3. Asisten Pribadi

20.6K 855 18
                                    

Satu hari kemarin itu membuat seorang Arsaka Gionanda itu uring-uringan, rasanya bibirnya ingin sekali ia copot dan digantikan dengan yang baru.

Gio tak menyangka kalau bibirnya itu harus sampai mencium seorang janda yang selama ini dia hindari dari hidupnya. Gio marah tapi tak bisa marah karena baru mengetahui kalau bibirnya berhasil mencium seorang janda. Parahnya janda yang sudah pernah menikah 9 kali? Itu doyan apa doyan ya?

Membuat Gio mendengkus jijik. Gio kali ini bersikap biasa saja, padahal rasanya ingin sekali dia memaki Bu Tyas, tantenya sendiri yang berani menerima seorang janda untuk menjadi asisten pribadinya.

Saat Gio tengah menanda tangani berkas-berkas. Suara pintu ruangannya berbunyi, membuat Gio mendongak menatap pintu itu dengan berdecak kesal.

Tok! Tok! Tok!

"Iya, masuk!!!" ujarnya ketus.

Rahel menghela napasnya saat mendengar ucapan sinis dari bossnya yang terlihat tak menyukainya. Bossnya itu memang terkenal angkuh dan suka memainkan perasaan wanita sampai membuat banyak wanita patah hati akibat perbuatannya. Tapi, kelemahannya cuma satu, Gio tak menyukai seorang janda karena masa lalu yang membuatnya sampai bersikap seperti itu pada janda.

"Permisi, Pak. Ini berkas yang Bapak minta sudah saya kerjakan, tinggal dicek kembali, Pak." ujar Rahel bersikap profesional seraya meletakan berkasnya ke hadapan Gio. Namun Gio seolah menghindari tangan Rajel yang hampir saja mengenai tangannya.

Mata Rahel terbelalak melihat apa yang bossnya itu lakukan. Layaknya takut terkena kotoran, itu membuat Rahel menahan geramannya dalam hati. Bossnya yang satu ini ternyata sombong dan angkuh, padahal Rahel tidak menyentuh lengan Gio. Justru Rahel hanya ingin meletakan berkasnya di hadapan Gio.

Kalo boleh, Rahel ingin sekali memukul kepala bossnya itu dengan sepatu yang saat ini Rahel kenakan. Biar bossnya itu tak semena-mena kepadanya, apalagi bersikap kayak barusan.

Sudah menciumnya penuh nafsu. Eh, besoknya bersikap seperti ini, membuat Rahel berdecak kesal dalam hatinya. Kalau bukan karena kontrak pekerjaan Rahel tanda tangani, yang Bu Tyas buat. Rahel sudah ingin langsung mengundurkan diri.

Punya boss di bawah usianya yang sombong dan angkuh sepertinya, rasanya Rahel tak akan betah bekerja di sini. Apalagi perkataaannya yang sangat kasar dan dingin. Gio tak ada sopan-sopannya ya?

"Sudah, sana pergi, kalo ada apa-apa lagi aku panggil." ucapnya dengan mengibaskan tangannya mengusir Rahel yang masih menahan marahnya akan sikap Gio.

"Kalau begitu saya permisi."

Setelah mengatakan demikian, Rahel langsung pergi keluar dengan perasaan yang luar biasa panasnya.

Gio mendengkus kesal karena dia harus bekerja dengan seorang janda kali ini. Gio menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kebesarannya. "Aaaaaaakh, sampai kapan janda itu bekerja bersamaku?" gumam Gio berdecak kesal. "Ini lagi bibir, sampai menciumnya segala. Dasar."

Gio menepuk bibirnya sendiri karena merasa kesal pada dirinya sendiri.

☆☆☆

Rahel membalikan badannya menatap pintu kantor ruangan Gio, atasanya langsung sekaligus boss di perusahan ini. Rahel mendengkus kesal dan lengannya ia ingin sekali menyikutnya. Dengan gerutuan pelannya membuatnya tak melihat jalan karena matanya masih menatap pintu ruangannya Gio, sehingga Rahel tak menyadari kalau ada orang yang sedang melangkah di belakangnya dan Rahel tentu saja menabrak seorang laki-laki tampan tanpa sengaja.

"Aduh." pekik Rahel terkejut dan dia ingin langsung marah karena laki-laki itu masih memeluknya dari belakang. Tapi saat mata Rahel menoleh dan melihat laki-laki tampan tengah menatapnya. Sontak Rahel langsung berdiri tegak dan merapihkan rambut dan pakaiannya dengan senyum menawannya.

Rasanya Rahel langsung jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat laki-laki yang kini tengah menatapnya.

"Maaf, saya tidak sengaja." ucapnya lembut dengan nada suaranya yang ngebas dan serak-serak basah. Duh, Rahel rasanya ingin sekali pingsan saat ini juga karena mendengar suara laki-laki yang saat ini berada di depannya.

Rahel tersenyum dengan menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak. Seharusnya saya yang minta maaf. Karena saya tidak melihat jalan dengan benar."

Laki-laki itu mengangguk dengan tersenyum yang menambah kadar ketampanannya.

"Kalau begitu, saya permisi dulu."

Rahel mengangguk dengan melempar senyum pada laki-laki barusan yang baru saja ia temui.

Rahel menatap punggung kokoh itu sampai kemudian masuk ke dalam ruangan bossnya. Setelah hilang dari pandangan matanya. Rahel berbalik badan dan langsung memegang dadanya yang berdetak lebih cepat.

Rasa kesalnya pada Gio, dalam sekejap hilang karena sudah tergantikan dengan perasaan berbunga-bunga hanya karena melihat lelaki tampan barusan.

"Ya ampun, tadi itu siapa ya? Kok rasanya hatiku mengatakan kalau dia itu jodohku ya?" gumam Rahel pelan sambil langkah kakinya menujuh ke arah toilet.

Setelah masuk ke dalam toilet, Rahel mencuci tangannya dan bercermin menatap pantulannya sendiri dan berlenggak lenggok melihat tampilan tubuhnya yang masih terbilang sexy.

"Rahel, Rahel. Kamu masih bagus kok. Masa aku harus menyerah untuk menikah lagi, sih?" ucapnya pada dirinya sendiri ke depan cerminnya. "Aku yakin banget, kalau dia itu pasti jodohku yang tertunda. Aaaaakh kenapa aku langsung jatuh cinta lagi? Padahal sebulan yang lalu baru saja bercerai. Ah masa bodoh deh."

Setelah Rahel merapihkan pakaian dan tatanan rambutnya. Rahel pun kembali bersenandung senang, padahal tadi Rahel ingin sekali mengundurkan diri dan merasa tidak betah. Tapi dalam sekejap Rahel menutuskan tak ingin mengundurkan diri dan akan betah bekerja di sini karena dia pastinya akan bertemu dengan laki-laki itu lagi.

Setelah Rahel keluar dari dalam toilet. Bunyi suara dari bilik toilet pertanda sedari tadi ada orang selain Rahel. Tentu saja ucapan Rahel barusan didengar oleh orang tersebut.

Saat membuka bilik toilet, Bu Tyas hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum sangat lebar.

Bu Tyas mencuci tangannya dengan menatap pantulan dirinya sendiri dan menertawakan Rahel. "Anak itu masih saja mudah jatuh cinta! Kali ini sama siapa lagi laki-laki yang malang itu?"

Bu Tyas mengenal Rahel 2 tahun lalu di acara pesta pernikahan salah satu temannya. Dan Rahel membawa suaminya ke sana, ternyata suami Rahel waktu itu adalah anak sepupu jauhnya. Dari situ Bu Tyas mengenal Rahel setelah perceraiannya dengan anak dari sepupunya. Yang mengejutkan Bu Tyas, Rahel pada saat itu baru menikah 2 minggu dengan anal sepupunya dan bercerai.

Bu Tyas sampai menggelengkan kepalanya tak percaya, karena Rahel menikah sudah berkali-kali. Apakah Rahel memainkan ikatan pernikahan layaknya baju yang sering berganti-ganti?

Tapi, setelah kemarin Rahel melamar di perusahaannya, Bu Tyas akhirnya menerima lamaran pekerjaannya Rahel karena Rahel sebulan lalu baru saka bercerai dari suami yang ke sembilannya.

Sementara dirinya satu saja tidak habis-habis. Ini Rahel menikah sudah 9 kali, apa kata tetangga? Luar biasa, masuk rekor ini, sih.

☆☆☆

Salam Hangat

(Wanda Niel)
IG : wanda_niel25

Suami Kesepuluh ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang