12. Aneh

26 7 3
                                    

"Makasih," ucap Alya datar lalu keluar dari mobil Zevan.

"Atha tunggu." Zevan mencegah langkah Alya yang hendak memasuki rumahnya.

"Apa?"

"Maaf," ucap Zevan sambil melepaskan cengkramannya.

"Iya."

"Aku sayang kamu, Athala."

"Iya."

Zevan tersenyum getir pada Alya, "Yaudah, silahkan masuk."

"Iya."

Dengan cepat Alya membuka gerbang, lalu memasuki rumahnya tanpa menoleh sedikitpun pada pria itu.

"Aku harap kita masih bisa bertemu lagi."

Deven menatap gerbang rumah Alya yang sudah tertutup rapat. Dengan berat hati dia meninggalkan rumah bercat abu-abu itu.

---


Ponsel Zevan berdering, sepertinya ada seseorang yang sedang menelfon.

"Hallo, kenapa?"

"Tuan Zevan, kami sudah tiba di Indonesia."

"Bagus, sekarang kita bertemu di markas utama."

"Tapi Tuan, ada hal penting yang harus saya katakan."

"Kenapa?"

"Mr. Herly berkata Tn. Arya sudah mengetahui bahwa kita ingin menangkapnya. Kabarnya dia ingin kabur dalam dua puluh menit lagi. Semua berkas perusahaan kita pasti ikut di bawa juga."

"Cepat gerakkan tim Alpha A untuk mengepung Yudanta Corporation. Tim Alpha B, tetap berada pada titik markas utama. Alpha C lindungi orang-orang yang tidak terlibat dalam konflik ini," ucap Zevan seraya mencengkram kuat stir kemudinya.

"Baik Tuan, lima menit lagi kami sam-"

"Satu menit! Jangan lamban, kita akan kehilangan dia lagi kalau kita lelet!"

"B-baik Tuan."

Zevan menutup panggilannya sepihak, kecepatan mobilnya kini mencapai 120km/jam. Pria itu menggertakkan giginya kuat menahan emosi.

"Tunggu Arya, tunggu!"

---

"Tuan Zevan, Tn. Arya sekarang juga sedang merencanakan strategi untuk kabur lagi. Saya harap Tuan tidak-"

"Ini bukan saatnya untuk berceramah, David. Ken, kemudikan mobilnya lebih cepat!"

"Baik Tuan," ucap pria bernama Ken itu sambil mempercepat laju mobilnya.

"David, apa kau sudah menghubungi polisi setempat?"

"Sudah, Tuan. Tn. Abraham beserta 20 anggota kepolisian lain sedang menuju Yudanta Corporation."

"Baguslah," ucap Zevan sambil mematikan tablet yang sedari tadi sibuk ia mainkan.

"Tuan, Lihatlah."

My wishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang