3

972 50 18
                                    

Memperhatikanmu dalam diam adalah kesenangan tersendiri bagiku, Namun ketika mata elangmu menatapku dengan tajam, entah ritme jantungku seakan berdetak tak wajar.

Cahaya mentari menyinari wajah tenang Elvin yang masih terpejam, menikmati puing-puing mimpi. Menggeliat karena merasa terganggu.

Elvin bersandar pada ranjang mengucek mata untuk mengedarkan pandangannya. Melirik jam dinding yang masih menunjukkan jam 6 pagi.

Hari Rabu, Elvin tak perlu terburu-buru untuk bersiap-siap sekolah. Dikarenakan, hari dengan mata pelajaran yang santay semua. Bangkit dari ranjang, Elvin melangkah ke kamar mandi guna membersihkan diri.

Kali ini Elvin ingin memakai jaket Hoodie pink-nya. Didepan kaca besarnya, Elvin terus mengacak rambutnya kesal. Mengingat kejadian semalam, lelaki yang sangat bangsat batinnya. Namun, baru kali ini dirinya tertarik dengan yang namanya lelaki.

"Morning,,!" Sapa Elvin mengecup pipi Gery yang tengah sibuk membaca koran.

"Morning to,, sarapan gihh," suruh Gery,

"Maunya ditemenin Abang dong, yukk,,!!" Rajuk Elvin. Gery langsung berdiri dan mengacak rambutnya dengan gemas.

"Ishhh Abang, rambut gue berantakan lagi nihh," ucap Elvin menghentakkan kakinya.

"Masih cantik kok," puji Gery jujur.

"Iya dong,"

"Lo sakit El?" Gery menempelkan telapak tangannya di kening Elvin.

"Nggak bang," elak Elvin

"Nggak gimana? Tuh anget kening Lo aja,, nggak usah sekolah hari ini," kata Gery.

"Enak aja, cuma gini aja mah kecil,"

"Ell, bandel banget sih Lo, nggak usah sekolah entar kalo demam gimana?" Kuwatir Gery.

"Aelah bang, Elvin udah gede bisa jaga diri," Elvin mendengus kesal.

"Kalo gitu biar diantar Pak Wily, sorry gue habis ini ada meeting di kantor,"

"Ogah, gue masih kuat bawa mobil sendiri," Elvin

"El plis lah, kalo gitu gak usah sekolah,,"

"Iya-iya bang, aelah ribet amat cuma anget doang,,!" Geram Elvin, kekhwatiran Gery menurut Elvin keterlaluan.

Gery tersenyum tulus, sebenarnya Elvin tidak nyaman dengan senyuman Gery yang sangat sulit diartikan.

Hanya suara dentingan sendok dan piring yang saling bersahutan, tidak ada yang berbicara. Memang Gery sangat tidak suka disaat makan sambil bicara, baginya itu hal yang tidak sopan. Elvin yang sudah menghabiskan roti serta susu nya, segera berpamitan dan bergegas sekolah.

Kali ini Elvin diantar sopir, dikarenakan kurang enak badan. Dan setelah berdebat, akhirnya Elvin setuju di antar pak Wily, sopir dengan umur setengah baya.

"Mana Erlangga?" Tanya Elvin pada sopirnya.

"Dia lagi ngantar temen tuan Gery ke kantor duluan non," jelas Wily selaku ayah Erlangga.

Alva Is Mine (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang