leocy vop

32 12 0
                                    

Pukul 06.30

Akhirnya gue bangun awal supaya gue bisa jogging hari ini bersama Natasya.

Gue merapihkan tali sepatu berwarna putih yang agak berantakan. Setelah itu gue langsung meninggalkan rumah gue dan pergi ke taman. Disana, gue melihat Davin, Rio, dan Daffa yang sedang melewati jalanan di taman.

Dbrakkk

Sialan gue segala nabrak pot taman lagi.. mati gue kalau ketemu sama si Davin.

"Heh lo pada!, denger ada suara pot jatoh gak si??" tanya Rio.

Aduh.. hati gue mulai deg degan. Gue harus bisa pergi dari situasi ini.

"Ya gue denger kaya nya si ada di bunderan jalan taman deh" jawab Davin.

"Yaudah langsung samperin aja lah". ujar Rio.

"Gak usah biar gue aja" hadang Davin.

Hati gue bener bener gak bisa dikontrol lagi. Gue harus ngelakuin apa??, tolong gue pleaseee.

"Lah kok gak ada orang sama sekali ya?? apa itu cuma kucing yang jatohin?" Davin langsung kembali ketempat temannya beristirahat.

"Gimana Vin ada gak??" tanya Rio.

"Gak gue liat gak ada siapa siapa".

Fyuhhh untung gue selamat gak ketemu Davin.

Dwarr..

Jantung gue mau copot rasanya.

" Eh Natasya!!, dari mana aja si lo?? gue tunggu sampe jam segini lo belom dateng juga". Tajam gue.

"Maaf tadi gue habis sempet ngomong sama daffa sebentar".

"Daffa trio nya Davin??" tanya gue kebingungan.

"Iya lumayan dia cakep gak pa pa lah kalau cuma beberapa waktu". Goda Natasya.

"Iya yang jomblo mah cuma bisa menunggu tanpa kepastian" balas gue kesal.

Natasya hanya tertawa sebagai respon nya. Biarlah jodoh gak akan kemana ini. Wgwgwgwg.

------- ------- --------

Jarum jam menunjukan pukul 12.00

Gue gak punya persediaan apa pun untuk gue jadikan santapan makan siang. Gue memutuskan untuk makan diluar bersama Natasya.
Sesampainya disana, gue mempertanyaknan soal Davin dan Kiran, karena tanpa jawaban itu gue jadi semakin penasaran.

"Sya lo pernah denger gak kalau ada hubungan antara Kiran dan Davin??" tanya gue penasaran.

"Gak tau juga deh Cy, soalnya akhir akhir ini Davin suka cemberut atau diem terus karna kematiannya Naory". jelas nya.

Siapa Naory??makin gue pusing aja dah.

"Naory, siapa tuh??" tanya gue sambil mengangkat salah satu alis gue.

"Naory, gue sih gak tau banyak tentang dia cuma, dia pernah berhubungan sama si Davin, setelah kematian pacarnya itulah dia jadi pendiem." Balas nya.

"Pendiem dari mana Sya?!! justru dia tuh paling bawel dikelas, lo kan tau sendiri". Ucap gue dengan mimik muka yang melas.

"Ia karna ada lo aja dia jadi banyak omong" balas nya dengan menatap muka gue jahil.

"kampret lo!" balas gue kesel.

Natasya hanya menertawakan saja sepanjang waktu makan siang gue.

Gue menunggu taksi lewat di depan kafe yang gue tempati. Setelah beberapa jam tak ada satupun taksi yang lewat. Gue hanya melihat kalau ada motor sport merah mengkilap yang melalui arah ketempat gue duduk.

Motor itu berhenti, kayaknya gue kenal sama motor itu. Orang itu membuka helm yang dia pake dan menyisir rambutnya dengan tangan, tak lain dia adalah davin prayoga.

"Ya ampun gue kasian banget ngeliat cewek cantik yang nunggu taksi tapi gak dateng dateng" ejek nya sambil tertawa.

Gue hanya merespon nya dengan muka cemberut dan kesal.

"Bareng ama gue!" ujarnya sambil memakai helm nya kembali.

Akhirnya gue pulang dengannya.

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang