***
Beberapa bulan telah berlalu semenjak ia tinggal di keluarga bangsawan besar itu. Hidupnya tidak banyak berubah dari kehidupan lamanya. Hanya saja ia harus mematuhi peraturan keluarga ini. Selama tinggal di kediaman keluarga Preston, tidak banyak yang dapat ia lakukan. Hanya tidur, makan, jalan-jalan di taman dan kadang-kadang menemani Maria untuk minum teh di sore hari. Hidupnya sangat dimanja oleh keluarga itu. Ia sempat terheran dengan perilaku dan keinginan dibalik permintaan keluarga itu namun ia mencoba untuk menikmatinya. Tiba-tiba lamunannya di hentIkan oleh ketukan seseorang dari luar.
"Selamat siang tuan." ujar seseorang dari luar pintu. Christian langsung beranjak dari meja belajar yang ada di kamarnya menuju pintu dan membukanya. Di balik pintu sudah berdiri Michael, kepala pelayan rumah itu.
"Maaf mengganggu tuan, tetapi tuan muda ingin anda menemuinya di ruang kerjanya." ujar pria tua itu.
"Baiklah Michael. Antar aku kesana. " ujar Christian. Ia mengikuti langkah pak tua itu dari belakang dan sesampaianya di ruang kerja tuan muda keluarga itu, Christian segera mengetuk pintu.
Tok.. Tokk!
"Selamat siang William, ini aku Christian. " ujarnya.
"Masuk saja Christie. " ujar orang yang ada di dalam. Christin meraih knop pintu tersebut lalu membuknya. Ia berjalan masuk ke dalam dan menemui seseorang yang sedang berkutat dengan kertasnya.
"Ada apa kau memanggilku Will? " tanyanya pada pria itu yang seketika menghentikan aktivitasnya dan menatap pria di hadapannya.
"Kemarilah. " ujarny sambil melambaikan tangannya yang mengisyaratkan dirinya untuk mendekat. Christian pun berjalan menuju pria itu dan berdiri tepat di sampingnya.
"Apakah kau tahu cara menjalankan bisnis?" tanya William padanya.
"Tentu saja. Aku sudah beberapa kali membantu ayah menjalankan bisnisnya meski aku masih belum mahir dalam dunia bisnis." jawabnya. Ia menatap pria di depannya dengan intens.
"Jika begitu bagaimana jika kau membantuku menjalankan bisnis kami sekalian kau belajar hal baru. " ujar William memberikan saran. Dengan sejenak berfikir akhirnya ia menyetujui ajakannya. Dan lagi ia punya banyak waktu luang untuk dihabiskan. Jika bisa menggunakan waktu itu untuk belajar bisnis kenapa tidak?.
"Tentu aku mau. " jawabnya. Semenjak hari itu setiap siang sampai petang Christian akan bersama William di ruang kerjanya. Ia membantu tuan muda keluarga itu dalam menjalankan bisnisnya dan semakin hari ia semakin mahir dalam dunia bisnis dan ini sangat menguntungkannya. Meski ia mengetahui banyak mengenai bisnis keluarga itu, tidak pernah sedikitpun terbersit di benaknya untuk menghianati kelurga tersebut. Semenjak di hari kedatangannya ia sudah bersumpah untuk mengabdikan dirinya kepada keluarga Preston. Ia telah menganggap kelurga tersebut sebagai bagian dari keluarganya. Itulah loyalitas yang dimiliki oleh keluarga bangsawan bernama Archer itu. Sejak kecil ia sudah diajarkan soal loyalitas dan hal yang tersebut sudah mendarah daging dari nenek moyang mereka. Untuk itu meskipun keluarga mereka merupakan keluarga bangsawan terendah namun sangat disegani dan diperhitungkan oleh raja.
ia semakin mahir dalam dunia bisnis dan ini sangat menguntungkannya."Apa yang sedang kau pikirkan, Christie? " tanya William membuyarkan lamunan pria disampingnya itu.
"Ah.. Tidak ada apa-apa." jawabnya. Ia memandang mata pria yang ada di sampingnya. Tatapannya begitu tajam dan intens seolah dapat menembus ke dalam dirinya dan membaca pikirannya.
"Baiklah jika demikian. Aku ingin mengajakmu ke pesta malam ini." ujar William menyambung pembicaraan.
"Pesta?! "
"Ya, keluarga Smith mengundangku untuk hadir di pesta ulang tahun putra mereka, Edward." ujar William menjelaskan.
" Dan aku ingin kau menjadi pendampingku. " lanjutnya lagi. Mendengar permintaan William ia sempat terdiam beberapa menit. Keluarga itu tidak memiliki hubungan baik dengan keluarganya dan cenderung berusaha menjatuhkan nama baik keluarganya. Ia hanya menatap tuan muda itu dalam diam.
"Aku tahu apa masalahmu dan tenang saja aku tidak akan membiarkan mereka menyakitimu atau melukai keluargamu. " ujar William. Ia menggenggam tangan pria itu dengan erat dan berusaha meyakinkannya.
"Baiklah jika begitu. " jawab Christian pada William. Ia berharap tidak akan ada hal buruk yang terjadi.
Malam yang dinanti pun tiba. Kedua pria tersebut beranjak dari mansion keluarga Preston menuju mobil sedan milik keluarga itu. Selama di perjalanan mereka tidak mengatakan apapun dan hanya kesunyian yang menemani mereka. Sesampainya di kediaman keluarga Smith, William mengulurkan tangannya kepada Christian untuk membantu pria itu dan dengan senang hati Christian menerima uluran tangan tersebut.
Di pesta tersebut, ada rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh Cristian. Ia merasakan ada sesuatu yang aneh namun ia tidak mengetahui apa itu. Ia berjalan besama dengan William. Sesampainya diambang pintu kediaman Smith mereka disambut oleh pelayan yang mengantarkan mereka pada kepala keluarga tersebut, Lauren Smith. Pria itu menyambut mereka dengan hangat khususnya William dan mengajaknya minum.
Christian melihat banyak para bangsawan yanh berkumpul satu sama lain. Banyak hal yang mereka bicarakan mulai dari bisnis, keluarga hingga pesta yang sedang dihadiri. Christian yang merasa bukan bagian dari mereka melangkahkan kakinya keluar dari acara tersebut menuju taman yang berada di samping kediaman tersebut. Taman tersebut begitu indah dan ditumbuhi oleh pepohonan dan bunga jasmin. Malam ini begitu terang dengan bulan purnama yang menerangi.
Ia mengingat kembali ketika ia masih kecil ayahnya pernah bercerita kepadanya.
"Christi, lihatlah bulan itu. Cantikkan? " ujar sang ayah.
"Iya yah, cahayanya juga sangat terang." ujar Christian yang waktu itu baru berusia 5 tahun.
"kamu tahu, konon bulan itu merupakan seorang dewi yang disebut dewi bulan dan para vampir menggunakan petunjuk dari dewi bulan untuk bertemu dangan pasangannya." jelas sang ayah sambil menatap ke arah bulan purnama itu.
"Dewi yah?? Berarti dia sungguh hebat."
"Enn.." ujar sang ayah menganggukan kepalanya.
"Apa vampir benar-benar nyata yah? Tidakkah itu hanya mitos?" tanya Christian lagi dengan polosnya.
"Entahlah putraku. Tidak ada orang yang pernah melihat mereka." ujar sang ayah.
Kedua ayah dan anak itu bersama-sama memandangi bulan purnama yang indah itu.
Mengingat itu membuatnya sungguh bahagia. Masa kecilnya yang bahagia bersama sang ayah tidak mungkin bisa diulang kembali. Memgingat itu membuatnya ingin menangis.
"Yah, apakah ayah baik-baik saja di sana? Apakah ayah sehat?" gumam Christian sambil memandang bulan purnama yang bersinar terang itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] My Bloody Partner [HIATUS]
VampirSeorang pria cantik, terlahir dari kaum manusia lemah dan dari keluarga bangsawan kecil. Keluargannya menjualnya ke sebuah keluarga bangsawan ternama bernama preston demi melindungi nama keluarganya, archer. Sejak pertama kali menginjakkan...