergi meninggalkannya sendiri.

"awas aja ! Gue pasti bisa cairin sikutub utara". Batin vany

Vany pun memutuskan untuk segera menghabisakan makanannya dan kembali ke kelas, karena waktu istirahat akan berakhir sebentar lagi.

Sesampainya dikelas, dia bergegas pergi menuju bangku nya. Kemudian menyenderkan kepalanya pada kursi. Ara yang melihat itu, ia sudah menduganya pasti ia gagal mendekati vano.

"kenapa? Gagal lo deketin vano? Udah mending lo cari target yang lain aja deh van". Kata Ara

"gue gabakalan nyerah ra, lagian yang gue suka itu vano bukan orang lain. " ucap vany pada ara dengan penuh keyakinan.

"yaudah terserah lo deh. Gue cuma bisa doain lo aja ". Ucap Ara

"makasih ra lo emang temen terbaik gue". Ucap vany

Ditengah obrolan mereka yang sedang asyik. Tiba tiba saja guru yang akan mengajar hari ini telah memasuki kelasnya. hari ini mereka belajar pelajaran Matematika, Pelajaran yang Vany dan ara benci. Mereka pun belajar dengan sangat terpaksa.

Masa belajar Matematika telah terlewati dengan sangat berat. Pasalnya mereka disuruh mengerjakan 40 soal matematika. Kini bel pulang sekolah telah berbunyi. Vany dan Ara bersiap siap menuju parkiran sekolah untuk pulang sekolah.

"eh ra gue lupa, hari ini gue ada ekstrakulikuler , gue gabisa pulang bareng lo". Ucap vany pada Ara. Benar vany selalu pulang bareng Ara karena arah pulang mereka satu arah.

"yah, yaudah deh gue pulang sendiri. Lo hati hati pulangnya. Bye van". Kata ara sambil pergi meninggalkan vany.

Hari ini vany ada ekskul taekwondo. Ya, ilmu bela diri yang paling vany sukai. Ia tidak tomboy tapi entah kenapa sangat menyukai seni bela diri tersebut.

Pukul sudah menunjukan 18.00. Ia baru selesai berlatih taekwondo. Saat hendak pulang ia tidak sengaja melihat Vano sedang memarkirkan motornya. Sepertinya ia juga akan pulang. Kesempatan itu tidak di sia siakan vany untuk pulang bareng vano.

"hai vano, mau pulang?". Tanya vany basa basi pada vano .

"hmm". Vano hanya berdehem dan itu artinya iya.

"boleh nebeng gak? Udah sore, angkutan umum jarang lewat jam segini". Ucap vany berharap vano mau mengantarkan dirinya.

"gak". sahut vano ketus

"masa lo tega ninggalin cewe secantik gue sendiri disini, nanti kalo gue diapa apain sama orang jahat gimana?". Ucap vany memelas. Pasalnya memang benar jalanan deket sekolah nya itu terlihat sepi jika sudah terlalu sore.

"itu masalah lo , bukan masalah gue". Kata vano. Dengan rasa ketidakpeduliannya ia meninggalkan vany sendiri.

"sabar van, suatu saat nanti lo bakal dianterin pulang sama dia, hanya butuh sedikit waktu lebih lama buat cairin sikutub utara" . Batin vany

Tak lama dari itu untung saja ada angkutan umum lewat. Akhirnya vany bisa pulang meski dengan angkutan umum ke rumah. Rumah yang sebenarnya tempat berpulang paling nyaman, tapi tidak bagi vany. Menurutnya rumah adalah tempat yang paling ia benci untuk berpulang.





To be continue







Vany & VanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang