Euphoria

5.2K 215 44
                                    

Katanya sih ya kalau abis gajian, seneng nya bukan main. Iya sih bukan main, maksud ku juga emang ga main haha. Malas karena terlalu banyak beraktifitas rasanya aku ingin diam di rumah, tanpa pergi kemanapun dan mengabaikan semua WHATSAPP dari teman teman kerja ku.

Ting

Nada pesan masuk dari aplikasi WhatsApp. Aku meraih ponsel yang ada di samping tubuh telentang ku di kasur lantai kecil.

"Nomer ga dikenal? Siapa nih?" Aku mengerenyitkan dahiku.

"Bales ga ya?"

+628954347xxxx

-Keluar dari kosan kamu, saya tunggu di depan.

"Bales deh, kasian juga nih orang udah wa gua, buang buang kuota masa ga gua bales."

-siapa ya?

"Takut juga sih siapa tau nih orang bakal jahatin gua."

Tak berselang lama aku menepuk dahiku, merasa menyesal habis bicara seperti itu.
"Bego! Gua ini polisi, kenapa harus takut sama orang yang punya niat jahat sama gua?"

Dengan perlahan aku mulai meninggalkan kamar kosku. Dengan baju rumahan aku sih tetap pede.

Di lorong kosan, aku bertemu dengan beberapa orang yang mengenali aku dengan baik. Yaitu, Rajendra, Nauval, dan Eciko.

"Kemana, Rei? Baru liat gua lu keluar kamar. Biasa nya kalo libur diem doang" Rajendra menanyai aku. Nampaknya teman kos ku itu baru pulang dari kegiatan futsal nya.

"Ini nih mau ke depan. Sekalian mau beli makan."

Aku berlalu meninggalkan Rajendra.

5 menit berjalan untuk keluar dari kosan ku, dan Yap aku terkejut setengah mati, mendapatkan seorang lelaki yang ku kenali 3 hari yang lalu tengah berdiri dengan gagahnya di motor besar nya. Shit, Alex! Ternyata orang yang mengirimi aku pesan WhatsApp itu Alex?

"H-hei." Aku tersenyum kaku melihat nya yang tengah menghampiri aku.

Lihat, cara dia melangkah aja sudah di pastikan itu mampu menghipnotis ku.

"Lama ga ketemu, Rei."

Aku tertegun memandang nya. Yang berdiri tidak jauh dari tempatku berpijak. Pria ini, astaga.

Saat melihatnya, aku harus mendongakkan kepala ku. Sungguh, dia tinggi sekali. Tinggi ku sebagai polisi saja cuma 176. Shit, aku merutuki betapa sempurna nya seorang Alex.

"Mau ikut dengan saya?"

"Euh? K-kemana?"

Shit, kemana jiwa ksatria ku? Kenapa aku begitu nampak lemah dihadapan pesona seorang Alex?

"Kemana kamu mau, saya ikuti."

Suara nya, my God bulu kudukku meremang karena satu persatu kata nya yang mengalun indah. Dia, benar benar sialan!

"Saya ga tau harus kemana, dan lagi ini terlalu mendadak. Saya juga berfikiran bahwa hari ini adalah hari santai saya."

Sumpah serius biasa ngomong pake bahasa Gua Lu, kenapa jadi saya saya-an terus.

"Bagaimana dengan wahana bermain?"

Dia memberi usul sembari berjalan kearah motornya. Kenapa cara berjalan nya pun menarik perhatian ku dari arah sini. God, baru kali ini aku begitu memperhatikan seseorang dengan notabene satu kaum dengan ku.

"Apa aja asal ga membuat mas Alex keberatan, saya mau mau aja. Selagi tidak menguras kantong mas Alex."

"Menguras sedalam apapun, saya ga keberatan. Santai, saya bukan orang yang terlalu gila dengan rupiah."

Lelaki terindahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang