Di pagi harilah gadis berambut panjang terurai dan tertata rapi memulai aktifitasnya, lain dengan gadis seumuran nya yang masih sibuk dengan bantal guling serta hangatnya selimut. Hampir setiap Subuh dia sibuk membuat adonan kue, bahkan tidak hanya satu dua adonan yang dia buat. Dengan telaten tangan mungilnya menghias kue-kue yang baru saja keluar dari oven ketika sudah jadi tinggal dikirim pada pemesan.Elvina Kyra Edrick, sebuah nama yang sederhana namun memiliki arti yang indah. Elvin berharap suatu saat hidupnya sesuai namanya, nama pemberian kedua orang tua nya. Walaupun kini dia sudah tak memiliki keluarga yang utuh, namun tak ada kata menyerah dalam hidupnya. Mama dan papa nya sudah tenang di alam yang berbeda, namun baginya mereka selalu hadir di setiap sisi Elvin berada.
Aroma manis menyeruak kedalam indera penciuman, pertanda kue tart berbentuk hati sudah matang. Tinggal menghias sesuai pesanan dan kemudian mengantarnya sesuai alamat yang dituju. Dilihat dari segi hiasan, sudah pasti kue ulang tahun tersebut untuk kekasih nya.
"Fyuhhh, finish,,,!" Elvin menarik nafas, begitu lelah harinya namun begitu menyenangkan ketika beradu dengan hal yang manis.
"Wow, kalian akan segera gue antar yeah cantik dan imut seperti biasa," memuji kue buatannya sendiri, nampak aktifitas yang tak pernah luput dari Elvin setelah usai membuat kue-kue nya.
Menuju garasi dengan beberapa mobil tertata rapi disana, Elvin lebih memilih mengendarai sepeda motor matic nya. Dia tidak perlu menunjukkan dirinya saat ini, namun ketika Elvin yang lain tiba sudah pasti mobil mewah akan berguna saat nanti.
"Seperti biasa Non?"
"Yap, gue nanti gak pulang jaga rumah gue. Ehh awas kalo ada maling masuk gue damprat Lo pada," peringkat Elvin pada anak buahnya.
"Asiyap non,"
"Btw, ada sisa kue Lo makan gih," sambil menunjukkan senyum ramahnya.
"Emang terbaik deh Lo El," puji Gery yang baru keluar dari rumah.
"Ya dong bang, gue pergi dulu bye!!,,"
"Bye dedek Abang sayang," balas Gery
"Alay Lo jadi manusia,!" Sahut Renard selaku tangan kanan Gery dan sahabat nya.
Gery ikut melambaikan tangannya, Elvin baginya sudah seperti adik kandungnya sendiri walaupun terkadang terbesit rasa aneh saat disisi Elvin. Namun, pemikiran tentang itu selalu Gery tepis, bukannya tidak boleh namun Gery tak ingin kehilangan gadis kecilnya dengan embel-embel cinta.
Sang Surya menampakkan cahayanya yang begitu cerah, membuat senyuman Elvin semakin merekah. Membelah jalanan kota yang belum terlalu padat, karena saking paginya dia berangkat. Mentari mengerti suasana hatinya kali ini, dan Elvin berharap mentari selalu menghangatkan jangan seperti butiran hujan....!.
"Terlalu banyak hal yang ku tutupi,
hingga aku lupa bagaimana caranya tertawa,
menikmati setiap waktu yang sempurna,
walau aku tau di dunia ini yang sempurna hanya milik pencipta,
Namun raga tak akan lelah mencari dimana yang namanya letak bahagia itu berada,"
Elvin terus mendatangi rumah demi rumah mengantarkan pesanan kue, hingga rumah terakhir yang terletak di ujung sudut kompleks. Sangat mewah walaupun jaraknya dengan perumahan lain berjauhan. Elvin baru kali ini menerima pesanan dari pemilik rumah tersebut, padahal selama ini yang memesan kue nya hanya orang yang sudah sangat dekat dengannya. Dihari Minggu pun biasanya banyak securty berjaga di post namun beda dengan arah rumah yang akan Elvin tuju."Lahhh,, masa pada libur semua nih orang,, gak ada yg jaga atau apa? Gue tanya ma siapa dong?" Tanya Elvin entah pada siapa.
"Fyuhhh, temu jugak Lo!!,, Dasar gak ada tempat lain apa??, Seneng amat punya rumah di pojok an,, mewah sih mewah tapi hawanya dingin amat!" Cerocos Elvin saat sudah sampai di depan gerbang.
Tanpa menunggu lama setelah menekan bel rumah, keluar seorang wanita paruh baya, dari penampilannya sih pembantu disini. Dan terlihat dua orang bertubuh besar sedang berdiri diantara pintu masuk rumah. Elvin bergidik ngeri melihat tatapan om botak yang tengah melihatnya seperti di intimidasi.
"Mbak kue ya?" Tanya wanita tersebut menghampiri Elvin.
"Bukan,!" Jawab Elvin ketus.
"Ouhh,, lha terus siapa ya mbak? Ada keperluan lain dengan tuan kah?" Tanya wanita itu lagi dengan memicingkan matanya.
" Ya jelas gue bukan kue! Lahh gue orang dikata kue dari mananya!!" Elvin mendengus sebal.
"Hehe iya mbak maaf, maksud saya mbak e yang ngantar kue kan?"
"Nah tull,, nih btw uangnya udah ditransfer,, bilang buat yg makan Semoga harinya menyenangkan," kata Elvin dengan senyum ramahnya.
"Terimakasih,"
"Oki Diki,!!"
Tanpa Elvin sadari, ada yang sedang memperhatikan nya dibalik jendela atas, dengan senyum penuh misteri. Dengan angkuhnya laki-laki berpakaian jas lengkap, tangan dimasukkan kedalam saku celana masih setia melihat Elvin pergi hingga menghilang dibalik tikungan jalan.
"Permisi tuan, ini kue yang tuan pesan tadi,!"
"Hmm,"
"Anjing kecil gue ternyata sudah dewasa,, saatnya sang tuan mendidik sang anjing biar patuh," kata lelaki tersebut dengan senyum sinisnya.
Manis, lembut dan sangat khas itulah hal yang lidah rasakan saat kue buatan Elvin masuk kedalam mulut. Lagi dan lagi kenangan itu muncul, memang benar hal yang terlalu manis memanglah tidak baik. Tapi bagi seorang Alva Adhitama Bwana semua yang tidak mungkin akan sangat mungkin baginya termasuk memiliki Elvin seutuhnya.
"Katanya gak pulang tadi?" tanya Gery langsung merangkul bahu Elvin.
"Yee," Elvin
"Lahhh muka Lo kok kayak air comberan?" Gery bertanya dengan muka mengejek.
"Males gue,"
"Napa Lo? Ketemu setan apa?"
"Banyak bacot Lo bang, males deh gue!!,," Elvin berjalan dengan kaki dihentakkan menuju sofa.
"Iya napa cerita dong,!" Desak Gery, bukan Gery namanya kalo keponya belum kejawab.
"Tadi gue nganterin kue kerumah yg jauh banget tauk,, dipojokan udah gitu banyak orang seragam item-item," jelas Elvin dengan muka serius.
"Serius??" Gery nampak serius.
"Iya bang suer wer kewer deh,, terus gue di lihatin kaya gue artis ngetop aja,,padahal kan muka gue cuma mirip sama Natasha Wilona," ucap Elvin dan Gery langsung tertawa renyah.
"Apa Natasha Wilona, ngaca sono muka Lo aja kaya air comberan gitu!!"
"Jahat amat Lo bang,!" Kesal Elvin.
Gery hanya tertawa, memang Elvin selalu berbeda dengan kebanyakan gadis lainnya. Dia suka Elvin yang selalu ceria, Cerewet, cantik dan pastinya selalu ada saat Gery membutuhkannya. Begitu pula Gery, dia akan tetap dmenjadi rumah untuk Elvin, akan selalu memberikan tempat ternyaman untuknya.
***
Yeahhh, lagi dan lagi author nggak jelas bikin cerita....
Sorry deh,,, kalo buruk komen kasih saran gitu ya!!!Vote nya sangat berarti lohhh😊❣️
KAMU SEDANG MEMBACA
Alva Is Mine (18+)
Teen Fiction*HIATUS, Sorry Buat Para Reader Tercinta* Slow Update :v 18+ artian banyak kata" kasarnya mwhehehe.... Gimana kalo kalian udah nggak punya keluarga yang utuh? Kalian akan berubah jadi anak baik atau sebaliknya?