Chapter 5 - Belajar Bisnis

5.6K 501 0
                                    

***

Beberapa bulan  telah  berlalu semenjak ia tinggal  di  keluarga  bangsawan besar itu. Hidupnya tidak banyak  berubah dari kehidupan lamanya. Hanya  saja  ia harus mematuhi  peraturan keluarga ini. Selama  tinggal di kediaman  keluarga  Preston, tidak  banyak  yang  dapat ia lakukan. Hanya  tidur,  makan, jalan-jalan di taman  dan  kadang-kadang menemani  Maria untuk minum teh  di  sore hari. Hidupnya sangat  dimanja oleh keluarga itu. Ia sempat terheran  dengan perilaku dan keinginan dibalik permintaan keluarga itu  namun ia mencoba  untuk menikmatinya. Tiba-tiba lamunannya  di hentIkan oleh ketukan seseorang dari luar.

"Selamat siang tuan." ujar seseorang dari luar pintu. Christian langsung beranjak  dari  meja belajar yang ada di kamarnya  menuju pintu  dan membukanya. Di balik  pintu  sudah  berdiri  Michael,  kepala  pelayan  rumah itu.

"Maaf  mengganggu  tuan, tetapi  tuan muda  ingin  anda  menemuinya di  ruang kerjanya." ujar pria tua  itu.

"Baiklah  Michael. Antar  aku  kesana. " ujar Christian. Ia mengikuti langkah  pak  tua  itu  dari  belakang dan  sesampaianya  di ruang  kerja  tuan muda keluarga itu,  Christian segera mengetuk  pintu.

Tok.. Tokk!

"Selamat siang  William, ini  aku  Christian. " ujarnya.

"Masuk  saja  Christie. " ujar orang yang  ada  di  dalam. Christin meraih  knop pintu tersebut  lalu membuknya. Ia berjalan masuk ke dalam  dan menemui  seseorang yang  sedang  berkutat  dengan kertasnya.

"Ada apa kau memanggilku Will? " tanyanya pada pria itu  yang  seketika menghentikan aktivitasnya dan menatap pria di hadapannya.

"Kemarilah. " ujarny  sambil melambaikan tangannya yang mengisyaratkan  dirinya untuk mendekat. Christian pun  berjalan menuju pria itu  dan  berdiri tepat di sampingnya.

"Apakah  kau  tahu  cara menjalankan  bisnis?" tanya William  padanya.

"Tentu  saja. Aku sudah beberapa kali membantu  ayah menjalankan bisnisnya  meski aku masih  belum mahir dalam  dunia  bisnis." jawabnya. Ia menatap pria di  depannya  dengan intens.

"Jika  begitu  bagaimana  jika  kau membantuku menjalankan bisnis kami sekalian kau belajar hal  baru. " ujar William memberikan  saran. Dengan sejenak  berfikir  akhirnya ia menyetujui  ajakannya. Dan  lagi  ia punya banyak  waktu  luang  untuk  dihabiskan. Jika  bisa menggunakan  waktu itu untuk belajar bisnis  kenapa  tidak?.

"Tentu  aku  mau. " jawabnya. Semenjak  hari  itu  setiap siang  sampai petang  Christian  akan  bersama  William  di ruang  kerjanya. Ia membantu  tuan muda  keluarga itu  dalam menjalankan bisnisnya  dan  semakin  hari ia semakin mahir dalam  dunia bisnis dan ini sangat menguntungkannya. Meski ia mengetahui banyak mengenai bisnis keluarga itu, tidak pernah  sedikitpun  terbersit  di benaknya untuk menghianati kelurga tersebut. Semenjak  di hari kedatangannya  ia sudah bersumpah untuk mengabdikan  dirinya  kepada keluarga  Preston. Ia telah menganggap kelurga  tersebut  sebagai bagian  dari keluarganya. Itulah  loyalitas yang dimiliki oleh keluarga bangsawan bernama  Archer itu. Sejak  kecil  ia sudah  diajarkan  soal  loyalitas  dan hal yang tersebut  sudah mendarah  daging  dari  nenek moyang mereka. Untuk itu meskipun  keluarga mereka merupakan keluarga  bangsawan terendah namun  sangat  disegani dan  diperhitungkan oleh  raja.
ia semakin mahir dalam  dunia bisnis dan ini sangat menguntungkannya.

"Apa yang  sedang  kau pikirkan, Christie? " tanya  William  membuyarkan  lamunan pria disampingnya  itu.

"Ah.. Tidak  ada apa-apa." jawabnya. Ia memandang  mata pria yang  ada  di sampingnya. Tatapannya  begitu  tajam  dan intens  seolah  dapat menembus ke dalam dirinya dan membaca  pikirannya.

"Baiklah  jika demikian. Aku ingin mengajakmu ke pesta  malam ini." ujar  William menyambung  pembicaraan.

"Pesta?! "

"Ya,  keluarga Smith  mengundangku  untuk  hadir  di pesta  ulang  tahun putra  mereka, Edward." ujar William menjelaskan.

" Dan  aku  ingin  kau menjadi pendampingku. " lanjutnya  lagi. Mendengar permintaan William  ia sempat  terdiam beberapa menit. Keluarga  itu tidak memiliki hubungan  baik  dengan  keluarganya  dan  cenderung berusaha menjatuhkan nama  baik keluarganya. Ia hanya menatap tuan muda itu  dalam diam.

"Aku  tahu  apa  masalahmu dan tenang  saja  aku  tidak  akan  membiarkan mereka menyakitimu atau melukai keluargamu. " ujar William. Ia menggenggam tangan pria itu dengan erat  dan  berusaha meyakinkannya.

"Baiklah  jika  begitu. " jawab  Christian pada William. Ia berharap tidak  akan  ada hal buruk  yang  terjadi.

Malam yang  dinanti  pun  tiba. Kedua pria tersebut  beranjak  dari  mansion  keluarga  Preston  menuju mobil sedan milik  keluarga itu. Selama  di  perjalanan mereka tidak mengatakan  apapun dan  hanya kesunyian  yang  menemani mereka. Sesampainya  di  kediaman  keluarga Smith, William mengulurkan tangannya kepada  Christian untuk membantu pria itu  dan  dengan  senang hati Christian menerima uluran  tangan  tersebut.

Di pesta tersebut,  ada  rasa tidak nyaman  yang dirasakan  oleh Cristian. Ia merasakan ada  sesuatu  yang  aneh  namun  ia  tidak  mengetahui  apa  itu. Ia  berjalan  besama  dengan William. Sesampainya  diambang  pintu  kediaman Smith mereka disambut  oleh  pelayan  yang mengantarkan mereka pada  kepala  keluarga  tersebut, Lauren Smith. Pria itu menyambut mereka dengan  hangat  khususnya William dan mengajaknya  minum.

Christian melihat banyak para bangsawan yanh berkumpul satu  sama lain. Banyak hal yang mereka bicarakan mulai  dari bisnis,  keluarga  hingga pesta yang sedang  dihadiri. Christian yang merasa bukan  bagian  dari mereka melangkahkan kakinya keluar dari acara tersebut  menuju  taman  yang berada  di  samping kediaman  tersebut. Taman  tersebut begitu indah dan ditumbuhi oleh pepohonan dan bunga  jasmin. Malam ini begitu  terang  dengan bulan purnama yang menerangi.

Ia mengingat kembali ketika ia masih kecil ayahnya pernah bercerita kepadanya.

"Christi, lihatlah bulan itu. Cantikkan? " ujar sang  ayah.

"Iya  yah, cahayanya juga sangat  terang." ujar Christian yang waktu itu  baru berusia 5 tahun.

"kamu tahu, konon bulan itu merupakan seorang dewi yang disebut  dewi bulan dan para vampir menggunakan petunjuk dari dewi bulan untuk bertemu dangan pasangannya." jelas sang  ayah sambil menatap ke arah bulan purnama itu.

"Dewi  yah?? Berarti  dia sungguh hebat."

"Enn.." ujar sang ayah menganggukan kepalanya.

"Apa  vampir benar-benar nyata yah? Tidakkah itu hanya  mitos?" tanya  Christian lagi dengan polosnya.

"Entahlah  putraku. Tidak ada orang yang pernah melihat mereka." ujar sang  ayah.

Kedua  ayah dan anak itu bersama-sama memandangi bulan purnama yang indah itu.

Mengingat itu membuatnya  sungguh  bahagia. Masa kecilnya yang bahagia bersama sang ayah tidak mungkin bisa diulang kembali. Memgingat itu membuatnya ingin menangis.

"Yah, apakah ayah baik-baik saja di sana?  Apakah  ayah  sehat?" gumam Christian sambil memandang  bulan purnama yang bersinar terang itu.

[BL] My  Bloody Partner [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang