3

93 15 22
                                    

  "Lo gak papa Ev?" Tanya Caca.

  "Enggak kok gak papa." Jawab Ev.

  "Itu tadi El kan?" Tanya Gebby pada Caca.

  "Bukan."
  "Terus siapa?"
  "Alien!" Pekik Caca pada Gebby yang membuat Gebby melotot.

Pritttt!!! Pritttt!!!

  "Caca!! Gebby!! Kenapa kalian belum masuk kelas!!" Teriak Pak Supri sebagai Waka kesiswaan terdengar keras di koridor.

  "Mampus dah! Kenak Pak Supri kita!!" Ucap Gebby sambil tepuk jidat.

  "Lari bego' jangan diem doang!" Ucap Caca sambil berlari dengan langkah 1000 seperti maling ayam yang kecyduk pemilik nya.

  "Eh tungguin aku!" Ucap Evlin sambil berusaha bangkit dan ikut berlari mengejar Caca dan Gebby.

  "Aduhh!!"

Tapi terlambat karena Pak Supri telah menarik telinga Evlin.

  "Ikut saya!" Ucap Pak Supri sambil tetap menarik telinga Evlin.

Setelah lama mengikuti langkah Pak Supri akhirnya mereka sampai di ruangan yang bertuliskan RUANG OSIS.

  "Tunggu di sini!" Perintah pak Supri sambil menuju saluran suara yang kemungkinan di hubungankan ke dalam kelas kelas.

  "Tess... Mohon Maaf bagi bapak ibu guru yang berada di kelas, Panggilan di tujukan kepada Ketua OSIS SMA Nusa Bangsa El Fredo Jorel mohon sekarang juga menuju ruangan OSIS, sekali lagi panggilan di tujukan kepada El Fredo Jorel harap sekarang juga menuju ruangan OSIS." Ucap Pak Supri.

•••••

  "Evlin mana woi?" Tanya Caca pada Gebby.

  "Lah kan tadi sama Lo!" Jawab Gebby juga bingung.

  "Kenak Pak Supri pasti tuh anak." Tebak Caca.

Caca dan Gebby pun memutar tubuhnya berlari menuju ruangan OSIS, dari kejauhan Mereka melihat El sedang menuju arah mereka,itu artinya El akan pergi ke ruangan OSIS tersebut.

Caca dan Gebby bersembunyi di balik pintu UKS, menunggu El lewat terlebih dahulu. Tak lama El pun lewat.

•••••

  "Pak ini ngapain sih pak di sini?" Tanya Evlin bete.

  "Ini hukuman buat kamu karena kamu tidak segera masuk kelas." Jelas Pak Supri.

  "Di Cannada dulu ya pak, kalau anak murid yang telat masuk kelas malah di suruh lari lapangan bukan malah diem di sini." Ucap Evlin tak mau kalah.

  "Cannada? Kamu pindahan dari Cannada?" Tanya Pak Supri tidak percaya.

  "Hemm" Evlin hanya berdehem menanggapi pertanyaan Pak Supri.

Tok..tok..tok..

Terdengar ketukan di pintu ruangan tersebut.

  "Masuk El." Suruh pak Supri.

  "El?" Bantin Evlin.

  "Ada apa pak?" Tanya El.

  "Ini nih tolong kamu urus siswi pindahan ini, baru sehari udah berani bolos jam pelajaran." Ucap Pak Supri, El pun langsung menatap Evlin yang sedang mengangkat kedua tangannya dan memberi tanda silang.

  "Pakk.. saya kan-" ucap Evlin terpotong.

  "Kamu urus ya El, saya percaya sama kamu." Ucap Pak Supri lalu pergi meninggalkan Evlin dan El di ruangan tersebut.

  "Ehh kodok ayam anak sapi!!" Latah Gebby saat tiba tiba Pak Supri membuka pintu yang menjadi perantara Caca dan Gebby untuk menguping percakapan di dalam.

  "Caca!! Gebby?? Sedang apa kalian di sini?" Ucap Pak Supri sambil mengelus ngelus dadanya karena ikut terkejut.

  "Ngelihatin Ibu ayam beranak." Jawab Caca.

  "Oh, yasudah cepat masuk kelas." Suruh Pak Supri.

  "Siap pak!!" Jawab Caca dan Gebby sambil hormat.

Setelah beberapa langkah Caca dan Gebby pergi pak Supri pun memanggil mereka lagi.

  "Ehh,, tunggu tunggu. Tadi kalian bilang apa? Ngelihat ibu ayam lahiran? MANA ADA AYAM DI SINI?? KALIAN MAU NGEBOHONGIN SAYA YAA?" Tanya Pak Supri meninggi.

  "Eh eh pak ada Bu Sesy tuh!" Tunjuk Caca pada suatu arah.

Pak Supri pun auto menoleh ke tempat yang di tunjuk Caca tapi nihil. Tak ada Bu Sesy di sana. Dan mereka berdua kini telah berlari menghindari amukan Pak Supri yang jika sudah mengamuk seperti banteng di matador.

Evlin tertawa terbahak bahak melihat tingkah laku antara Guru dan Muridnya tersebut. Sedangkan El menatap tajam Evlin dengan tatapan tak suka.

  "Udah ketawa nya?" Tanya El dengan wajah santai nya.

Evlin yang semula tertawa terbahak bahak menjadi diam seketika.

  "Kalau di tanya jawab!" Bentak El.

  "Udah." Jawab Evlin sambil menunduk.

  "Sekarang Lo ikut gue!" Ucap El sambil menarik lengan Evlin kasar membuat Evlin meringis kesakitan.

  "El, lepasin. Ini sakit." Ucap Evlin sambil berusaha melepaskan tangannya dari El.

  "Berisik banget sih Lo!" Bentak El.

Kini mereka sudah berada di kamar mandi lantai 1 pojok kantin yang jarang sekali di gunakan.

  "Ngapain kita kesini?" Tanya Evlin dengan wajah polosnya.

El tidak menjawab, El malah mendekatkan tubuhnya pada Evlin membuat Evlin mundur beberapa langkah. Evlin jadi ingat masa lalunya di Cannada.

  "Don't touch me!" -Evlin.
  "I don't touch you but I will kissing you!"

Bruk..

Evlin langsung menjauhkan tubuh El dari tubuhnya.

  "Kamu mau apa?" Tanya Evlin panik.

El menjulurkan tangannya menyentuh pelipis Evlin.

  "Lo keringetan? Haha!" Tanya El sambil tertawa.

  "Anjirr, Lo pasti nethink kan?" Tebak El pada Evlin yang membuat Evlin kesal.

  "Nih!" Ucap El sambil memberikan Pel pada Evlin.

  "Apa?" Tanya Evlin bingung.

  "Bersihin nih kamar mandi, udah kotor kayak kadang ayam juga!" Ucap El sambil mengawasi Evlin dari sudut kantin.

Evlin pun langsung mematuhi perintah El.

30 menit telah berlalu. Evlin belum selesai dengan bersih bersih nya bahkan El pun tidak melihat tubuh Evlin dari sudut kantin.

El pun langsung menuju kamar mandi, berniat untuk memarahi Evlin. Tapi niatnya ia urungkan setelah El melihat darah segar mengalir dari hidung Evlin.

El pun langsung membersihkan darah di hidung Evlin menggunakan seragam milik El. Awalnya Evlin menolak karena tidak mau membuat seragam El kotor.

Tapi El memaksa karena mungkin merasa bersalah sudah menyuruh Evlin membersikan kamar mandi ini sendirian.

Setelah darah itu tak mengalir lagi. Evlin kembali membersihkan kamar mandi meskipun El memaksanya untuk berhenti.

Tak lama..

Selamat malam Minggu!!
Buat yang lagi malmingan
Yang lagi siap siap ujian
Yang lagi nontonin orang pacaran:v
Wkwkwk...

Part 4 sudah di update.. jangan lupa buat tinggalin VOMENT:)

 

CATATAN EVLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang