Perkenalan Pertama

12K 286 27
                                    


Reiner POV

Kenalkan nama ku Reiner, asli Yogyakarta yang mencoba peruntungan di Jakarta. Hey, ibu kota! Aku datang untuk menyelesaikan berbagai kasus di negeri ini. Seperti Narkoba, kasus pembunuhan, pemerkosaan ataupun kasus yg lainnya. Yang jelas aku polisi muda asal Yogyakarta, berusia 21 tahun dengan title sarjana muda.

Terkadang karena tuntutan kasus kasus berat, mengharuskan aku untuk mengesampingkan rasa iba ku terhadap sang pelaku. Jujur, aku bukan orang yang tega. Tapi saat melihat bahwa ternyata orang yang aku kasihani adalah sudah terbukti tersangka, maka aku hilangkan segala iba ku. Tak peduli muda, tua, atau remaja tanggung.

"Hai, Rei! Gua disini!"

Seorang lelaki yang sangat aku kenali, berperawakan tambun dan berusia lebih tua dariku 10 tahun. Reno.

Tangannya melambai kearah ku yang tengah berdiri di ambang pintu coffee shop Jakarta. Aku tersenyum ramah menghampiri nya.

"Lho? Udah ada kopi aja nih 3. Satu lagi buat siapa?" Aku bertanya sembari menarik kursi untuk ku duduki.

"Oh ini, gua pesenin buat temen gua yg katanya lagi dijalan. Sekalian gua mau kenalin lu ke temen sekolah gua."

"Widih kayakanya sih cewek cantik, ya. Secara orang Jerman setau gua cantik cantik."

"Ngaco Lo! Lo tau sendiri gua paling males berurusan sama yang namanya kaum hawa. Itulah yang menjadikan gua tetap membujang."

Reno tertawa diakhir kalimatnya. Benar juga sih, Reno itu paling bangga dengan title jomblonya. Padahal walau badannya agak tambun dia itu lumayan tampan.

Mendengar penjelasan nya aku pun mau tak mau ikut menertawakannya.

"Oh ya, Rei, Lo tau ga? Komandan kasih gua kasus untuk menuntaskan siapa pelaku sebenarnya pembunuhan sekaligus mutilasi itu, 2 hari yang lalu komandan sempet WhatsApp gua buat jadi Intel ke kampung itu. Gua cuma berharap semoga aja ga ada kendala pas gua lagi jadi Intel disana."

Aku mengangguk sembari mengocek kopi Aceh ku. Jangan kan dia, aku saja sudah pusing tujuh keliling dengan kasus pemerkosaan seorang gadis di daerah Pulo gadung. Argh, rasanya orang orang ini semakin tidak bermoral saja. Karena dalam seminggu bisa 3 kasus yang masuk kedalam ajuan pembahasan dan penuntasan.

"Gua juga," belum selesai aku menuntaskan kalimat ku, Reno langsung memotong dengan enaknya. Dia melambai ke arah di belakang ku. Seperti teman yang ia maksud baru sampai ke Jakarta

"Alex! Gua disini!"

Reno meneriaki seseorang, astaga lelaki ini seperti tidak punya urat malu saja. Kenapa harus pake berteriak segala di coffee shop? Beberapa pasang mata menatap heran saat melihat kelakuan Reno.

"Hei, Ren!" Sosok lelaki dengan suara bass rendah tengah berdiri dibelakang ku dengan tangan yang sedang berjabatan hangat dengan sahabat ku di kepolisian.

Lalu ku lihat lelaki itu menarik kursi dan mulai duduk di sebrang ku. Sosok ini yang Reno maksud? Sosok lelaki dengan wajah diatas rata rata orang Indonesia.

"Lex, kenalin temen gua namanya Reiner, asal Yogyakarta"

Aku mulai menjulurkan tangan ke arah lelaki disebrangku. Sekilas ia menatap ku tepat di kedua bola mata ini. Tatapan nya begitu tajam dan mendelik penuh penilaian. Merasa canggung, aku mulai menarik kembali tanganku.

"Alex."

Singkat dan padat, suara Bass rendah nya masuk ke telinga ku. Aku cerna dengan baik, lelaki ini memiliki pesona yang besar. Hanya mendengar suara nya saja aku sedikit bergetar. Aku takut mungkin?

Lelaki terindahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang