Sedikit cahaya mulai masuk melalui celah celah jendela kamarnya. Hanya sedikit, karena cuaca pagi ini mendung. Namun kicauan burung yang turut meramaikan pagi ini masih bisa terdengar.
Mata indahnya sedikit demi sedikit mulai terbuka menyesuaikan cahaya. Namun seketika mata itu tampak terbelalak ketika pandanganya mengarah pada jam yang berada diatas meja belajar.
Tanpa pikir panjang ia pun langsung bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Tak sulit bagi Billa untuk bersiap dalam waktu singkat. Rambutnya seperti biasa hanya dikuncir satu.
"Ngapain aja sih? Lama banget." Terdengar seseorang yang mulai tak sabar menunggu kedatanganya.
"Lhaa kakak ngapain disini?"
"Gue tadi malam nginep sini. Terus tadi Rey nyuruh gue buat nungguin lo. Dia udah berangkat duluan bareng Adit."
"Ohh. Ya udah yuk berangkat, keburu telat nih" ujarnya.
"Ngga bakalan telat. Orang hari ini ngga ada pelajaran kok."
"Emang ada acara apa?" Tanya Billa yang kini sibuk memrapikan seragamnya.
Tidak ada jawaban. Billa yang menyadari bahwa Rivan sudah tidak ada dihadapanya hanya memutar bola matanya dan sedikit berlari menyusul langkah Rivan.
"Kebiasaan."
****
"Kenapa mereka pada liatin kita kayak gitu?" Ujar Billa yang masih ada diatas motor Rivan.
Kini mereka sudah berada di parkiran sekolah.
"Lo pengen tau kenapa?"
"Kenapa?"
"Karena lo cantik."
"Ihh apaan si kak." Ujar Billa dengan sedikit memukul punggung Rivan. Wajah Billa sekarang tampak seperti tomat.
"Bener, lo itu cantik kayak istrinya kang parkir sekolah ini."
Billa yang mendengar itu langsung turun dari motor dan meninggalkan Rivan.
"Bill tunggu." Ujar Rivan yang kini sudah berjalan disamping Billa.
"Jangan marah dong. Gue kan cuma becanda." Lanjutnya.
"Ya lagian masa gue disamain sama istrinya kang parkir. Ngeselin banget sih."
"Gue becanda. Senyum dong." Perintah Rivan dengan mencubit pipi Billa.
"Tau ahh gue mau ke kelas." Billa mempercepat jalannya.
"Jangan marah ya." Teriak Rivan pada Billa yang sudah terlihat jauh.
Belum sempat Billa sampai ke kelasnya, ia sudah dihadang 3 cewek yang berpenampilan tak selayaknya seperti seorang siswi.
Cabe. Batin Billa mengamati penampilan mereka.
"Lo siapa? Berani-beraninya berangkat diboncengin cowok gue." Tegur salah satu dari mereka.
"Kenalin nama gue Salsabilla. Double l, oke." jawabnya percaya diri sembari mengangkat tangan kananya untuk bersalaman, namun tidak ditanggapi mereka.
"Cihh.. murid baru kok songong banget."
Billa hanya tersenyum sinis.
"Hehh dengerin ya. Jauhin Rivan!" Tegasnya.
"Kalo gue ngga mau gimana?"
"Kurang ajar lo. Ikut gue."
Frisca. Nama yang tertera pada badge baju itu. Ia satu angkatan dengan Rey, yang berarti ia adalah senior Billa. Frisca menarik keras tangan Billa, membawanya pada salah satu toilet sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Billa
Teen FictionSalsabilla.. Nama yang begitu sederhana, sesederhana pemiliknya. Rivan Pradipta Cowok dengan penampilan acak-acakanya kini tengah duduk berhadapan dengan guru BK yang terkenal paling killer dimata para siswa. Billa melirik sedikit dengan ekor mata...