4 - Capsize

413 42 10
                                    

Eren terus menelaah headline berita yang muncul di mesin pencarian. Dahinya mengernyit sedari tadi, tanda sedang berpikir. Ia merasa judul berita tersebut mengganjal. Berita ini menyangkut CEO Ackerman Inc. Terlebih ini membahas hal yang dianggap privasi.

Eren terkejut dengan isi berita tersebut. Apakah berita ini mampu dipercaya? Ingin rasanya ia menanyakan langsung pada yang bersangkutan. Namun, Eren berpikir kembali, sekalipun ini benar, ini tentu sah-sah saja. Bukan haknya untuk mengatur, mencaci, atau apapun itu.

Seketika ia ingat cerita Levi tentang mantan kekasihnya. Seorang perempuan yang istimewa, Petra Ral. Tentu ini bukti yang cukup untuk mematahkan apa yang media katakan. Levi menyukai lawan jenis.

Tapi tunggu, bagaimana dengan kejadian di mobil? Untuk itu, Jaeger lah yang harusnya dipertanyakan, 'kan(?).

"Eren, aku sudah memanggilmu sebanyak tiga kali dan kau tak menjawab."

"Benarkah Armin? Ah, maafkan aku. Jadi, ada apa?" Eren melepas kacamata blu-ray-nya.

"Tidak, aku sudah menyelesaikannya. Aku memintamu untuk mengecek mesin cuci saat aku mengaduk sup. Kau tau mesin cuci kita sudah tua. Bahkan lebih tua darimu," jelas Armin pada Eren diselingi ejekan di akhir kalimat .

"Apa yang membuatmu tak mendengarku? Kurasa suaraku sudah keras." Dasar sarjana menjengkelkan, kau ingin tau saja—pikir Eren dalam benak.

Eren menggaruk tengkuknya. Telinganya memerah. Kebiasaan ketika Eren berbohong, kedua daun telinganya akan merah."Tidak, aku,"

Armin mengangkat kedua alisnya melihat gelagat kawan brunette di hadapannya dan telinga yang memerah. Dengan santai Armin berujar bila telinga Eren merah, tanda bahwa ia berbohong atau menutupi sesuatu.

"Baiklah aku menyerah. Aku sedang membaca berita, maksudku menemukan berita dengan headline yang menarik,"
Armin makin tak mengerti. Biru terangnya berpendar memperhatikan Eren.
"Rivaille 'Levi' Ackerman penyuka sesama jenis, itu intinya." lanjutnya.

"Jadi tentang orientasi seksual Sir Rivaille. Lalu apa?"

"Kau tak terkejut?"  Mata zamrud Eren menyipit menatap Armin.

Tanggapan Armin diluar dugaan si brunette. "Menurutku itu berita lama yang sengaja di unggah kembali, agar sang penulis mendapatkan uang." Jawab Armin enteng.

Eren menyatukan alisnya sambil tersenyum pahit. "Yah, jurnalisme sungguh keras. Dan, sepertinya kau mengetahui sesuatu tentang Sir Levi Ackerman, Armin?"

"Jangan menjadi jurnalis yang 'kotor', Eren. Buat jurnalistik menjadi media netral dan transparan, I told you!" Eren memutar bola mata. Kenapa teman pirangnya ini senang memberinya ceramah?

"Aku pernah melihat headline news tersebut. Mungkin, dua tahun yang lalu. Beberapa orang sempat membicarakannya. Namun, Sir Rivaille tetap tidak berkomentar tentang itu. Mungkin itu akan berpengaruh pada klien dan perusahaannya nanti. Jadi, beliau memilih diam."

Kemana Eren Jaeger dua tahun lalu sehingga tidak tahu berita ini? Apa dia sedang hibernasi di Saturnus? Ini mungkin menjadi berita yang hangat diperbincangkan dua tahun yang lalu. Berita yang menyangkut CEO muda sukses yang masuk dalam Majalah Forboss.

Ekspresi Eren nampak bingung. Dungu, deskripsi kasarnya.

"Tapi, Eren. Bisa jadi itu hanya berita yang dibuat oleh saingan bisnis Ackerman Inc. Si penulis mungkin dibayar untuk membuat berita picisan untuk menjatuhkan Sir Rivaille dan perusahaannya." Armin mengungkapkan opininya pada Eren.

Asumsi Armin tentu ada benarnya. Ackerman Inc. anak perusahaan Legion Corporation, perusahaan besar tentu memiliki musuh-musuh bisnis di luar sana. Membuat berita tentang petinggi perusahaan itu adalah salah satu cara untuk menjatuhkannya. Mungkin terdengar konyol dan picisan, namun dengan adanya berita seperti ini juga mampu mempengaruhi perusahaannya. Politik dalam bisnis, jurnalisme kuning.

Meet You ; RiRen [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang