Siang itu Christian diberi tahu oleh pelayan kepercayaan dari ayahnya untuk segera menemui ayahnya di ruang kerjanya. Dengan hati yang gelisah Christian melangkahkan kakinya melewati lorong rumahnya yang saat itu tampak begitu gelap, tidak seperti biasanya. Ia melangkahkan kakinya menuju ruang kerja ayahnya dan sesampainya di depan pintu ruangan tersebut ia berhenti dan mengetuk pintu. Tok.. Tokk..
"Ayah, ini Christian. Boleh aku masuk. " ujarnya sembari mengetuk pintu.
"Masuk saja. " ujar seorang pria dari dalam. Cristian menarik knop pintu ruang kerja ayahnya dan masuk kedalamnya. Disana tampak ayahnya yang sedang duduk di kursi kerjanya sambil memegangi kepalanya. Wajahnya yang tampak begitu lelah dengan rambut yang sudah mulai memutih. Kerutan-kerutan halus yang tampak pada wajahnya menambah kesan tua pria itu. Dari wajahnya tampak pria itu merupakan seorang pekerja keras.
"Saya menghadap ayahanda. " ujarnya dengan penuh hormat sambil membungkukkan badannya.
"Duduklah! " ujar pria tua itu.
Christian pun duduk di sebuah kursi tamu yang ada di ruangan itu sambil memandang ayahnya yang beranjak dari posisinya menuju kearahnya.
"Christi." ujar pria itu dan bergegas memposisikan dirinya duduk di samping putranya itu.
"Aku yakin kau pasti sudah mendengar kabar mengenai keluarga kita." ujarnya memandang putra satu-satunya itu.
"Maksud ayah, mengenai bisnis keluarga kita? " tanyanya.
"Benar sekali nak. Keluarga kita sekarang sedang menghadapi krisis dan bisnis kita terancam bangrut. Ayah takut dengan begini kita akan jatuh miskin dan akan kehilangan gelar kebangsawanan kita. " jawab pria tua itu menerangkan.
"Ayah tidak ingin keluarga kita kehilangan gelar kebangsawanan yang telah di jaga turun temurun oleh kakek moyang kita." jelasnya lagi.
"Lalu, apa yang bisa Christ lakukan ayah? Jika ada Christ akan berusaha untuk membantu." ujarnya. Ia sangat menghormati ayahnya yang telah bekerja keras dan berjuang demi keluarganya. Ia telah membesarkan Christian dengan susah payah sendiri semenjak kematian ibunya ketika berusaha melahirkannya. Meski demikian ia begitu sayang dengan putra satu-satunya itu dan tidak pernah berniat untuk menikah lagi.
"Ayah sudah meminta bantuan kepada keluarga Lord Preston untuk hal ini nak. "
"Keluarga preston?! Keluarga bangsawan besar yang merupakan sepupu raja itu ayah? " tanya Christian pada ayahnya.
"Ya nak, dan mereka bersedia membantu.. Asalkan.. "
"Asalkan apa ayah?? Katakan saja. " ujar Christian. Jantungnya kini berdetak kencang. Ia tidak memiliki perasaan baik dengan kata yang akan dilanjukan ayahnya itu.
"Meraka memintamu untuk tinggal disana dan menjadi bagian dari keluarga mereka. " ujarnya.
"Bagaimana mungkin mereka bisa bisa meminta hal seperti itu yah. Apa sebenarnya maksud meraka? " ujarnya. Perasaannya tidak baik akan hal ini. Ia merasa ada yang janggal dengan permintaan keluarga preston itu.
"Ayah juga tidak tahu, tapi yang penting sekarang dalah menyelamatkan nama keluarga kita. Dan ayah sudah menyetujuinya. Ayah tahu ayah tidak sepantasnya menyetujui hal ini tanpa mendiskusikannya denganmu dulu. " ujar ayahnya. Wajahnya tampak sedih dengan peluh di keningnya. Tampak garis hitam yang menghisi matanya menandakan bahwa ia sudah beberapa hari ini tidak tidur.
"Ayah.. Jangan seperti ini. Jangan bersedih ayah. Jika memang demikian, Christian akan mematuhi keputusan ayah. " ujarnya.
"Benarkah!? Jika demikian ayah akan mempersiapkan kepergianmu. Meraka memintamu datang malam ini. " ujar ayahnya. Sinar matanya yang sebelumnya hilang kini muncul kembali. Ia melihat ayahnya telah bersemangat kembali. Ia dan ayahnya beranjak dari ruang itu.
***
Malam pun tiba, Christian telah bersiap-siap untuk pergi menuju kediaman keluarga Preston. Ia melihat raut wajah ayahnya yang mengantarnya sampai di depan pintu rumah. Sebenarnya ia berat hati meninggalkan rumah tempat ia dibesarkan, namun demi ayahnya ia rela mengorbankan apapun. Baginya sudah saatnya membalas kebaikan ayahnya. Semua barang-barangnya sudah berada di bagasi dan dengan berat hati ia melangkah menuju mobil sedan milik keluarganya. Ia melihat ayahnya dan para pelayan yang mengantarnya di pintu menangis. Tidak disadari setetes air mata lolos dari kelopak matanya. Dipalingkannya wajahnya kearah supirnya dan berkata, " ke kediaman keluarga Preston, Robert. ""Baik tuan muda."ujar supir tersebut.
Sepanjang perjalanan Christian hanya memandangi pemandangan yang dilewatinya. Suasana malam hari mengurangi jarak pandangnya. Suasana yang begitu gelap ditemani dengan dinginnya ac mobil dan kesunyian menemani perjalanannya. Ia tidak tahu apa yang menunggunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/180822414-288-k4435.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] My Bloody Partner [HIATUS]
VampirSeorang pria cantik, terlahir dari kaum manusia lemah dan dari keluarga bangsawan kecil. Keluargannya menjualnya ke sebuah keluarga bangsawan ternama bernama preston demi melindungi nama keluarganya, archer. Sejak pertama kali menginjakkan...