Track 05

824 56 0
                                    

"Tujuh belas panggilan, empat puluh enam pesan teks, tidak ada balasan dan tidak ada jawaban. Ke mana saja kau?!"

Andi terlihat sangat kesal. Dia mengoceh terus-menerus kepada Devina yang sedang duduk di kursi di mana kliennya biasa duduk.

"Ponselku mati," timpal Devina dengan mata sedikit melirik ke arah Andi.

"Ponsel mati?! Kau menggunakan alasan macam itu setelah kau pergi tanpa kabar, dan tiba-tiba kau kembali meminta kasus yang baru saja kau tolak. Apa yang mengubahmu?"

Wajah Andi yang tadinya nampak kesal tiba-tiba berubah. Devina tersenyum. Gadis itu kemudian merogoh saku jaketnya.

"Aku baru saja melakukan hal yang lumayan menyenangkan dengan seseorang. Hanya saja, aku masih punya urusan dengan orang itu dan satu-satunya petunjukku tentang dia adalah ini ...," kata Devina sambil menunjukkan sebuah kertas.

Kertas tersebut diletakkan Devina pada meja kerja Andi dalam keadaan terbuka. Pria berkacamata itu awalnya terlihat ragu dan kebingungan, tapi karena penasaran, dia perlahan mendekat.

Andi memperhatikan kertas di meja tersebut. Meskipun awalnya terlihat sedikit kebingungan dan wajahnya menunjukkan sedikit ketidakpedulian, tapi ekspresinya berubah drastis saat melihat isi kertas itu.

He Trait Youth.

Find the list!

Help us!

Semua kata itu ditulis pada sobekan kertas bersimbol yang sangat mirip dengan simbol pada file yang dibawa oleh Regita beberapa waktu lalu.

"Jelaskan padaku apa ini?" tanya Andi serius.

"Ini adalah kertas yang diberikan padaku oleh seseorang yang kutemui di jalan. He Trait Youth itu terdengar janggal. Mungkin sebuah kode ... atau anagram? Aku hanya belum tahu itu merujuk ke mana."

"Di mana orang itu sekarang?"

"Seharusnya sudah berada di rumah sakit, itu pun kalau dia belum meninggal karena kehabisan darah."

Andi terlihat terkejut sedangkan Devina yang melihat ekspresinya hanya tersenyum meledek.

"Pria itu. Dia tewas karena menikam dirinya sendiri, tapi ada seseorang di balik ini semua. Seseorang yang sangat jenius. Aku bahkan sempat berbicara dengannya."

"Kalau kau sudah berbicara dengannya berarti kau sudah bisa menyelesaikan kasus ini dengan mudah, bukan begitu?"

Mendengar kata-kata Andi, Devina beranjak dari kursi dan mulai menjelaskan sambil berjalan ke arah meja kerja atasannya itu.

"Pelakunya bukanlah penjahat yang biasa kita hadapi. Dia lebih kompleks. Aku tidak punya bayangan apa pun tentang pelakunya dan satu-satunya petunjukku saat ini adalah kertas ini. Jika melihat isinya, apa pun yang dicari oleh Nona Regita kemungkinan besar juga sedang diincar oleh orang-orang berbahaya," ujarnya sambil menunjuk ke arah simbol yang tertera pada sepotong kertas itu.

Andi yang terlihat panik mulai menarik napasnya dan berusaha menenangkan diri.

"Baiklah ... baiklah. Aku akan menghubungi Regita dan memberitahunya bahwa kau bersedia menjalankan misi yang dia tawarkan kepadamu."

Devina berjalan menuju tempat duduk Andi dan duduk di sana sambil mengangkat kakinya ke meja.

"Tak usah panik seperti itu. Ini akan menyenangkan," katanya seraya menyeringai.

"Terserah katamu," gumam Andi sedikit kesal. "Dan turunkan kakimu dari meja kerjaku!" gertaknya mengimbuhkan.

***

Devina(completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang