Jujur saja waktu kini semakin terasa hampa.
Begitu juga dengan kisah saya yang mulai memudar.
tak banyak kata yang ingin sekali saya katakan, tapi tak sampai untuk saya ucap.
Hey Tuan waktu..
Masih bertahankah dirimu,,?
Sanggupkah tuan waktu ..?
Menemani hari-hari saya yang mebosankan
yang akan membuat mu jenuh tuan waktuBanyak yang saya tuliskan tentangmu,
namun tak satupun orang yang mampu memahami kisah saya..Mungkin hanya engkau tuan waktu..
yang akan mampu memahami saya,,kisah saya dimulai di awal Febuari
Kala itu febuari saya mengenang akan wujud dirimu saya memutar semua otak saya agat berjalan mudur untuk mengingatmu kembali setelah sosok Tuan waktu menghilangkan sedikit wajahmu yang kini hanya samar-samar saja.
Bagaikan pasir terbawa angin.
Kau menyusup ke kornea mata saya terasa sekali mengalir deras air hangat menjalar kekulit pipi saya.kini sentuhan tangan yang lalu tak mampu lagi menghilangakan rasa gundah kini sentuhan tangan itu terganti dengan membawa gundah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG WAKTU
Poetryaku dan waktu sempat bersaing dalam sebuah proses perjalanan hidup. jika suka menetaplah jika tidak maka pergilah dan jangan sekali-kali meninggalkan jejak barang setitik..