2. Mr. Ice

23 14 10
                                    


Bagai musim gugur, daun-daun berjatuhan karena tiupan angin sejuk pagi ini.

"Welcome for my new life!" Batin Billa bersorak.

Sekarang ia berada di sekolah barunya. Baju putih dengan setelan rok abu-abu telah melekat sempurna pada tubuh mungilnya. Kini ia siap untuk kembali melanjutkan hidup barunya. Jauh dari kenangan yang membuat dadanya terasa sesak seakan tidak ada oksigen sedikitpun.

Billa mulai melangkahkan kaki dengan membawa beberapa buku ditanganya memasuki gedung megah itu.

"Kok gue malah kayak tourist yang baru datang ke negri orang sih." Gerutunya dalam hati. Pasalnya Billa tak tau harus kemana sekarang.

Brakk!!

Seketika semua buku yang dibawanya jatuh berceceran dilantai ketika ia menabrak seseorang. Dengan cepat Ia mengambil buku buku itu dan kembali berdiri. Terlihat seorang cowok yang masih berdiri didepanya.

"Ehh maaf gue ngga sengaja." ujar Billa dengan sedikit menarik kedua ujung bibirnya. Tersenyum tanpa dosa.

"Hmm, untung lo cewek. Lain kali kalo jalan itu liat-liat." Jawabnya dengan nada dingin. Sedingin es.

"Iya, lagian gue juga udah minta maaf kan?"

Tanpa menjawab sepatah katapun ia langsung pergi meninggalkan Billa.

"Ehh tunggu!" Teriak Billa dengan sedikit berlari untuk mensejajarkan langkahnya.

"Ada apa lagi hah? Iya gue udah maafin lo, sekarang gue mau pergi, jangan ikutin gue."

"Kalo gue ngga butuh males banget gue ngikutin lo, Mr. Ice." batinya.

"Gue mau tanya." belum sempat Billa merampungkan kalimatnya, Mr. Ice sudah memotongnya.

"Tanya apa? Tanya gue udah punya pacar apa belum? Semua cewe itu ternyata sama ya, liat yang ganteng dikit, langsung gini." Ujar Mr. Ice dengan ekspresi datarnya.

Billa menaikan satu alisnya, baru kali ini ia bertemu dengan cowok dingin super pede pula.

"Gue belum selesai bicara ogeb, main potong aja. Gue mau tanya ruang kepsek dimana?" Geram Billa.

"Ohh, ikut gue!" Ujarnya sembari menarik lengan Billa.

"Ngga ada lembut-lembutnya ke cewek." batin Billa melihat punggung cowok yang ada didepanya.

Hingga akhirnya langkah mereka terhenti tepat di depan sebuah pintu besar berwarna coklat.

"Noh ruang kepsek." singkatnya lalu pergi begitu saja.

"Makasih."

"Hmm."

****

"Terima kasih pak saya permisi dulu." pamit Billa, dengan segera ia keluar dari ruang kepala sekolah.

Iya terus melangkahkan kaki menuju kelas 11 IPA 1, kelas barunya. Sesampainya didepan pintu, tampak seorang guru sedang menjelaskan salah satu materi. Dengan ragu-ragu ia pun mengetuk pintu lalu melangkah masuk.

"Permisi." ujarnya sopan

Ehh siapa tuh? Murid baru ya

Cantik banget pasti pinter pula

Biasa aja!

Dia masuk kelas ini, pasti dia ngga kalah pinter sama si Zahra

Wahh cuci mata bro!!

Cantik bener, serasa liat bidadari.

Bidadari apaan. Orang keliatanya tomboy kek gitu dibilang bidadari

BillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang