6. Gila

14.7K 779 13
                                    

Saat Rahel baru datang ke kantor dan ingin duduk di meja kerjanya, matanya melirik tas mewah di atas kursi tempat sekertarisnya Gio. Well... itu membuat Rahel tersenyum bahagia karena hari ini tidak sendirian menghadapi boss sombongnya itu.

Namun, apa yang diharapkan Rahel seketika buyar saat mendengar teriakan seorang wanita dari dalam ruangan bossnya. Sontak Rahel langsung membuka ruangan kerja Gio itu dengan cepat.

Mata Rahel seketika terbelalak saat melihat apa yang tak seharusnya dia lihat. Seorang wanita yang sangat sexy menurutnya itu tengah mencumbu bibir Gio penuh nafsu. Sementara yang laki-laki hanya menatap jengah ke sembarang arah.

Rahel menganga ditempatnya, kakinya tak bisa dia gerakan. Padahal Rahel ingin segera keluar, akan tetapi dia masih melihat aksi wanita yang sangat bernafsu pada bossnya itu.

Gio mendorong si wanita jengah, lalu Gio menoleh menatap Rahel yang terpaku ditempatnya. Gio mengacuhkan Rahel kemudian berujar. "Mona, hari ini kamu saya pecat."

"APA???" teriak si wanita yang bernama Mona itu tak percaya.

Mona pikir dengan ciumannya, Gio mau memaafkannya karena tidak masuk kerja melebihi batas cutinya.

Rahel mengerjapkan matanya tak percaya. Bossnya yang satu ini ternyata tidak hanya sombong, keras kepala. Tapi, ucapannya itu sangat tajam layaknya silet yang bisa membuat luka. Gio memang luar biasa egoisnya. Laki-laki seperti ini harus Rahel jauhi untuk dijadikan suami.

"Iya, kamu dipecat. Sekaligus kita putus karena aku sudah punya yang baru, itu." ucap Gio santai seraya menunjuk Rahel dengan dagunya.

Sontak Mona membalikan badannya menatap nyalang ke arah Rahel. Lalu meneliti Rahel dari atas sampai bawah. Kemudian, Mona mendengkus kesal sambil menggeram kesal dengan membalikan kembali badannya ke arah Gio.

"Jadi gara-gara dia? Kamu mau putusin aku? Apa aku kurang sexy lagi? Padahal dia tidak sexy sepertiku."

Gio menggeleng pelan dengan senyuman tipis yang terlihat sangat mengerikan. "Mmm, tidak juga dia mempunyai dada yang besar, tidak sepertimu yang kecil."

Rahel langsung menutup rapat bibirnya setelah mendengar apa yang bosanya itu katakan. Sementara Mona langsung cemberut dengan memegang dadanya yang memang tidak terlalu besar. Lalu Rahel mendengkus seraya berbalik badan untuk pergi dari ruangan kerjanya Gio.

Bukan tanpa alasan Rahel keluar, tapi Rahel sengaja karena dia tidak ingin mendengar ucapan vulgar Gio.

Langkah kaki Rahel terhenti saat Gio kembali berujar. "Sayang... nanti malam jangan lupa temani aku ke pesta pertunangan saudara jauhku, ya."

"Heh?" Rahel menatap cengo pada Gio yang menyeringai iblis. Membuat Rahel semakin kesal.

Mona pun melirik Rahel dan Gio secara bergantian. Mona marah sama Gio yang sangat kelewatan, padahal Mona sangat mencintai bossnya itu. Tapi, Gio juatru mencampakannya sekaligus memecatnya begitu saja dihadapan wanita yang katanya pasangan barunya. Well... rasanya pasti sangat menyakitkan untuk Mona.

Gila memang Gio. Ingin memutuskan hubunganmya dengan Mona, justru harus melibatkan Rahel yang tidak tau apa-apa. ide daru mana itu?

Kadar kesombongan Gio sudah melewati batas ternyata. Rahel yang justru sangat tidak menyukai dengan sifat laki-laki yang seperti Gio justru harus mendapatkan tatapan sengit dari Mona, yang baru saja resmi menjadi mantan kekasih Gio yang kesekian kalinya.

"Apa-apan dia?" gumam Rahel kesal seraya duduk di kursinya begitu saja. "Emanhnya siapa dia, yang suka mengatur ini itu dengan seenaknya saja."

Brak!

Suara pintu ruangan Gio dibanting saat Mona keluar dari dalam dengan perasaan marah. Rahel melihat Mona dengan pandangan yang membunuh, sementara Rahel hanya diam saat Mona mulai mendekati meja kerjanya.

Mona mendengkus seraya bersidekap menatap Rahel. "Apa kamu puas? Apa kamu puas setelah merebut Gio dariku?" Rahel ingin tertawa dalam hatinya, merebut apanya? Gio? Haha... lucu sekali. "Aku peringatkan pada kamu ya, suatu saat nanti kamu akan mengalami hal yang sama sepertiku, dicampakan karena wanita lain."

Setelah mengatakan begitu, Mona mengambil tasnya yang ada di meka kerjanya dan ingin segera pergi meninggalkan kantor yang punya peraturan yang sangat konyol itu. Tapi langkahnya terhenti saat Rahel mencegahnya.

"Permisi." ucap Rahel yang berhasil membuat Mona membalikan badannya menatap Rahel. "Itu semua boh...."

"Aku tau kamu cantik dan dadamu juga besar. Pantas Gio tergila-gila padamu. Dan berani memutuskan dihadapanmu secara langsung." Rahel yang ucapannya terpotong itu hanya menggeleng. Akan tetapi Mona masih berceloteh dengan kata-kata yang tak masuk akal itu. "Semoga bahagia."

Klek!

Pintu terbuka dan Gio keluar dengan menatap Rahel dan Mona bergantian. "Kamu belum pergi?"

"Ck... dasar gila." ucap Mona ketus, setelah itu pergi meninggalkan Rahel yang menghela napas panjangnya.

Sementara laki-laki sibiang kerok itu hanya berjalan ke arah Rahel seperti tak pernah terjadi apa-apa. Apalagi Gio langsung meletakan berkas di atas mejanya Rahel.

"Itu berkas-berkas yang harus kamu selesaikan hari ini juga. Karena malam ini kamu harus menemaniku ke acara pertunangan saudara jauhku."

"Ta-tapi Pak?"

"Apa? Mau membantah?" ucap Gio cepat seraya menyipitkan matanya menyelidik. "Apa kamu takut kalau kakakku yang sok ganteng itu tidak mau sama kamu karena aku mengajakmu ke acara pertunangan malam ini?"

Rahel menggeleng cepat. Bukan itu, tapi Rahel tidak mengerti dengan jalan pikiran bossnya itu yang sombong ini.

"Nanti pulang kerja kita kebutik dulu beli baju untuk menutupi dada besarmu itu supaya Kak Davin dan Kak Saka gak melotot karena melihat dadamu itu."

Rahel langsung menutupi dadanya begitu saja sementara Gio tersenyum sinis seraya langsung pergi meninggalkan Rahel yang menahan marah karena ucapan Gio yang melecehkannya demgan ucapannya.

"Dasar. Sudah sombong, keras kepala, egois, mulutnya tajam ditambah sekarang aku baru tau kalau dia juga laki-laki mesum akut." ucap Rahel ketus dan kembali duduk dan membuka berkas-berkas yang barusan Gio berikan.

Gio menyeringai karena banyak rencana di dalam kepala untuk pesta pertunangan nanti malam. Gio punya alasa mengajak Rahel.

"Rahel, aku tidak sabar untuk membuatmu kapok dan langsung mengundurkan diri menjadi asistenku. Ditambah bonusnya supaya kamu gak dapat kakakku yang sok ganteng itu." Gio terkekeh pelan dengan rencana yang ada di kepalanya.

☆☆☆

Salam Hangat

(Wanda Niel)
IG : wanda_niel25

Suami Kesepuluh ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang