KITC||Who are you?

5.4K 188 31
                                    

SELAMAT MEMBACA, SEMOGA MASIH BERTAHAN DENGAN CERITAKU INI. TERIMA KASIH.

SORRY FOR TYPO, SORRY.

=====()=====

Bryan POV

Sudah lama sekali aku tidak merasakan kenikmatan saat berada dikamarku sendiri. Aku terlalu sering berada di mansion, semua itu demi keselamatan keluargaku. Namun tetap saja yang aku lakukan slalu menimbulkan masalah baru, sejak saat itu aku mulai sedikit menjauh dari keluargaku. Kali ini aku kembali karena sebuah janji yang dulu pernah aku ucapkan, sebagai laki laki aku slalu menepati semua perkataanku.

Clik

Aku mendengar suara pintu kamar terbuka, dengan pencahayaan remang lampu tidur aku sudah menebak pasti kelakuan adikku Liora yang slalu masuk tanpa mengetuk pintu. Namun siluet itu berjalan menuju meja dan meletakan makanan lalu kearah jendela. Aku mulai merasa asing dengan siluet yang aku sangka adalah Liora, tapi sekarang aku menganggap bahwa dia bukanlah Liora.

Aku berjalan mendekatinya dengan pelan, berusaha agar dia tidak merasakan ada orang lain dibelakangnya. Namun saat aku berada dua langkah dibelakangnya, dapat aku lihat bahwa dia menyadari keberadaanku. Dia lalu menegakkan posisinya, serta kedua tangannya yang sudah siap mengambil posisi jika sewaktu waktu dia mendapatkan serangan dari belakang.

"Wanita yang peka" batin Bryan.

Aku mencoba untuk memperhatikannya dari belakang, meskipun keberadaanku sudah diketahuinya.

"Tidak sopan masuk tanpa mengetuk pintu" Kata Bryan.

Aku mencoba untuk membuatnya berbalik menghadapku, Tanpa aku menunggu dia langsung berbalik dan menatapku. Rasanya aku sangat ingin tertawa saat melihat raut wajahnya yang begitu terlihat sangat jelas antara terkejut dan bergairah. Jangan salahkan aku, karna aku memang lebih suka memakai kaos biasa dan celana pendek saat tidur, tapi salahkan wanita didepanku yang masuk tanpa meminta izin sang pemilik kamar.

Namun tatapanku berubah menjadi waspada, saat aku melihat pemandangan dibelakang wanita yang sekarang sedang menatapku. Aku dapat melihat ada seseorang diseberang gedung ini, dan seseorang itu sedang mengarahkan sebuah sasaran yang menghadap kekamarku.

Sedangkan yang berada kamar ini hanya ada dua orang yaitu aku dan wanita didepanku, itu berarti seseorang itu ingin membunuh aku, wanita di depanku atau kita berdua.

"Sniper"

Aku sedikit terkejut saat wanita didepanku ternyata memiliki pemikiran yang sama denganku, dapat aku simpulkan jika dia melihat bahwa ada tanda diatas kepalaku atau bahkan dia menyadari dirinya juga menjadi sasaran.

Doooooor

Dooooooooor

-()-

Author POV

Sena langsung tiarap dan merangkak kearah lemari yang berada disebelah kanan menjauh dari jendela, Bryan juga melakukan hal yang sama. Mereka mendengarkan dua kali tembakan yang hampir bersamaan, untung saja mereka cepat mengambil tindakan.

Sekarang keadaan kamar Bryan sedikit berantakan, akibat tembakan yang hampir membuat nyawa mereka melayang.

Sena yang berada disamping bryan menatap nanar bajunya, makanan yang tadi dibuat untuk bryan malah mengotori bajunya akibat tembakan sialan yang hampir membunuh dirinya.

"Sialan dia membuat bajuku kotor" kata Sena.

Bryan yang mendengar ucapan Sena membuat sebelah alisnya terangkat, seoalah Bryan tidak menyangka saat dirinya hampir mati namun wanita disebelahnya malah mengumpat akibat bajunya yang kotor karena makanan.

"Apa wanita ini gila? " batin Bryan.

Braaaaaaag

"Bryan apa yang terjadi? " kata Steve.

Bryan dan Sena langsung berdiri saat melihat steve memasuki kamarnya, Bryan lalu menghampiri steve. Bryan merasa tidak harus menjelaskan apa yang terjadi, namun percuma saja mengatakan bahwa tidak ada apa apa. Sementara dapat dilihat jika kamarnya menjadi berantakan, terlihat juga lubang pada kaca jendala serta meja dan lampu kamar bryan yang pecah.

"Sepertinya seseorang mengikutiku sampai kesini, Dad" kata Bryan.

"Apa kau tidak apa apa?" kata steve.

"Like what you see dad" kata Bryan.

Steve awalnya hanya ingin menemui Bryan, namun saat akan mengetuk pintunya steve mendengar sebuah pecahan kaca. Steve yang penasaran langsung menerobos masuk, tebakannya sangat tepat ketika melihat keadaan kamar anaknya. Sesuatu telah terjadi didalam kamar Bryan, meskipun ini bukan yang pertama namun tetap saja steve merasa bahwa musuh Bryan semakin memburunya membabi buta.

Bryan lalu menatap steve dan menatap Sena bergantian, steve yang mengerti arti tatapan Bryan langsung memberinya penjelasan.

"Dia Sena, salah satu Maid disini" kata steve.

Bryan lalu menatap Sena dengan tatapan menyelidiki, seolah Bryan tidak percaya bahwa wanita yang bernama Sena hanya seorang Maid biasa.

"Saya akan membuatkan makan anda kembali tuan" kata Sena.

"Apa kau tidak apa apa Sena? " kata Steve.

"Saya tidak apa apa tuan, tuan Bryan menyelamatkan saya" kata Sena.

Bryan yang mendengar perkataan Sena langsung menatapnya, sedangkan wanita yang ditatapnya tetap bersikap seperti dirinya sangat terkejut dan mersa takut. Padahal Bryan tadi mendengar bahwa Sena mengumpat karna bajunya yang kotor, tapi sekarang dia bersikap sangat takut akibat sebuah tembakan yang hampir membunuhnya.

Sena lalu meninggalkan kamar Bryan, dia kedapur dan membuatkan makan untuk Bryan kembali. Sena hampir ketahuan saat dirinya mengumpat setelah lolos dari sebuah tembakan, jika tadi steve tidak segera datang maka tidak menutup kemungkinan jika Bryan akan memberinya banyak pertanyaan.

Senaa memasak makanannya dengan memikirkan siapa seseorang yang ingin membunuhnya, karena Sena merasa bahwa dia tidak memiliki musuh. Jangankan musuh, temannya saja bisa dihitung oleh jari.

"Apa mungkin itu musuh Royyan? " gumam Sena.

Sena yang terlalu terbang dengan pikirannya tidak menyadari bahwa tangannya menyentuh penggorengan, secara reflek Sena langsung melepaskan tangannya dari penggorengan dan mematikan kompor. Namun kesialannya belum berhenti, saat sedang membasuh tangannya dengan air Sena tidak sengaja menyenggol handphonya sendiri sehingga membuatnya terjatuh kedalam air.

Sena lalu mengambil Handphonenya dan menatap nanar nasib benda pipih ditangannya.

"Shit! " kata Sena.

Cukup sudah handphonenya sudah sekarat bahkan sudah tidak terselamatkan.

"Ekhem"

Sena yang mendengar seseorang berada dibelakangnya langsung membalikan badan membungkuk hormat, meninggalkan nasib benda pipih kesayangnya yang sudah mati.

"Ceroboh" kata Bryan.

Bryan menarik tangan Sena dan membawa sena kedalam kamar tamu, Sena yang mendapatkan tarikan dadakan dari Bryan hanya mengikutinya tanpa mengatakan apapun. Sena terlalu terkejut dan tangannya yang masih berdenyut akibat terkena penggorengan, serta jangan lupakan handphonya yang sudah tewas.

"Kenapa tuan membawaku kekamar? " kata Sena.

Sena menghembuskan nafas jengahnya saat tidak mendapatkan jawaban dari Bryan, Sena juga tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh Bryan dilemari.

Sena yang ingin pergi dari kamar tersebut mendadak mengurungkan niatnya saat melihat Bryan membawa obat,
Bryan mengobati tangan Sena dan duduk diranjang sebelahnya. 

"Aiiishh shh essh" kata Sena.

"Apa pekerjaanmu selain pelayan dirumah ini? " kata Bryan.

Sudah Sena duga, pasti pertanyaan yang sangat ingin dia hindari akhirnya lolos dari manusia yang sekarang sedang menatapnya curiga.

=====()=====

VOTE SAMA KOMEN JANGAN LUPA, BIAR UPDATE NYA CEPET. SEMAKIN CEPAT SEMAKIN BISA BUAT KALIAN BACA, TERIMAKASIH 💕
Ig: devi.cc

Kissing In The CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang