The End of Us

4.1K 312 136
                                    

Perth, lelaki itu terdiam seribu bahasa di ruangan kantornya memandang sebuah undangan mewah dengan gaya modern bertuliskan Saint dan Godt

Promosi mereka untuk series belum lah berakhir, mereka masih harus menghadiri beberapa acara bersama para pemain dan P'new tapi dengan ini perth ragu untuk bertatap muka dengan saint, katakan lah ia egois dan pecundang namun sulit rasanya melepaskan apa yang kau klaim menjadi milikmu sejak lama

"mereka tidak menyebarkannya perth, apa apaan ini?!" P'Puppae berdiri diambang pintu, sejak datangnya undangan Saint dan Godt manager yang sudah dianggap ibu oleh perth itu mencari tahu kebenarannya, dan ketika tahu apa yang terjadi sontak ia marah

"mereka hanya mengirimkan itu padamu, undangan baru akan resmi tersebar saat promosi kalian berakhir" ucapnya lagi menimbulkan senyum kecut di bibir perth

"aku tahu, mereka hanya menginginkan sebuah kesadaran dariku" jawabnya

"perth anakku, menyerahlah nak, harapanmu sudah tidak ada lagi" sebagai seorang yang sudah menemani perth bertahun tahun Puppae tentu tahu apa yang di rasakan anaknya namun bagaimanapun juga ia merasa perth harus melepaskan rasanya sebab tak ada lagi harapan untuknya

"aku ingin, tapi hatiku tidak" karna itu tahu masih ada rasa untuknya di mata saint

"katakan pada hatimu untuk berhenti perth, hanya kau yang akan tersakiti disini" perth tahu itu, perth jelas paham posisinya bagaimanapun tak akan menguntungkan, namun apa yang bisa ia lakukan jika hatinya tetap bertahan meski tertiban rasa sakit amat dalam.

'Don't look for love from someone who is perfect, look for love that makes you feel that you are the only one'

Saint mematut dirinya dalam cermin seukuran manusia, sebuah jas putih sutra dengan bordir lembut terasa pas membalut tubuhnya

"bagaimana? kau suka?" tanya sosok dengan balutan jas putih di sebelahnya, saint tersenyum paksa dan mengangguk

"kita akan ambil yang ini" sosok itu meninggalkan saint untuk berbicara pada orang lain, pandangannya teralih pada sebuah bunga dengan kumbang merah disana, saint terduduk hampa dengan tangan menopang wajahnya

Semakin lama, semakin hari semakin ia ragu akan pernikahan yang di majukan jadwalnya, bukan karna seriesnya yang masih promosi tapi ada yang tak ingin ia pungkiri dari hati, menangispun rasanya sudah terlambat, antara jiwa dan pikirannya tak lagi satu sejalan.

Saint dan Godt meninggalkan tempat busana itu setelah dua jam berada disana, dalam perjalanan pria berkulit putih susu itu lebih banyak diam

"undangan kita akan di sebar setelah masa promosimu, sekitar 3 minggu lagi" Godt menatap saint sekilat, mendapatkan anggukan lemah disana

"tapi pagi ini aku sudah mengirimkannya pada seseorang" saint menatap

"mae? atau p'chen?" Godt menggeleng

"N'Perth" matanya membola, ada rasa amarah tanpa tujuan yang membara di hatinya

"kenapa? kenapa kau berikan itu pada perth?" 'kau' dalam konteks ini 'kau' yang saint ucapkan bernada tak seperti biasa, 'kau' yang saint ucapkan berintonasi seperti godt adalah orang lain untuknya

"apanya kenapa? dia lawan mainmu dan untuk menghargai aku memberikannya undangan pertama" balas godt tenang

"turunkan aku disini!" selama mengenal saint ini pertama kalinya ia mendengar nada marah yang dingin

"kenapa?" tanya godt, ia tetap menjalankan laju kendaraannya

"kau sudah keterlaluan, jangan mengundangnya dengan cara seperti itu! atau kalau perlu jangan mengundangnya sama sekali" air matanya mebentang, segera ia hapus sebelum jatuh ke pipi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hold On (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang