"Hyung, apa kau tidak punya makanan?""Cari saja di dapur sana"
Mingyu membuka kulkas dan memilah-milah makanan yang bisa dimakan tanpa harus dimasak. Karna di rumah seungcheol, yang tersedia hanya makanan kaleng saja.
"Ming! Sepertinya ponselmu berbunyi!",teriak seungcheol.
"Iya halo ada apa perawat Jang?"
"APAAAAAAA?!!!! Iya saya kesana sekarang"
"ada apa Ming?"
"Maaf hyung aku harus ke rumah sakit sekarang. Wonu tidak ada di kamar. Dan sepertinya dia melepaskan infusnya"
"JANGAN NGEBUT MING!!!"
***
Sesampainya di RS Mingyu langsung menuju nurse stasion untuk menanyakan apa yang sebenarnya telah terjadi.
"Begini dokter Kim, tadi siang pasien Jeon masih ada di kamar, perawat yang mengantar obat ke kamarnya bahkan disapanya,makan siangnya pun habis dimakan, tak seperti biasa"
"Lalu?"
"Saat jam besuk, kelihatannya orangtua beliau berkunjung, lalu saat perawat Shim akan mengantar makan malam, pasien sudah tidak ada"
"Astaga"
Mingyu langsung bergegas mencari Wonu setelah mendengar penjelasan dari perawat Jang.
Aku mohon jangan pergi, batin Mingyu.
Flashback pagi hari saat di Taman
"Bagaimana dengan tangan kirimu? Apa masih nyeri?"
Mingyu memulai pembicaraan pada laki-laki yang masih asyik memandang langit sambil tersenyum.
"Ah.. ini? Sudah lebih baik",ujarnya sambil mengangkat tangan kirinya.
"Beruntung hanya retak hyung, lagipula apa yang kau pikirkan hyung sampai menyetir dengan kecepatan tinggi?"
"Hyung? Kau memanggilku hyung? Apa aku tidak salah dengar?"
"Lalu mau kupanggil apa? Sayang? Lagipula memang kau lebih tua kan"
Wonu hanya melirik sekilas kearah dokter yang merawatnya itu lalu tersenyum geli sendiri.
"Yasudah kalau tidak mau cerita",ujar Mingyu tengah berdiri dari tempatnya.
Wonwoo langsung memegang tangan Mingyu tanpa menoleh ke arahnya.
"Duduk"
Mingyu akhirnya tahu kenapa Wonwoo berkali-kali mencoba untuk bunuh diri. Dia sedikit tau apa yang dirasakan pasiennya itu. Tidak mudah menjalani hidup sendirian. Apalagi sebelumnya sudah terbiasa punya tempat untuk bersandar.
Siapa sangka, di hari kematian kakeknya, Wonwoo baru tahu kalau orangtuanya sudah bercerai sejak lama dan sudah memiliki keluarga masing-masing. Mungkin jika hari itu kakeknya masih ada, mungkin kedua orangtuanya yang mengaku sibuk tidak akan pernah datang menemuinya.
Wonwoo yang sejak usia 17tahun sudah tinggal bersama kakek dan neneknya sebenarnya sudah terbiasa tanpa kehadiran orangtuanya. Hanya saja menurutnya ini sudah keterlaluan. Disaat neneknya pergi, kedua orangtuanya masih bungkam. Tapi kenapa saat dia harus kehilangan satu-satunya tempatnya pulang semuanya baru terlihat jelas.
"Itulah yang terjadi. Mungkin jika mereka menampakkan diri didepanku lagi, aku benar-benar akan pergi"
Mingyu bisa melihat dengan jelas air mata sudah mulai memenuhi kedua mata pasiennya itu.
"Aku tidak akan melihat. Kau bisa menangis jika mau",ucapnya yang langsung berbalik memunggungi orang yang dipanggilnya hyung itu.
Mingyu bisa mendengar suara Wonwoo yang menangis. Lirih tapi dia bisa mendengarnya dengan jelas.
Flashback end~
***
Mingyu mencari di lorong lorong setiap lantai di RS. Di taman, kantin, perpustakaan bahkan di setiap tempat duduk yang ada di RS itu.
"Dasar anak muda yang aneh, dingin dingin begini kenapa malah berjalan menuju atap rumah sakit"
Mingyu langsung menghentikan langkahnya setelah tanpa sengaja mendengar percakapan dua pasien lansia yang melewatinya.
Mingyu langsung berlari menaiki tangga menuju rooftop rumah sakit. Dia tak melihat seorangpun disana. Dia berjalan pelan menuju pinggiran gedung setelah melihat sepatu pasien yang hanya sebelah tergeletak disana. Diliriknya kebawah gedung tampak kerumunan orang disana.
Mingyu langsung jatuh terduduk. Dia tak bisa mendengar apapun. Pikirannya entah kemana sekarang. Disini rasanya sakit sekali. Di dadanya.
Tanpa sadar air matanya jatuh. Mingyu menangis sekencang-kencangnya.
"Kenapa aku harus terlambat!!!!!?!!!",teriaknya.
"Memangnya kau mau kemana?"
Mingyu mendongakkan kepalanya. Orang yang daritadi dicarinya itu tersenyum dengan membawa snack berukuran besar di tangan kanannya.
Mingyu tidak menjawab. Tangisannya malah makin menjadi-jadi. Wonwoo yang tidak tahu apa yang sudah terjadi hanya mendudukan dirinya sambil sesekali menepuk punggung orang yang tengah dipeluknya ini.
bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Young Days [✔️]
Fanfiction"Anda tidak akan menghentikan saya?" "Untuk apa? Kalau mau jatuh ya jatuh saja. Tapi harus langsung mati ya. Saya gak mau buang buang tenaga buat nolongin kamu lagi" END