Pagi yang cerah, matahari bersinar memancarkan cahaya kuning keemasannya. Cahaya tersebut masuk dari jendela besar di sebelah kanan kasur milik Christian. Perlahan dibukanya mata birunya itu dan melihat langit-langit kamarnya yang begitu indah. Cahaya matahari yang hangat itu menyinari setiap sudut kamar miliknya. Perlahan ia bangkit dari tempat tidurnya, berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia segera bersiap-siap. Tiba-tiba terdengar sura pintu diketuk.
"Sudah waktunya sarapan tuan. " ujar Michael dari luar.
"Aah.. Iya. Aku akan segera turun. " jawab Christian. Ia membuka pintu kamarnya dan diluar pelayan tua bernama Michael itu sudah menunggunya.
"Mari tuan. " ujar pria tua itu. Christian mengikuti pria itu dari belakang. Sesampainya di meja makan yang begitu luas itu, sang pelayan menarik kursi dan mempersilahkan Christian untuk duduk. Di meja makan sudah menunggu William dan seorang wanita yang cukup cantik. Christian berusaha memposisikan tubuhnya senyaman mungkin meski ia merasa sedikit gugup.
"Bagaimana tidurmu, apakah nyenyak?" tanya William.
" Tentu saja tuan William. " jawabnya. Ia melirik wanita di depannya. Wanita itu memiliki rambut keemasan bergelombang yang cukup panjang dengan kulit putih pucat dan mata yang berwarna merah menyala. Pandangan wanita itu begitu tajam dengan bibir yang tersenyum sedikit sinis.
"Christie, perkenalkan. Ini ibuku, Maria Emerald Preston. Semalam kita tidak dapat berjumpa dengannya karena beliau sudah beristirahat. " ujar William memperkenalkan wanita di sampingnya.
"Senang bertemu dengan anda Nyonya Preston. " ujar Christian menyapa wanita itu.
"Aiyah.. Jangan memanggilku begitu. Panggil aku mama Maria." balas wanita itu. Kali ini senyumnya berubah sedikit hangat.
"Baaik nyonya.. Maksudku, mama Maria. " jawab Christian sedikit ragu-ragu.
"Good boy. Kamu manis sekali. " kata wanita itu sambil tertawa. Kali ini ia memandang wajah Christian begitu dalam.
"Kenapa jadi diam. Mari kita makan." lanjut William.
Mereka yang tengah berada di meja makan pun menyantap makanan yang dihidangkan. Menu kali ini merupakan sarapan ala pranciss yang telah disiapkan para pelayan. Dengan ragu-ragu ia mengambil makanan yang sudah tersedia di depannya, meletakkannya ke dalam piring miliknya dan mencicipi hidangan tersebut.
"Enm, sangat nikmat. " batinnya. Ia menyuapi sesendok makanan lagi ke mulutnya. Sepertinya ia tidak bisa menghentikan dirinya untuk berhenti menyuapi makanan tersebut seolah ia ingin memakanannya lagi dan lagi.
"Bagaimana Cristie? Apakah sesuai dengan seleramu? " tanya William sedikit tersenyum. Christian yang mendengar suara William tiba-tiba menghentikan kegiatannya dan dengan malu-malu menatap sang tuan muda tersebut.
"Tentu saja tuan William. Makanannya sungguh nikmat." jawabnya. Tuan muda rumah tersebut hanya bisa tersenyum manis melihat kelakuan calon mempelainya itu.
"Jika demikian, makanlah lebih banyak. " ujar William. Ia mengambil beberapa lauk dan menuangkannya ke piring milik Christian.
"Aah.. Terima kasih tuan. " jawab Christian.
"Mulai sekarang panggil aku William. Aku ingin kita lebih akrab. Kau boleh menghilangkan formalitas diantara kita." ujar William sambil meneruskan makannya.
"Tapi.. " belum sempat ia melanjutkan kata-katanya telah di potong oleh William.
"Tidak ada kata 'tapi'. Lakukan saja apa yang kuminta. " kata William dengan memberikan sedikit penekanan.
"Baiklah.. William. " jawabnya sambil melanjutkan makannya.
William yang melihat reaksi mempelainya itu merasa senang. Ia tidak menyangka bahwa calon istrinya itu akan begitu penurut. Ia mengambil gelas yang berisi cairan merah miliknya dan menyesapnya. Hatinya sungguh puas pagi ini.
William melihat cairan merah tersebut dan bertanya-tanya, "apakah itu wine? " pikirnya. William menyadari perubahan ekspresi wajah pria itu dan berkata, " Ada apa Christie, em?? ". Christian yang dari tadi berkutat dalam pikirannya terkejut.
"Aah.. tidak." jawabnya.
"Apakah itu wine? " tambahnya. Ia begitu penasaran dengan minuman tersebut.
William yang mendengar pertanyaan pria tersebut tidak menyangka bahwa ia akan menyadari cairan yang diminumnya. Ia tidak mungkin mengakui kalau cairan tersebut adalah darah yang biasa dikonsumsinya setiap hari. Para pelayan biasanya telah menyetok darah di penyimpanan pribadi mereka untuk digunakan setiap hari. Terkadang William suka meminum darah langsung dari manusia langsung, namun ada waktu-waktu tertentu ia tidak bisa melakukannya. Ia paling suka darah perawan karena mereka akan menghasilkan darah dengan rasa yang nikmat, namun sekarang ini sangat sulit untuk mencari darah perawan yang sesuai dengan seleranya. Untuk itu keluarga Preston sangat selektif dalam memilih darah bagi tuan muda tersebut.
"Ya, tentu saja. " jawab William berbohong.
"Aku suka mengkonsumsi wine di pagi hari. " ujarnya lagi.
"Wine tidak baik dikonsumsi pagi hari karena akan berdampak buruk bagi kesehatanmu." balas Christian menasihati.
"Baiklah. Akan kuturuti saranmu Christie." jawab William sedikit manja. Ia senang karena pasangannya itu begitu perhatian. Ia merasa harus berhati-hati jika ingin meminum darah tersebut. Ia harus pastikan Christian tidak ada di sekitarnya ketika ia mengkonsumsi cairan merah tersebut.
Wanita yang dari tadi menonton drama mereka hanya bisa tertawa di dalam hati. Baru kali ini ada yang begitu berani kepada putranya tersebut dan lagi sang putra juga sangat menyayangi orang tersebut.
"Ini akan menjadi pertunjukan yang menarik. " gumamnya.
Selesai sarapan William mengajak Christian untuk berkeliling mansion dan melihat-lihat pemandangan disekitar. Ia juga memberi tahu seluk beluk mansion agar Christian tidak tersesat karena Mansion keluarga Preston memang sangat luas, belum lagi taman mereka yang ditata begitu rapi dan cantik dengan bunga-bunga yang ditanam untuk menghiasi taman.
"Sepertinya keluargamu begitu menyukai bunga, terutama mawar merah. " ujar Christian terlebih dahulu.
"Tentu saja. Ibuku sangat menyukai mawar merah dan mereka begitu cantik bila di lihat di malam purnama. " jawab William.
"Sayang mereka begitu rapuh, namun kerapuhan mereka yang membuat orang-orang ingin memiliki mereka. Mereka begitu menawan. " ujar William menambahi. Christian yang mendengar perkataan William hanya bisa terdiam. Ia tidak mengerti apa yang dikatakan pria itu. Ia mengira satiap keluarga bangsawan kelas atas pasti punya nilai seni yang tinggi yang tidak begitu dimengertinya.
"Apakah kau sudah puas berkeliling? " tanya William kepada pria di sampingnya itu. Ia memandang pria itu dengan tatapan dalam. Di dalam benaknya pria cantik itu sama halnya dengan mawar tadi. Ia begitu rapuh hingga membuat dirinya ingin memilikinya seutuhnya. Namun ia sadar bahwa mawar memiliki duri, ia harus berhati-hati agar mawar tersebut tidak sampai melukainya dengan durinya tersebut.
"Enn.. Aku rasa kita bisa kembali. " jawab Christian.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] My Bloody Partner [HIATUS]
VampierSeorang pria cantik, terlahir dari kaum manusia lemah dan dari keluarga bangsawan kecil. Keluargannya menjualnya ke sebuah keluarga bangsawan ternama bernama preston demi melindungi nama keluarganya, archer. Sejak pertama kali menginjakkan...