7. Cewek Blesteran

41 14 11
                                    

Zevan tengah merebahkan badannya di kasur. Setelah mengantarkan Alya di tempat kerjanya, Zevan lebih memilih untuk diam dan mengingat lagi siapa pria itu.

"Kenapa wajah sialan lo itu gak asing bagi gue?"

Kalimat samar namun jelas terdengar di telinga itu terus saja mengusik pikiran Zevan. Karena sejujurnya, bukan hanya pria itu yang merasa bahwa mereka pernah bertemu. Zevan juga merasakan hal yang sama, seolah pria itu memang memiliki keterkaitan atas dirinya.

"Tunggu," ucapnya lalu berdiri menghampiri lemari kayu di sudut ruangannya.

Ia melihat sebuah kotak biru yang di berikan Keylie padanya. Tidak, Zevan tidak terfokus pada kotak itu. Namun map merah yang berada tepat di bawah kotak itu.

Zevan segera mengambil map itu, memeriksa dengan detail biodata seorang yang selama ini ia cari.

"Arya Yudanta." Zevan bergumam, ia memeriksa biodata itu lebih teliti lagi, "Dunia memang sempit," sambungnya lalu terkekeh saat tersadar, bahwa buronan yang selama setahun silam ini ia cari, berada di satu lingkup yang sama dengan dirinya.

"Pencuri sudah ditemukan."

---


"Tapi kalo gue boleh tau, lo sakit apa?"

"Maksud kamu?"

"Apa lo disana?"

"Dimana?"

"Tempat Athala ditemu-"

There's a calm surrender
To the rush of day 🎶

Ponsel milik Zevan berbunyi, terpaksa pria itu harus beralih memfokuskan diri pada ponselnya.

"Bentar ada telfon." Zevan mengangkat panggilan itu.

"Key? It's you?"

"Iya Van, ini aku," ucap gadis di seberang sana, yang tak lain adalah keylie.

"Kenapa key?"

"Coba tebak sekarang aku lagi dimana?"

"Dimana? Perth pub?"

Perth pub adalah bar milik paman Keylie yang sering mereka kunjungi di prancis. Bar itu letaknya sangat strategis, nuansa disana juga terasa nyaman untuk para pujangga. Ditambah lagi, letak bar itu juga sangat dekat dengan menara kebanggaan negaranya--eifel.

"No! Kamu salah."

"Lalu? Kamu dimana?"

"Ekhm," Alya berdehem, seolah memberi tanda untuk jangan mencampakkannya.

Sedangkan Zevan yang baru tersadar akan kehadiran Alya pun langsung mengetahui apa maksud deheman dari gadis di hadapannya.

"Key sorry, but i'm busy now. Promise, i'll call you again, see you." Zevan mematikan panggilannya, memasukkan ponselnya kedalam saku, "lanjutkan," sambungnya.

"Mungkin ini bukan waktu yang tepat," Ucap Alya lalu menyruput cola floatnya tanpa sisa, "lo udah selese makannya? Badan gue gerah pengen cepet pulang terus mandi, ayo gue tunggu di mobil."

Alya keluar dengan perasaan yang sulit di jelaskan. Meskipun gadis itu tidak mengetahui apa yang sedang mereka biacarakan di telfon tadi-karena mereka menggunakan bahasa prancis. Tapi terdengar jelas bahwa seseorang yang menelfon Zevan adalah wanita. Dan secara tidak sadar Alya cemburu.

My wishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang