3 - Mochaccino

542 62 14
                                    

Pagi hari, kedai kopi bernuansa putih tengah sibuk dengan para pelanggan yang datang. Di sini lah Eren berada. Kedai kopi bernuansa putih-pastel di tengah-tengah Distrik Stohess.


Croissant keju dan mochaccino bertengger di meja pinggir dekat dengan jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Croissant keju dan mochaccino bertengger di meja pinggir dekat dengan jendela. Jendela kafetaria berbingkai hitam yang menghadap langsung ke jalanan. Tempat inilah yang menjadi favorit Eren ketika berkunjung. Di sini ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengerjakan tugas kuliah, sarapan, menonton film bajakan, atau sekedar nongkrong bersama teman-temannya. Alasannya adalah, karena dekat dengan apartemen dan yang pasti karena ramah di kantong Eren yang notabene sebagai mahasiswa.

Distrik Stohess - waktu menunjukkan pukul 10.35AM. Pemuda berkulit tan meregangkan otot-ototnya. Sudah 45 menit berlalu ia habiskan dengan menggerakan jari-jarinya di atas keyboard laptop berlabel buah apel. Croissant kejunya sudah dingin dan belum juga tersentuh oleh bibir peach Jaeger. Ia akan lupa diri bila sudah berurusan dengan tugas. Bisa dikatakan, Eren adalah seorang workaholics.

Eren menghembusakan napas dengan kasar. Lagu 'Drown' oleh band rock Bring Me The Horizon, masih berkumandang di telinganya. Ia mulai jengah dan menyesap mochaccino yang telah ia pesan beberapa waktu yang lalu. Bahkan kepulan asapnya sudah menghilang. Eren masih betah mendudukan dirinya di tempat ini. Ia mengamati sekelilingnya yang tak begitu ramai seperti saat ia datang tadi.
Pada saat seperti ini, orang-orang lebih suka membeli minuman atau makanan dari kedai ini dan membawanya pulang atau take-away dari pada harus makan di tempat. Begitulah kira-kira pengamatan pemuda brunette.

Ditengah kegiatan Eren mengamati sekitar, ia mengamati orang di seberang jalan. Mata emerald-nya merasa tidak asing dengan perawakan orang itu. Laki-laki bertubuh pendek dengan surai undercut yang dibelah tengah - curtain haircut - dan berkulit putih mendekati pucat berjalan menyebrangi jalan. Ia sempat berpikir bahwa laki-laki itu adalah Kakak dari Mikasa. Namun, pikirannya langsung ia buang karena dirasa tidak masuk akal. Bagaimana bisa, ini adalah Stohess dan Levi berada di Mitras. Tetapi, hal itu bukannya tidak mungkin terjadi bukan.

Manusia yang sedang diamati oleh mata emerald berjalan ke arah kedai tempat Eren berada. Lonceng pintu berbunyi, tanda ada orang datang. Manusia yang memasuki kedai mulai memesan sesuatu. Eren mengamatinya sejenak lalu mulai kembali ke pekerjaannya karena ia merasa pemikirannya terlalu konyol dan buang-buang waktu. Ia fokus kembali.

Jari-jari lentik berkulit tan mulai menari di atas papan ketik membuat deretan kata. Lagu yang ia putar terus menghibur telingannya. Ia mulai mendapat fokusnya kembali. Sesekali Eren bersenandung kecil karena lagu yang ia dengarkan. Ia mulai bekerja sampai pada akhirnya seseorang mengalihkan atensinya.

"Menikmati sarapan, Jaeger?" suara baritone membuat Eren menjatuhkan rahangnya karena terkejut. Suara yang tak asing dan aroma yang menenangkan. Ya, itu benar. Memang dialah orang tersebut. Levi Ackerman, mendudukan diri di samping pemilik manik emerald. Tebakannya tidak salah. Tunggu, mengapa Levi kemari - tanya Eren dalam hati.

Meet You ; RiRen [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang