Nih, Seoksoo kalian srfnkm, GirlsT3ars dan hope_9499.
.
.
.
Seokmin dan Jisoo adalah perpaduan yang sempurna. Sama-sama tampan, sama-sama kuat, sama-sama gila. Gila yang bagaimana? Salah satu contohnya adalah yang seperti ini…
.
Suatu hari di Distrik 11.
.
Keadaan agak tak terkendali saat ada beberapa orang makhluk penghuni dunia bawah yang berhasil menerobos keluar dari Underworld dan menyerang penduduk Human World.
7 dari 13 anggota Seungcheol dikerahkan untuk mengatasi masalah tersebut. Seokmin, Soonyoung dan Jihoon mengatasi di bagian luar sementara Jisoo, Chan, Seungkwan dan Minghao di dalam gedung.
Orang-orang yang berada di sekitar sudah dievakuasi ke tempat aman sehingga mereka bisa bekerja secara maksimal. Jisoo adalah tipe petarung yang menunggu lawan datang kepadanya. Sementara Chan, Seungkwan dan Minghao menyapu musuh secara berkeliling naik-turun lantai, Jisoo malah duduk santai di lantai 26.
Seokmin juga sama santainya. Dia dengan mudah menghabisi semua lawannya tepat setelah dia berhasil menyentuh mereka.
"Kak Jisoo dimana?" Tanya Chan.
"Di atas."
"Sendirian? Segerombolan makhluk itu baru saja naik ke atas!"
Minghao menggedikkan bahu. "Sejak kapan kita harus menghawatirkan Jisoo?"
"Hei, ada musuh di sini?" Seungkwan muncul sambil menenteng busurnya. Chan dan Minghao memandang sekeliling. Tentram.
"Sepertinya mereka semua ke atas."
"Kalau begitu kita bisa santai sekarang. Aku bawa jajanan. Mau tidak?" Seungkwan menarik sembarang meja dan kursi kemudian mengeluarkan sebuah kotak yang cukup besar, entah dimana dia menyembunyikan kotak itu sebelumnya. Chan dan Minghao ikut menarik kursi dan bergabung dengan Seungkwan untuk menikmati makanan yang di bawanya.
"Mati… mati… mati…"
"Oy, Seokmin, kau sudah dapat berapa?" Tanya Soonyoung.
"Kau berapa?" Seokmin balik bertanya.
"28," jawab Soonyong. "Aku, 53," timpal Seokmin.
"Sial…"
Tiba-tiba Jihoon datang menghampiri Soonyoung, sedikit berjinjit agar dia bisa membisikkan sesuatu pada Soonyoung. Soonyoung mengangguk-angguk setelahnya, lalu mereka berdua mulai menepi dan masuk ke dalam gedung. Di sinilah semua kegilaannya dimulai…
"Seokkie!" Jisoo memanggilnya dari jendela lantai 26 yang sudah pecah akibat perkelahian.
"Ya?!"
"Tangkap aku."
Jisoo terjun dari lantai tersebut dan Seokmin masih sibuk menghabisi lawan yang mendekat ke arahnya selagi Jisoo masih dalam keadaan terjun bebas. Sesaat sebelum Jisoo benar-benar dekat dengan dataran, Seokmin melesat ke arahnya dan menangkap tubuhnya.
"Kita selesaikan semuanya sekaligus," ujar Jisoo saat melihat gerombolan yang tadinya berada di dalam gedung kini ikut menyerbu ke luar.
"Okay."
Seokmin menggenggam sebelah tangan Jisoo dan mereka mulai menggabungkan kekuatan mereka. Kemampuan mengendalikan pikiran milik Jisoo, dipadukan dengan telekinesis milik Seokmin.
Dengan kemampuan mengendalikan pikirannya, Jisoo dibantu oleh Seokmin memaksa para pemberontak dari dunia bawah tersebut untuk mendekat pada mereka. Lalu, dengan kemampuan telekinesis milik Seokmin, mereka dengan mudah mencabik jiwa-jiwa malang itu hingga tak bersisa. Dalam sekejap, semuanya kembali aman terkendali.
Saat semuanya sudah tenang, barulah Seokmin sadar kalau Soonyoung dan Jihoon tidak ada di sekitarnya.
"Kemana mereka?"
"Masuk ke dalam gedung. Ngemil bersama yang lain…"
"Wha—" Seokmin tak habis pikir. Jadi, mereka meninggalkannya sendirian?! Ck…
Seokmin berjalan menuju gedung dan menempelkan tangannya ke dinding luar gedung.
"Seokmin…"
"Mereka jahat, meninggalkanku sendirian…," rajuknya.
"Yah, terserahmu sajalah." Jisoo bersidekap di belakang Seokmin. Tidak berminat sedikitpun menghentikan pacarnya itu. Dia juga tidak mengirimkan telepati apapun kepada teman-teman mereka yang ada di dalam. Sengaja. Supaya Seokmin senang.
Seokmin mundur dan berbalik lalu menggandeng Jisoo. Mereka berjalan menjauh dari gedung. Saat merasa jaraknya sudah cukup, Seokmin menjentikkan jarinya dan…
BOOM!
Gedung tersebut runtuh seketika…
.
"Lee Seokmin sialaaaannnnnn!" Umpat Soonyoung sambil menarik kakinya yang tertimpa reruntuhan gedung.
"Kalian baik-baik saja?"
"Huwaaaaaa…"
Semuanya menoleh ke arah Seungkwan yang menangis dan menghampirinya.
"Kenapa? Kau terluka parah?"
Seungkwan menggeleng. "Roti lapiskuuu… huhuhu…," ratapnya.
"Dasar, Boo Seungkwan. Kupikir kau kenapa-kenapa…"
"Sudah, kita tinggalkan saja dia. Aku mau membuat perhitungan pada Seokmin."
"Ey… lebih baik kau mengurungkan niat itu. Sekali Seokmin bergerak, dia bisa memisahkan leher dan badanmu lebih cepat dari tebasan Jihoon," tukas Minghao.
"Kalau itu terjadi, Jihoon yang akan membalaskan dendamku. Ya, 'kan, Ji?"
"Tidak mau. Aku mau tidur saja..."
"Jahat 😭…"
"Yang sabar, ya, kak Soonyoung…"
.
.
.
The End
Grey's Chit-Chat : Hai, double up! Seoksoo, ayey! Next chap, SoonHoon. See ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
R.I.P : Stupid Short Story Collection
FanficJun tidak pundung saat mendengar kata terlarang? Dari mana asalnya semua darah itu? Kenapa Soonyoung selalu kalah dari Jihoon? Ada pertanyaan lainnya? Semuanya akan dijawab di sini... Yang belum baca R.I.P: Without Up and Down Community, can't rela...