Katakan Cinta -Diana-

3.9K 94 7
                                    

Kalian tau, astaga jantungku tak mau berdetak dengan tenang sejak aku mengirimkan pesan kode pada Pak Eza, baiklah katakan aku nekat tapi aku sudah benar-benar tak tahan untuk mengungkapkannya selama hampir tiga tahun aku memendam perasaan ini! dan aku tahu Pak Eza pasti tidak akan membalasnya, dan aku bertekad akan mengatakannya secara langsung besok, ya besok. Jadi tolong doakan aku .

            “Lo yakin mau bilang ‘itu’ sama Pak Eza?” tanya Emmy. Saat ini kami sedang berada dikelas, menunggu kelas pertama dimulai.

“Iya, gue udah gak kuat. Setidaknya gue lebih lega kalo udah bilang gitu,” jawabku yakin.

“Oke, gue dukung lo penuh!” kata Emmy.

“Harus itu,” sahutku kemudian dilanjutkan dengan tawa kami.

**

            Mataku berkeliling disekitar koridor kampus, tepatnya di koridor menuju ruang kantor dosen. Kalian tau siapa yang kucari? Yap, Pak Eza. Dan kalian tau persiapan apa yang kugunakan, yah tidak memakai biaya sih karena aku mengumpulkan bunga-bunga yang ada di taman kampus, kurapihkan dan kuikat menjadi satu dengan tali pita yang awalnya kupakai di rambutku, sehingga kumpulan bunga yang kudapat ini menjadi satu buket. Cukup simple hehehe.

“Pak Denny,” sapaku pada Pak Denny yang tak sengaja lewat dihadapanku, sepertinya bersiap untuk mengajar.

“Lho Diana? Kok gak dikelas?” tanya Pak Denny “Bunga?” Pak Denny melihat bunga yang berada di tangan kananku dengan bingung.

“Hah!? Hehehe,” aku langsung menyembunyikannya dibalik punggungku “Dosen kelas kedua saya gak ada pak, makanya mau langsung pulang aja tapi saya mau ketemu Pak Eza, dia ada dimana ya pak? Setau saya dia udah gak ada jam ngajar lagi,” kataku panjang lebar.

“Ohh, Pak Eza tadi katanya mau ke taman belakang kampus, ngerjain kerjaan kantornya,” kata Pak Denny.

“Ohh gitu, makasih pak,” kataku mengerti. Tiba-tiba saja Pak Denny tersenyum menatapku.

“Good Luck,” kata Pak Denny lalu berlalu meninggalkanku yang masih bingung dengan perkataan Pak Denny, Good Luck?! Apa Pak Denny tahu kalau aku mau… ahh tidak penting sekarang aku harus bertemu Pak Eza setelah itu langsung pulang dan bersiap bekerja. Siapkan dirimu Diana, terima keputusan yang akan diucapkan Pak Eza nanti, fiuhhh tarik nafas …. Hembuskan… dengan tekad yang sudah bulat aku pun melangkahkan kakiku menuju taman yang ada dibelakang gedung kampus.

Tap..tap..tap..

            Aku menghentikan langkahku tepat di samping gedung kampus, sedikit menoleh kearah taman dan yak aku melihatnya, Pak Eza sedang duduk dikursi taman dengan laptop yang berada di atas pangkuannya. Lagi-lagi aku menarik nafas, berusaha mengisi udara di paru-paruku yang mendadak terasa kosong. Sekali lagi aku meyakinkan diriku, dan tanpa kusadari kakiku tiba-tiba melangkah menuju posisi Pak Eza, dengan buket bunga buatanku yang kusembunyikan dibalik punggungku.

“Pak Eza,” panggilku sedikit gugup. Pak Eza mengangkat wajahnya, terlihat ada kerutan di keningnya saat melihat kehadiranku.

“Ya?” jawabnya akhirnya.

“Ng…” lagi-lagi aku menarik nafas panjang-panjang dan menghembuskannya, benar-benar grogi!!

“Ada apa?” tanya Pak Eza yang mulai kelihatan bingung.

“Ng…anu…itu…saya ..ng.. saya..” bagus kenapa aku jadi gugup begini!?

“Saya?” Pak Eza mengulang kata-kataku, mencoba membantu ku menyusun kalimat.

“Ng.. aduh gimana ya.. ng jadi gini Pak, maaf kalo kelihatan kurang ajar tapi saya cuma mau jujur aja… kalo saya..saya.. suka sama bapak,” aku langsung menundukan wajahku dan mengulurkan buket bunga buatanku.

“Saya suka sama bapak,” ulangku lagi, sungguh!! kalian tahu jantungku kembali berdetak tidak normal, aku cemas , aku takut tapi bagaimana!? Aku sudah terlanjur basah kan!? kudengar helaan nafas dari Pak Eza, tak lama ia mengambil buket bunga dari tanganku.

“Makasih,” katanya, oh God bagus aku ditolak, tapi wajar saja aku kan hanya mahasiswi.

“Saya suka bunganya dan..” God kuatkan aku!!

“Kita bisa coba,” sambung Pak Eza.

What !? apa aku tidak salah dengar!? Kita bisa coba? Itu artinya aku…aku..

 “Bapak gak bercanda kan?” tanyaku meyakinkan diriku, sambil menguatkan diriku untuk dapat menatap wajahnya. Kulihat ada seulas senyum disana dan ada anggukan kepala. Aku diterima oleh Pak Eza !!

“Jadi kita?” aku kembali menanyakannya, jujur aku takut ini hanya ilusi semata.

“Iya benar,” Pak Eza bangun dari duduknya, berdiri tepat didepanku dan hal yang paling membuatku terkejut adalah dia menyibakkan anak-anak rambut yang menutupi wajahku, dan membawanya ke belakang telingaku..

“Saya.. saya cuma gak percaya aja Pak,” kataku jujur.

“Jadi kamu gak percaya sama saya?” tanya Pak Eza dengan kening berkerut lagi.

“Eh.. bukan gitu Pak, saya percaya kok,” ralatku langsung.

“Bagus kalo gitu,” kata Pak Eza dan lagi seulas senyum tercetak diwajah tampannya.

“Iya!!” ucapku ceria, Pak Eza kembali tersenyum.

“Saya panggil Kak Eza boleh?” tanyaku langsung, Pak Eza menganggukan kepalanya dan tanpa segan-segan aku langsung memeluk Pak Eza seketika itu juga aroma tubuh Pak Eza menyeruak masuk ke rongga penciumanku, ia pun mengusap kepalaku pelan.

“Kamu gak ada kelas?” tanya Pak eh Kak Eza padaku, aku melepaskan pelukanku dan menggeleng pelan.

“Dosennya gak dateng Kak, ng ya udah deh aku pulang Kak, mau langsung ke café,” pamitku langsung, walaupun sebenarnya masih ingin bersama Kak Eza.

“Ya udah, hati-hati,” pesan Kak Eza, aku mengangguk.

“Bye Kak,” pamitku. Kak Eza menganggukkan kepalanya, aku pun berjalan menjauhinya. Baiklah aku tidak bermimpi kan!? Kini aku memiliki hubungan dengan Pak Eza !! kyaaaaaaaaaaaaaaa!? Ya Tuhan ini impianku ! impianku ! -- baiklah itu memang terlihat sangat berlebihan.

            **

“Seneng banget Di? Ada apa sih?” tanya Sarah –teman kerjaku di café-.

“Hah!? Gak kok lagi happy aja,” kataku dengan senyum yang sedari tadi tak lepas dari wajahku

“Wah kenapa nih? Beneran deh kamu keliatan happy banget,” kata Sarah.

“Masa sih !? perasaan kamu aja kali, udah ah aku mau bersihin meja depan dulu,” kataku mengalihkan perbincangan.

“Lho bukannya udah kamu bersihin tadi?” kata Sarah, sial !! kenapa aku bisa lupa !?

“Ah Sarah, meja diluar kan deket jalanan jadi pasti cepet berdebu,” huhhh untung aku cukup pintar memberi alasan. “Ya udah ya, aku tinggal dulu,” kataku dan langsung berlari menuju meja diluar café, rambutku yang ku kuncir dua terkibas-kibas karena gerakanku, aku yakin pasti terlihat sangat kekanakan, ahh apa peduliku. Biarkan aku menjadi aku, iya kan?

            Aku mengerjakan tugasku sambil bersenandung ria tanpa memperdulikan tatapan bingung dari pengunjung café ahh biarkan saja mereka mau menganggapku seperti apa, asal mereka tahu aku sedang jatuh cinta . Ahh Tuhan jatuh cinta terasa begitu indahnya. Aku merasa benar-benar beruntung, sangat beruntung. Jika ada yang bertanya padaku ‘Hari apa yang dapat membuatmu sangat bahagia?’ dengan mantap dan tegas atau mungkin berteriak, aku akan menjawab ‘HARI INI !!!’

Semoga tak mengecewakan dan tak dikecewakan xD

Kritik, saran ataupun bintang boleh ditinggalkan :D ---dan

Thank's buat semua yang baca cerita aneh ku ini :)

My LectureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang