[03] ArdRay

162 12 9
                                    

Bel tanda pulang berbunyi. Siswa siswi SMA AKSARA keluar dari kelasnya masing masing. Raya, Gadis itu sekarang sedang duduk di gazebo dekat parkiran. Bukan tanpa alasan dia berdiri disana. Raya sedang menunggu Ardan karena sebelumnya mereka sudah janjian untuk bertemu di parkiran.

"Ray"

"Ardan, akhirnya lo dateng juga," tanya Raya.

"Maaf, lama ya?" ucap Ardan.

"Lumayan sih, tapi nggak papa," ucap Raya.

"Ya udah, ayo ray"

Ardan dan Raya kemudian berjalan menuju motor Ardan. Ardan berjalan tepat dibelakang Raya. Di kanan dan kiri mereka masih terdapat beberapa motor yang terpakir. Dibeberapa tempat terdapat juga pohon.

"Stop Ray"

"Iya Ar, eh ini motor lo?" ucap Raya menatap motor ninja berwarna hijau yang sedang terparkir.

"Iya Ray, kenapa?" tanya Ardan.

"Nggak papa. Oh iya gue baru sadar, bukannya tadi pagi lo ke sekolah naik bus ya?" tanya Raya heran karena tadi pagi dia bertemu Ardan di halte bis.

"Tadi pagi motor gue dibawa Devan," ucap Ardan.

"Kok bisa? Gimana ceritanya?" tanya Raya.

"Nanti gue jelasin," jawab Ardan.

"Okey"

"Ya udah buruan naik, Jadi kan?" ucap Ardan yang kini sudah menaiki motornya.

Sebelumnya Ardan memberikan sebuah helm untuk Raya pakai terlebih dahulu. Setelah memakai helm Raya naik ke motor Ardan. Ardan menyalakan mesin motornya kemudian menjalankannya pergi ke rumah Raya.

Diperjalanan menuju rumah Raya, Ardan meminta Raya untuk berpegangan pada Ardan. Tangan Raya yang sendari tadi berpegangan pada tas Ardan sekarang berpindah ke pinggang Ardan.

Posisi mereka sekarang semakin dekat. Raya mencium wangi khas Ardan yang selama ini ia rindukan. Raya masih mengingat wangi khas Ardan itu. Wanginya ternyata tidak berubah, Masih sama seperti dulu. Tanpa Raya sadari ternyata mereka sudah sampai dirumah Raya.

"Ray udah sampai," ucap Ardan.

Raya masih saja terdiam. Mungkin Raya masih menikmati wangi khas Ardan. Wangi yamg selama ini ia rindukan.

"Ray" ucap Ardan lagi.

"Eh iya Ar, ada apa?" ucap Raya kini dia sudah tersadar dari lamunannya.

"Udah sampai. Rumah lo masih di sini kan?" tanya Ardan.

"Iya rumah gue masih disini." ucap Raya kemudian turun dari motor Ardan.

"Ternyata lo masih hafal alamat rumah gue," ucap Raya.

"Iya." jawab Ardan singkat.

"Gue kira lo udah lupa" ucap Raya lirih. Namun, masih terdengar oleh Ardan. Ardan yang sedang menatap Raya kemudian menunduk. Mungkin Ardan merasa bersalah karena sudah pergi dari hidup Raya.

"Udah lupain perkataan gue barusan. Ya udah gue ke dalem duluan ya. lo mau ikut masuk ke rumah nggak?" tanya Raya

"Sini aja." ucap Ardan dengan nada yang agak datar. Raya membalasnya dengan anggukan. Kemudian Raya meninggalkan Ardan yang lebih memilih untuk menunggunya disini.

Raya mengetuk pintu rumahnya. Kemudian keluarlah seorang cowok berumur lebih tua satu tahun dari Raya dan Ardan. Cowok itu mengenakan kaos putih dan bawahan celana pendek. Namanya Aldi Kenzi Adhitama. Dia adalah kakak laki-laki Raya.

"Eh, udah pulang duluan lo kak. Biasanya pulangnya telat." Ucap Raya kepada sang kakak.

"Iya temen-temen gue lagi main ke sini. Mereka sekarang lagi di kamar gue, biasa lagi mabar" ucap Aldi.

"Oo gitu. Eh kalau bunda kemana?" tanya Raya.

"Bunda lagi belanja buat bahan bikin kue. Eh lo bareng siapa? Cowok lo ya? Lo udah bisa move on?"tanya Aldi.

"Liat aja sendiri, ya udah kak aku ke kamar dulu ya."ucap Raya kemudian pergi ke kamarnya.

"Hey kesini, lo yang tadi nganterin adik gue," panggil Aldi.

Ardan yang merasa dirinya dipanggil kemudian berjalan mendekati Aldi. Betapa terkejutnya Aldi saat mengetahui siapa yang datang mengantar adiknya.

"Lo? Ardan." ucap Aldi kaget melihat Ardan kini berada di depannya.

"Iya kak, ini gue Ardan," ucap Ardan.

"Lo kemana aja Ar. Lo tahu nggak? Setelah kepergian lo waktu itu gimana keadaan Raya? Sejak hari itu gue kecewa sama lo Ar," ucap Aldi

"Iya kak gue tau gue salah. Maafin gue kak." ucap ardan kepada Aldi.

"Oke gue akan kasih lo kesempatan. Tapi, kalau lo kecewain adik gue awas aja lo. Gue nggak akan segan-segan ngehajar lo." ucap Aldi tegas. Dia tidak mau melihat adiknya tersakiti kembali oleh Ardan.

"Iya kak, gue nggak akan kecewain Raya. Gue nggak akan rusak kepercayaan lo lagi, Gue janji." ucap Ardan dengan yakin.

"Gue nggak butuh janji lo. Ya udah gue mau masuk dulu. Awas aja lo kecewain dia." ucap Aldi kemudian meninggalkan Ardan di teras rumah sendiri.

"Gue nggak akan kecewain Raya dan gue nggak akan ngerusak kepercayaan lo lagi kak, Gue janji."

Gimana? Makin penasaran nggak? Jangan lupa vote dan komentarnya ya. Makasih ^^

Ig: prsst_24

ArdRayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang