"Kamu hangat,kamu tenang,kamu selalu ada dimanapun. Aku suka"
☁☁☁
Prok.prok.prok.
Suara tepuk tangan itu memenuhi Aula sekolah musik pagi ini, setelah penampilan piano Raka yang selalu memukau dan mengambil hati semua orang.
Raka membungkukkan badannya dan segera turun dari panggung kecil itu.Dibelakang sudah menunggu teman raka, Agnaf yang juga sama-sama seorang pianis.
"Woaaahhh..kau selalu membuatku iri rak, permainanmu tadi bagus sekali..." ucap agni sambil merangkul Raka."Terima kasih". Balas Raka dengan senyum yang menawan.
"Semoga kita semua bisa naik tingkat,Eh ngomong-ngomong kau mau ikut berkumpul dengan anak-anak?kita punya rencana untuk makan di restoran baru depan sana..apa ya namanya aku lupaa..intinya restoran itu bagus,cakep lah buat foto, gimana mau ikut?". Agni memang selalu antusias jika bicara dengan Raka,
"Maaf. Tapi aku mau ke rumah kakekku, ada yang ingin kupelajari disana,mungkin lain kali saja". Tolak Raka, Agni hanya tersenyum menanggapi,dia tahu bahwa Raka tidak suka membuang waktu untuk hal tidak berguna.
"Baiklah,kalau begitu kau hati-hati,aku pergi dulu". Agni segera pergi setelah mendapat anggukan dari Raka.
Raka kemudian mengayuh sepedanya keluar menuju gerbang sekolah musik, bajunya sedikit basah karena rintik hujan namun ia tak memperdulikannya. Ia hanya ingin cepat sampai dirumah kakeknya.
Dia memilih menaiki sepeda angin karena memang rumah kakeknya tidak jauh dari sekolahnya, dia mendongak menatap langit dengan mata yang menyipit karena tetesan hujan.
Raka vansega mahardika, pemuda jangkung dengan wajah tampan bak dewa yunani kalau kata orang-orang yang melihatnya,matanya hitam legam cocok dengan bulu matanya yang lentik dan alis yang tebal,hidung mancung,bibir tipis dan model rambut berponi depan membuat wajahnya terlihat menggemaskan tapi tampan,apalagi kalau senyum. Bisa-Bisa pingsan semua yang melihatnya.
Raka hidup dengan bergelimpang harta,orang tuanya pekerja keras. Ayahnya bernama Andreas putra mahardika memiliki perusahaan konstruksi terbesar nomer tiga di Indonesia,juga memiliki label modeling besar dan Sebuah Rumah Sakit swasta 'putra hospital'. Ibu Raka bernama Vika Anggun mahardika bekerja sebagai seorang psikologis di Rumah sakit Swasta milik suaminya dan juga memiliki bisnis makanan cepat saji yang sudah memiliki banyak cabang.
Raka bersekolah di Sma Nasional,berada diKelas Xi ipa 1,ia memiliki sahabat bernama Agnaf wahyu putra yang merupakan anak dari sahabat Ayahnya. Raka juga mengikuti les musik di Tempat milik Bunda lia,bundanya Arga.
Setiap sore hari pada senin sampai kamis,Raka akan mengikuti les Pelajaran khusus UN,untuk hari jum'at dan sabtu ia mengikuti les musik dan hari minggu akan ia gunakan untuk bermain basket atau futsal. Kehidupan Raka tergolong monoton,memang sejak kecil ayahnya sudah memberlakukan kedisiplinan,maka dari itu Raka sudah memiliki jadwal pasti setiap harinya.
Seperti saat ini,Hari jum'at ia akan mengikuti les musik mulai jam 16:00 Wib sampai jam 19:00 Wib. Biasanya sepulang dari les musik Raka akan mampir kerumah kakeknya.
Setelah beberapa menit mengayuh sepedanya Raka sampai dirumah Kakeknya, nuansa tahun 90-an terasa kental disini, masih menggunakan kayu jati berlapis cat berwarna coklat tua,dan juga campuran ukiran bermotif bunga menjadi keunikan dan kekhasan dari rumah ini,
"Raka,kemarilah. Kupikir kau tidak datang nak" itu sambutan yang diberikan kakek,
"Raka pasti datang kok kek, oh iya bunda sudah kemari?kata bunda,bunda mau kemari" ucap raka sekalian duduk dikursi sebelah tempat yang kakek duduki.
"Oh iya?mungkin karena hujan makanya bunda telat" kakek,umurnya sudah kepala tujuh tapi masih kuat dan bisa bercanda.
Hari ini Tujuan Raka kemari bukan hanya karena ingin mengunjungi kakeknya,ia ingin mengunjungi suatu tempat dirumah kakeknya, ruangan yang ia gunakan untuk menyimpan segala hal tentang seseorang.
"Kakek ambilkan minum dulu sekalian manggil nenekmu itu,tunggu dulu ya" kakek mulai beranjak dari tempatnya dan berjalan ke arah dapur. Sedangkan Raka beranjak kejendela yang terbuka disisi kanan pintu depan. Melihat hujan yang semakin deras saja.
Terlihat ia menghela nafas panjang,
"Aku hanya berharap pada tuhan,ia akan mengembalikanmu padaku. Entah terkabul atau tidak,setidaknya aku sudah berdoa padanya" gumam raka sambil menatap hujan didepannya yang sedang menumpahkan segala kesedihan,kemarahan dan kebahagiaan.Ayoooooyoooo😃
Jangan lupa vote dan comment💜Tataa si penulis abal" dan amatir dalam mengolah kata😲😘😙
26 maret 2019 || 18:24 Wib
KAMU SEDANG MEMBACA
Mëlodie de pluie
Teen FictionHujan kali ini terasa begitu menyesakkan bagi kedua manusia ini,keduanya memiliki cinta yang sama besar,saling ingin merengkuh kedalam pelukan,saling ingin menyerukan kerinduan,namun takdir tak pernah mengizinkan. Apa yang harus dilakukan?menerima d...