Eva Pov
Aku dan Elsa menempati kelas X IPA 2, dikelas ini aku duduk dibangku yang kedua dari empat barisan, pastinya aku dan Elsa duduk dibangku terakhir dong. Bangku dan meja yang ku tempati ini sangat cocok untuk ku yang dapat melihat sekeliling kelas ini dan melihat siapa saja yang satu kelas dengan ku dan siapa tau ada yang aku taksir hehe.
"Lo kenapa Sa? Kok diem aja sih, ngomong dong." kataku sambil menoel pipi Elsa. Dia masih diam melihatku dengan tatapan malas. Tidak biasanya Elsa kayak gini sifatnya.
"Gue mau keluar dulu,bye." katanya meninggalkanku sendirian dibangku.
"Mau kemana lo woy!!." oke nggak ada pilihan lain. Gue ditinggalin sama tu lutung, jadi sekarang posisinya gue duduk sendirian. Tiba tiba aja..
Duh siapa sih ni orang! Pake duduk ditempatnya Elsa lagi. Malah gayanya sok cool banget, ya walau emang bener orang ini cool dan tampangnya oke banget bagi cewek yang ganjen kayak Elsa. Kata Batinku..
"Nama lo siapa?" tanyanya sambil mengulurkan tangannya, Sontak mataku membulat kaget.
"Alexa Beby Evana, Eva." kataku sambil membalas uluran tangannya dan tak lupa senyuman manis ku(eaa).
"Nama kamu bagus." pujinya padaku yang buat pipi ku memerah. Belum sempat aku mengucapkan terima kasih tetapi dia sudah bicara duluan.
"Dio Arga Fahlevi, Dio." katanya membalas senyumku. Ohh tuhan dia ganteng banget, matanya tuh kalo dilihat lama lama bisa tenggelam kita didalamnya.
"Coklat." Astaga gue keceplosan pas liatinnya, ini mulut susah banget dikontrol astaga.
Dio menatapku heran, pasti sekarang dia lagi berpikir dengan apa yang barusan gue bilang. Duh bego banget gue, kan jadi salting gini gak enak.
"Makasih, mata lo juga bagus kok." lagi lagi gue salting sama ucapannya barusan. Apa bener sekarang dia memuji ku? Hah jangan mudah baper Eva, lo harus sadar kalau lo nggak boleh pacara. Eh emangnya udah pasti apa kalau Dio mau pacaran sama gua? Duh ngarep banget gue hahah.
"Kenapa kok senyum senyum sih, ada yang lucu ya?." katanya sambil menatapku dalam. Gue masih diem aja padahal gue lagi ditanya sama itu orang.
"Mata gue jelek ya? Gak papa kok kalo emang jelek bilang aja." katanya hendak berlalu meninggalkan ku, dengan sigap ku tangkap lengan tangan kirinya.
"Mata lo bagus kok, gue suka. Warnanya coklat." shit ngapain ngomong gini sama Dio. Kalau dianya baper gimana dong? Mampus lo Evaa..
Dio malah tertawa mendengar ucapan gue barusan. Apa ada yang lucu di kalimat gue? Atau apa ada yang lucu dimuka gue? Sebercanda itukah ucapanku barusan?.
Dia masih saja tertawa hingga membuat seisi kelas melihatku dan itu sangat memalukan. Gue udah bosen dengerin dia tertawa, akhirnya gue putusin untuk menyusul Elsa entah dimana ia berada. Gue berlalu dan meninggalkan Dio yang masih sibuk tertawa hingga tidak sadar kalau gue udah pergi gitu aja.
"Dasar cowok aneh! Apa coba yang lucu di kalimat gue sampai sampai dia tertawa lupa dunia. Cih." decak ku berbicara sendiri sambil mencari Elsa di area koridor.
Berjalan sendiri membuatku lelah dan kehausan, akhirnya gue putusin untuk pergi mencari kantin disekolah ini sendirian. Niat awal gue ke kantin mau beli minuman, tapi apadaya mata yang sudah terlanjur basah menangkap pandangan yang mengganjal itu. Gue jalan aja tanpa menghiraukan dua sosok pasangan yang nampak romantis itu, dan seseorang yang ku kenal pun melihatku berjalan melewatinya. Dia menatapku tanpa berkedip, dan kemudian melepaskan tangannya dari pelukan sang cewek yang kurasa adalah siswa baru sama sepertiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
D.E.F.I.N.I.S.I
Ficção AdolescenteEva tidak tahu apa yang harus dilakukan semisalkan harus berbagi hati kepada orang yang benar benar tulus padanya, namun belum bisa dia terima dengan sepenuh hati. Tapi apa? Saat rasa itu perlahan tumbuh, orang yang memberikan harapan tersebut justr...