Setelah kejadian itu, Mingyu tetap memperlakukannya seperti biasanya. Seolah-olah tidak ada yang terjadi. Hanya saja Mingyu lebih sering berangkat pagi sekali. Dia tetap menyiapkan sarapan untuk Wonwoo. Mereka masih sering bercerita satu sama lain saat di rumah walau Mingyu lebih sering menanggapi."Hari ini tak ada yang spesial"
"Ya begitu-begitu saja"
"Sama seperti kemarin"
Begitu katanya saat Wonwoo meminta Mingyu giliran bercerita.
Saat akhir pekan atau jika Mingyu sedang libur, dia akan pulang malam sekali. Kadang pulang dalam keadaan mabuk.
"Oh, jadi kau yang namanya Wonwoo...",ucap laki-laki yang mengantar Mingyu pulang.
"Ah.. kau teman-teman barunya?"
"HAHAHAHA MWO? Teman baru? Kau sama sekali tidak mengenal Kim Mingyu rupanya",ujarnya sebelum pergi.
***
Wonwoo terus menerus kepikiran apa kata orang yang mengantar Mingyu semalam.
Kalau dipikir-dipikir kembali, memang benar apa yang dikatakannya. Banyak hal yang tidak dia ketahui soal Mingyu. Apalagi setelah kejadian itu, Mingyu jadi lebih menutup dirinya."Apa kau merasa hampa? Karena aku juga"
Ucapnya tengah mengambil vas bunga yang kosong.
***
Sementara di Rumah Sakit tepatnya di ruangan Jeonghan,
"Apa kau yakin sudah melakukan saranku?"
"Tentu saja dokter Yoon Jeonghan"
"Nona Chuan, kulitmu tidak bisa berbohong. Kenapa kering sekali. Dan apa pula ini? Jerawat? Astaga. Katanya mau terlihat sempurna saat pemotretan prewedding mu?"
"Baik. baik. Aku mengaku. Ini semua gara-gara sepupuku. Aku sering begadang mendengarkan curhatannya. Belum lagi yang tiba-tiba aku harus mencari tiket pulang saat mencari souvenir untuk pernikahanku di eropa kemarin"
"Harusnya kau membicarakan hal ini pada sepupumu itu. Maksudku kau kan sedang sibuk-sibuknya mengurus pernikahanmu"
"Membicarakan dengannya? Dengan si Jeon Wonwoo? Maaf, tapi aku belum mau melihat tas-tas mahalku berubah jadi abu"
"Tunggu sebentar. Jeon Wonwoo yang kau maksud itu yang pernah dirawat di RS ini? Pasiennya Mingyu?", ujar Jeonghan sambil memajukan kursinya.
"Yuhuuuu~"
"Great! Sepertinya aku menemukan titik terang untuk permasalahan kita. Terimakasih Tuhan!!!!"
Jeonghan tersenyum penuh kemenangan.
Chuan yang bingung mendengar perkataan Jeonghan balik bertanya,
"Permasalahan kita? Kau punya masalah dengan sepupuku juga dokter?"
"Bukan dengannya, tapi dengan Kim Mingyu. Lelaki bodoh yang mudah menyerah. Belum ditolak sudah mundur. Ups, aku keceplosan", jeonghan langsung menutup mulutnya sendiri.
"Tenang dokter Jeonghan, aku sudah tahu dari awal kalau mereka bukan sepasang kekasih. Tapi setiap melihat sorot mata keduanya saat membicarakan satu sama lain, aku bisa melihat perasaan mereka. Jeon Wonwoo sama bodohnya. Dia tak bisa menyadari perasaannya sendiri",jelas Chuan.
"Syukurlah. Beberapa menit yang lalu aku merasa seperti habis membocorkan rahasia negara. Kau tahu dietku sampai gagal gara-gara Mingyu. Aku penasaran, kenapa kau melepaskannya walau mereka bukan sepasang kekasih?"
"Karna aku melihat Kim Mingyu jatuh cinta. Dulu aku terus mengejarnya karna aku tahu dia tak mencintai siapapun. Dengan harapan mungkin saja aku bisa jadi orang yang beruntung itu. Tapi kau jangan salah sangka dulu, aku sangat mencintai calon suamiku ini. Mingyu hanya masa lalu"
Jeonghan kagum mendengar jawaban Chuan. Dia sudah merasa dari dulu kalau si Chuan aslinya tidak menyebalkan.
"Tentu. Aku bisa melihat kalau kau sangat mencintai Aron. Begitu juga si Aron yang sangat mencintaimu. Kalian adalah pasangan yang serasi"
"Terimakasih atas pujianmu dokter Jeonghan. Kau dan dokter Seungcheol juga pasangan yang serasi. Jadi apa rencana kita?"
"Bagaimana kalau begini saja...",ujar Jeonghan mencondongkan badannya sambil berbisik.
"Deal! Ayo kita tos!"
bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Young Days [✔️]
Fanfiction"Anda tidak akan menghentikan saya?" "Untuk apa? Kalau mau jatuh ya jatuh saja. Tapi harus langsung mati ya. Saya gak mau buang buang tenaga buat nolongin kamu lagi" END