5

91 13 4
                                    

Evlin berjalan mengendap endap dengan langkah yang tak bisa di kendalikan dengan benar. Sesekali Evlin jatuh dan menabrak benda yang ada di dekatnya.

Jam sudah menunjukan pukul 1 dini hari. Evlin baru saja selesai dengan acara diskotik nya.

Evlin membuka pintu rumah nya dengan pelan, melihat ke kanan dan ke kiri, lalu setelah di nyatakan aman. Evlin segera masuk.

Baru beberapa langkah Evlin masuk. Lampu dengan tiba tiba menyala dan menampilkan sosok orang tua yang berdiri di depan nya dengan raut wajah yang tak bisa di tebak, antara sedih marah dan khawatir.

  "Dari mana saja kamu!!" Tegas Alex pada Evlin.

  "Bodo!" Ucap Evlin lalu pergi meninggalkan Alex dan Grace.

  "BERHENTI DI SITU!" Teriak Alex membuat Evlin seketika menghentikan langkah nya, namu sedetik kemudian Evlin melanjutkan jalan nya dan membanting keras pintu kamarnya.

Di sudut kamar nya, Evlin menangis sambil meringkuk memegangi kedua lututnya.

Dia tidak suka di betak, tapi kenapa barusan Papa nya membentaknya. Evlin benci Papa dan Mama nya.

  "Hikss..pa..paaa jahh..att!!" Teriak Evlin sambil meluapkan segala emosinya yang berkecamuk di dalam pikiran nya.

Evlin lelah dengan semua drama yang di mainkan nya. Tak lama kemudian Evlin memutuskan untuk tidur.

•••••

Matahari memasuki kamar Evlin dengan menerobos di balik gorden. Evlin memicingkan matanya karena silau.

Evlin bangun dengan malasnya. Evlin masih menggunakan pakaian semalam. Matanya hitam dan lebam karena tangisan nya semalam.

Evlin segera bangkit lalu mencari handuk nya dan melakukan ritual mandi seperti biasanya.

Setelah menggunakan seragam nya, Evlin memoleskan make up tipis pada wajah nya. Berusaha tersenyum dan melakukan drama nya.

Evlin berjalan menuruni tangga, dan kedua orang tua nya telah pergi mencari uang.

  "Udah siap Non?" Tanya Pak Dede yang baru saja sampai tadi malam setelah beberapa hari mengunjungi kampung halaman nya.

  "Udah." Jawab Evlin sambil tersenyum ramah.

Jalanan Bandung tak seramai biasanya. Mungkin karena Evlin berangkat terlalu pagi.

Evlin keluar dari mobil setelah sampai di depan gerbang sekolah.

Langsung saja angin bertiup membuat rambut Evlin yang terurai tertutup dengan indahnya,menambah kecantikan di wajahnya.

Evlin berjalan dengan santai memasuki gerbang sekolah nya. Saat di koridor Evlin hanya bertemu dengan beberapa siswa siswi yang mungkin memang rajin datang pagi.

Dari kejauhan Evlin melihat seseorang yang sangat familiar menurutnya.

Evlin memfokuskan pandangan pada orang tersebut, dan setelah Evlin yakin bahwa itu 'dia'.

Evlin segera berlari untuk mensejajarkan langkah kaki nya dengan El.

Setelah berhasil, El tak menanggapi Evlin. Malah acuh tak acuh terhadapnya. Karena Evlin tak mendapat respon dari El, Evlin memelankan langkahnya dan membiarkan El jalan terlebih dahulu.

  "Ehh..." Ucap Evlin kaget ketika El menarik tangan nya.

  "Lep-" Ucap Evlin terpotong.

  "Udah diem!" Ucap El dengan sorot mata tajam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CATATAN EVLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang