6 - American Money

368 41 11
                                    

(Warning: explicit content)

Mesin beroda empat melaju membelah jalan layang—jalan yang menghubungkan antara Stohess dengan Mitras. Lajunya tidaklah cepat, mengingat beberapa kendaraan lalu-lalang memadati jalan karena waktu inilah para pekerja kembali ke rumah.

Jendela kendaraan beroda dibiarkan terbuka, membuat rambut brunette seorang pemuda berkibas-kibas. Mata hijau memantulkan cahaya petang. Kuning keemasan serta hijau zamrud memadu dalam iris elok milik pemuda brunette—Eren Jaeger.

"Apa yang kau lihat, Bocah? Kendaraan lalu-lalang beserta polusi di sore hari?" Kalimat satir diucapkan oleh pria di sebelah Jaeger. Tangan putihnya meraih kaleng teh hitam dan meminumnya.

"Aku jadi ingat saat kecil, Ibu mengajakku ke pinggir jalan hanya untuk menghitung berapa banyak kendaraan berwarna merah yang lewat di hadapan kami." Ucap Eren bernostalgia.
Levi tak menanggapi kalimat Eren. Ia hanya tersenyum sambil terus melajukan mobil.

Mesin terus melaju. Jalan layang sudah berakhir, matahari pun semakin dekat dengan pangkuan bumi. Sepasang insan telah sampai di tempat di mana seorang Ackerman tinggal—Mitras.

Mitras-kota harapan yang keras dan penuh ambisi. Kota kecil yang menjadi pusat kegiatan industri. Penuh dengan gedung pencakar langit dan pabrik. Berbagai macam perusahaan bonafide dapat ditemukan di sini. Perusahaan kecil  maupun yang sedang berkembang juga memenuhi Mitras. Kota ini salah satu kota yang berpengaruh besar dalam industri. Pencetak uang negara dan gudang saham, kata orang. Dolar dan Euro dengan mudah tercetak dan keluar-masuk di tempat ini. Tentunya individual, ego, ambisi, obsesi sangat kental dan bahkan terasa mencekam di Mitras. Ambisi dan gedung pencakar langit bahkan sama tingginya.

***

Levi Ackerman melangkah memasuki apartmentnya. Langkahnya menuju ke sebuah ruangan dengan pintu berwarna hitam. Ia berjalan dengan diikuti Eren di belakang. Dalam benak Jaeger sangatlah penasaran—ruang apa di balik pintu hitam ini. Namun, Eren tak bertanya atau mengucap sepatah kata pun. Begitupula Levi, ia tak menjelaskan apapun sebelumnya.

Levi mengeluarkan kunci dari saku blazer dan membukanya. Manusia yang berada di belakangnya mengintip dari balik punggung Levi.

Pintu terbuka, Levi melangkah masuk. Pemandangan menampilkan sebuah ruangan dengan ukuran yang lumayan luas dipenuhi buku. Luas untuk ukuran sebuah ruangan pribadi. Sebuah perpustakaan pribadi. Aksen modern serta keadaan bersih, rapi dan harum tak luput di setiap incinya. Ruangan dengan empat rak buku yang tingginya melebihi manusia berdiri di dalamnya. Tak lupa aroma khas buku samar-samar tercium memadu dengan aroma pengharum ruangan.

Zamrud di belakang Levi berpendar. Eren merasa senang di tempat ini. Perpustakaan pribadi adalah impiannya.
Eren melangkah masuk. Tanpa basa-basi Jaeger mengelilingi ruangan. Ia membaca sekilas setiap judul yang terpampang. Senyum kecil terpampang di bibir Ackerman sulung. Melihat pemuda di depannya menikmati ruangan ini menjadi suatu kesenangan tersendiri bagi CEO Ackerman Inc.

"Levi, kau punya perpustakaan sendiri!?" Ungkap Eren berbinar.

"Bocah, kau boleh kemari kapan saja."

"Tapi itu terasa aneh saat tuan rumah tidak ada di tempat, dan-kurang sopan."

"Aku yang mengizinkan. Itu sah saja. Ini hanya sebuah penawaran. Jangan membuatnya rumit, Bocah. Datanglah bila kau mau. Kau tinggal di negara bebas dan aku memberikan kebebasan bagimu juga untuk datang." Eren tersenyum menjawabnya.

Jaeger membedah seluruh isi rak buku di ruang tersebut. Dari atas ke bawah, kanan ke kiri, jari-jari lentiknya menyapu deretan buku. Satu persatu judul yang terpampang di bagian pinggir buku ia baca.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Meet You ; RiRen [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang