Never Be Enough

4.1K 301 194
                                    

Bagaimana seseorang mengatakan maaf begitu mudah sedang manusia lain yang ia sakiti memendam rasa kecewa lebih dari yang ia tahu. Saint sejujurnya sekalipun tak pernah merasa marah pada perth, sejak awal keputusanya pada hari itu semuanya telah ia pikirkan matang matang, menyiapkan diri untuk rasa terpatah yang ia rasakan.

Sejak itu semuanya seolah hilang tak membekas, segala yang menyangkut dirinya dan perth seolah di hilangkan dari muka bumi secara perlahan, Saint mencoba mengerti bagaimana posisinya saat itu yang tak boleh terus berlarut pada rasa yang hanya akan menyiksanya sepanjang waktu, lalu pada saat yang di butuhkan datang Godt, lelaki tampan itu menawarkan sejuta perlindungan padanya, sesuatu yang dulu saint harapkan dari sosok Perth namun ia dapatkan dari sosok lain yang bersungguh mencintainya

Semuanya hilang....

Kecuali rasa.

"kau terlihat sangat cantik dengan kemeja ini" sosok itu memeluknya dari belakang, lagi lagi menawarkan rasa hangat untuk memulai hari

"kudengar china berada pada musim dingin, jangan lupa kenakan pakaian hangat dan juga jangan terlalu sering menghabiskan malammu dengan kopi hitam P" saint tersenyum lembut, Kekasihnya ada jadwal penerbangan pagi ini ke China, mengerjakan proyek untuk waktu yang lama

"Makanmu juga tidak terlalu bagus akhir akhir ini, jaga kesehatanmu dan jangan membuatku khawatir hmm?" Saint lagi lagi tersenyum manis dan mengangguk lembut, membetulkan kerah kemeja hitam yang membalut tubuh kekasihnya dengan pas

"Maaf tidak mengantarmu ke bandara, shooting pagi aku harus bergegas menuju Rangon" kali ini Godt yang tersenyum

"Tidak apa, aku mengerti, kalau begitu aku pergi dan sampaikan salamku pada P'chen juga P'new ah dan siapa lawan mainmu?" Untuk persekian detik saint menegang namun kembali tersenyum

"Perth, N'perth" jawabnya

"Ah N'perth, aku tahu dia hanya saja sedikit lupa" balas Godt lalu mendekat dan mendaratkan bibirnya pada pipi saint yang terasa dingin

"Mochi kacang ketika aku kembali" saint tertawa dan melepas kepergian kekasihnya, usai pintu tertutup senyum itu menghilang entah kemana, matanya kembali menatap keluar balkon tempatnya berdiri

"Hhhhhh....."

Menarik nafas perlahan dan berdiam diri disini sepertinya menjadi agenda pagi baru sejak kehadiran sosok lelaki beralis tebal dalam hidupnya. Semakin hari semakin mereka bertemu ada rasa yang mencoba saint hindari, ada rasa yang sekuat tenaga ia tutupi dan ada rindu yang ia pendam kuat agar tak muncul kepermukaan

Lelaki manis itu mencoba untuk menjadi munafik dengan berkata tidak tapi hatinya menjerit mengakui, sosok itu kini sudah jelas terlihat lebih dewasa dari padanya, menjadi lebih kuat dan menjadi lebih berani ketimbang sosok Perth sang harimau kecil yang selalu ia jaga dulu

Lamunannya terhenti saat ponselnya bergetar, nama P'chen tertera disana

"krub P'chen"

"Saint aku harus pergi lebih dulu, P'new ingin aku membawakan propertymu sekarang untuk kebutuhan Shooting hari ini, bagaimana?"

"Ah begitu, baik lah tidak apa, aku bisa mengendarai mobil ke lokasi hari ini"

"Kau yakin?"

"Hmm, tentu saja, kalau begitu sampai jumpa disana P'chen"

"Kau juga dan hati hati Nong"

Saint berjalan menutup balkonya, membawa tas dan kuncil mobil lalu bergegas keluar apartmen, lokasi Take kali ini cukup jauh dari apartmennya jadi saint berniat untuk berhenti sebentar nanti di pusat pengisian bahan bakar. Di dalam lift jemarinya berselancar pada dunia maya, menekang hastag tentang dirinya dan juga beberapa hal penting lain terutama tentang Dharma, beruntung apaertmennya berada pada lantai yang cukup tinggi hingga ia masih sempat melihat isi akun sosialnya

Hold On (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang