" my feelings for you are still.not will change as strains liebestraume.probably"
____Raka vansega_____
"Cuma apa?". Tubuh melody menengang untuk sepersekian detik kemudian perlahan kembali normal saat alula berdiri disampingnya.
"Mel..naf..ngomongin apa?cuma apa?kok gue gak diajak?".tukas alula dengan bibir yang dimanyunkan.
Agnaf yang melihat alula tampak menggemaskan tersebut lantas menjulurkan tangannya untuk menarik pipi gadis tersebut.
"Aduh duh duhhh...agnaf sakiittt iihhhhh gue gak suka dicubitt...ih lepasssssss aaakkhh". Agnaf yang mendapat teriakan alula hanya tertawa, melody memandangi keduanya dan ikut tertawa.
"Gue mau kekelas,lula mau ikut apa disini aja sama agnaf?". Melody menaik turunkan alisnya menggoda Alula. Sedangkan Agnaf masih menampilkan cengiran khasnya memandang Alula.
"Ikut aja ngapain juga disini?yang ada nanti gue ketularan gila kaya agnaf".tukas alula seraya melirik sinis pada agnaf. Yang ditatap seperti itu hanya memutar bola matanya.
"Yaelaaaahhh sinis amat ama gue?gini-gini cewek gue tuh banyak disekolah musik,secara tampang gue kan kaya robert pattinson gituu". Balas agnaf sambil menyugar rambutnya yang agak sedikit panjang.
"WHATTT?lo nyamain diri lo sama robert pattinson?sarap gue kira lo lama-lama.udah yuk mel ke kelas buang waktu aja ngeladenin nih anak satu". Alula langsung menggaet lengan melody setelah mengibaskan rambut nya pada agnaf.
Melody yang melihat hal itu hanya bisa tertawa kecil,kemudian berjalan meninggalkan agnaf yang sedang menggerutu karena rambut alula tadi.
"Buju buneng dah tuh anak satu,mentang-mentang rambut panjang kek kunti maen kibas segala,gue doain lo kutuan baru tau rasa". Gerutu agnaf seraya berjalan menuju kelasnya XI ipa 1 yang ada dilantai satu.
______________***____________
Sementara itu diruang musik, Seorang pianis muda sedang memainkan Beberapa partitur yang ada di buku berwarna coklat yang kelihatannya sudah cukup tua.
Alunan liebestraume menjadi pilihan pemuda itu pagi ini,permainan yang sangat memukau itu berhenti kala terdengar bel masuk sudah berbunyi.
Pemuda itu memutuskan kembali ke kelasnya dan menekuni pelajaran yang akan diterimanya hari ini, ia segera memasukkan buku coklat itu kedalam tas ranselnya dan menutup piano kembali, ketika ia berjalan menuju pintu tiba-tiba ia berhenti kala seorang gadis membuka pintu ruang musik terlebih dahulu.
Keduanya diam tak ada yang berkutik, mata hazel dan hitam itu bertemu,tertegun. Ah tidak,tapi menyerukkan kerinduan pada masing-masing,mata hitam itu menelusupkan hangat yang menjalar pada mata hazel tersebut. Membahagiakan rasanya bisa menatap orang yang sangat berarti dihidup kita.
Namun saat kebahagian itu datang,selalu ada saja hambatan.
blamm..
Keduanya tersentak dan memutuskan pandangan mata tadi.
Pintu Ruang musik tiba-tiba tertutup seiring dengan munculnya sang pelaku
"ehhh..kok ada..em maksud gue hai raka, lo ngapain disini?" Tanya Alula sang penutup pintu untuk memecah kecanggungan diantara tiga manusia didalam ruangan tersebut.
Melody hanya menunduk memperhatikan sepatunya untuk menutupi kegugupan sekaligus menghindari kontak mata dengan Raka.
"Oh aku tadi sedang memainkan piano,sekalian latihan untuk nanti sore" Raka menjawab pertanyaan lula sambil melirik ke arah melody yang terus menunduk.
"Eh kalian ada perlu diruangan ini?kalau begitu aku duluan.sudah bel..aku duluan, ayo mel, lula" Sambung raka seraya kembali melangkah keluar dari ruangan musik.
Alula hanya menanggapi dengan senyum tipis, kemudian ia menghampiri melody "mel,lo gak papa?"
"Gue gak papa lula,oh iya lo jadi ambil gitar?" Sebenarnya melody memikirkan kejadian tadi,tatapan mata raka.
namun ia mengalihkan dengan membahas tujuan awal mereka.
Melody itu pandai mengubah ekspresi,kadang kalau bersama Alula ia bisa jadi gila sama kayak lula,tapi kalau sudah sama Raka ia bisa jadi pendiam seketika. Entah karena apa hanya Tuhan yang tahu.
Alula sangat paham dengan sifat melody,sangat wajar jika melody gampang berubah sifat dari manja,gila dan ceria menjadi kicep seketika. Karena itu sebagai sahabat ia berusaha menghilangkan sikap pendiam itu dengan mengajaknya tertawa lepas seperti dulu.
"bentar gue ngambil dulu,eh mel gini gini,sebenernya ya gue tuh males banget disuruh praktek nyanyi sama bu Lira mel..suara gue tuh ya kayak tikus kejepit". Alula menggerutu seraya menenteng gitar berwarna ungu kombinasi coklat yang barusan ia ambil dari ruang musik.
Melody hanya tertawa kecil menanggapi gerutuan itu. Kelas melody hari ini sedang diadakan praktek menyanyi,dan untuk mengantisipasi suara yang cempreng biasanya anak-anak akan menutupi dengan alat musik.
Contohnya Alula,tidak bisa menyanyi namun jago dalam Gitar.kalau melody bisa menyanyi.
Mereka berdua berjalan menuju kelas mereka XI ipa 3. Selama perjalanan hanya Alula yang terus mengoceh tentang praktek menyanyi,sedangkan melody pikirannya berkelana menuju masa lalu tepatnya satu tahun yang lalu.
'Kenapa aku bisa mencintai orang sepertimu?disaat kita masih saling mencintai kamu malah bersikap acuh?". Batin melody.
Hola😂
Semoga suka😆❤salam dari tataa penulis abal" dan amatir dalam mengolah kata:v
Jum 5 April || 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Mëlodie de pluie
Ficção AdolescenteHujan kali ini terasa begitu menyesakkan bagi kedua manusia ini,keduanya memiliki cinta yang sama besar,saling ingin merengkuh kedalam pelukan,saling ingin menyerukan kerinduan,namun takdir tak pernah mengizinkan. Apa yang harus dilakukan?menerima d...