Track 01

1.8K 73 0
                                    

"Devina!!! Devina!!!"

Suara teriakan itu menyadarkan seorang gadis dari lamunan dan berasal dari headphone yang terhubung dengan seseorang di kantornya.

"Bagaimana perkembangan kasusnya?" Tanya seorang pria yang barusan berteriak. Siapa lagi kalau bukan Andi, atasan Devina.

"Hmm ... biar kujelaskan. Gadis itu mengalami kecelakaan," balas Devina—gadis yang baru saja tersadar dari lamunannya.

Embusan napas menerobos sempurna dari mulut Andi. "Oohh, jadi itu sama sekali bukan pembunuhan?"

"Aku tidak mengatakan itu," sangkal Devina.

"Heh? Apa maksudmu?"

"Dengarkan baik-baik. Aku tidak mengatakan kasus ini bukan kasus pembunuhan. Aku hanya bilang, korban meninggal karena kecelakaan. Gadis itu adalah anak dari salah seorang pejabat terkenal di negara ini. Dia hidup dalam kemewahan, tapi sayangnya dia bukanlah gadis yang pintar. Seseorang menipunya dengan cara memacarinya agar dia bisa dimanfaatkan," ujar Devina dari balik telepon.

"Orang itu awalnya mendekati dan memacarinya, tapi saat gadis itu lengah, tersangka menculik dan memperkosanya. Tidak hanya itu, sang pria bahkan merekam tindakan kejinya dan videonya digunakan untuk memeras gadis itu."

Devina berhenti berucap sejenak untuk mengambil sepotong kue dari pelayan yang lewat, kemudian melanjutkan penjelasannya.

"Setiap hari, dia terus mencuri kekayaan ayahnya untuk pria itu. Namun suatu hari, ayahnya pulang lebih awal. Hari itu adalah hari ulang tahun korban, tapi karena terburu-buru saking paniknya, ia malah terjatuh saat turun dari tangga untuk membuka pintu dan meninggal."

Andi sempat terdiam beberapa detik setelah mendengarkan cerita Devina.

"Bagaimana kau mengetahui semua itu?" tanya pria berkacamata tersebut.

Kernyih tipis terbentuk di sudut bibir Devina, merespons pertanyaan dari atasannya itu. "Pertama, aku menyelidiki gadis itu ... seperti latar belakangnya, orang-orang di sekitarnya, dan mencari tahu sifatnya. Dari semua keterangan yang didapat, aku bisa menyusun pola terlebih dahulu sebelum mencari bukti baru, dan akhirnya menemukan benang merah yang menuntunku kepada kesimpulan tadi," tuturnya.

"Seperti yang kukatakan, penyebabnya bukan karena dibunuh tapi karena kecelakaan. Namun sayangnya, kecelakaan ini dilatarbelakangi sebuah motif kejahatan seseorang. Aku tahu pelakunya dan aku punya banyak bukti serta teori untuk bisa menangkapnya sekarang," lanjutnya.

"Siapa dia?" tanya Andi setengah mengerutkan dahinya.

"Seperti yang kubilang, aku mencari tahu banyak hal tentang gadis itu. Beberapa teman dekatnya mengatakan dulu dia sering diantar-jemput oleh seorang pria. Dari keterangan saksi, aku bisa mencari kemana mereka sering jalan dan meminta izin untuk mengecek CCTV, hingga akhirnya aku menemukan pria ini," lanjut Devina tanpa menimpali pertanyaan pria berkacamata itu.

Devina tengah duduk seorang diri di tengah keramaian sebuah ruangan besar. Lampu–lampu di sekitarnya mulai berubah warna disusul suara musik yang menggema ke seluruh sudut ruangan. Sosok seperti dirinya seolah terlihat aneh, dengan hoodie merah muda yang dia kenakan, membuat orang–orang melirik ke arahnya. Namun, Devina sama sekali tidak peduli dan tetap melanjutkan penjelasan mengenai kasus yang tengah ditanganinya kini.

"Namun sayangnya, akhir-akhir ini mereka jarang jalan bersama. Mereka hanya bertemu saja sebentar, kemudian berpisah dan itu membuatku penasaran dengan apa yang terjadi di antara mereka. Aku kemudian mengikuti pria ini dan berhasil mencopetnya saat itu. Tujuanku hanya untuk mengambil data diri dan ponselnya, dan ternyata ponselnya berisi pesan-pesan ancaman ke gadis itu."

Devina(completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang